What Do You Want?

Posted on November 14th, 2014

“People don’t care how much you know until they know how much you care.” (John C. Maxwell)

USIA BUKAN MERUPAKAN HAMBATAN untuk belajar. Tata ruang pun tidak menjadi batas lingkup belajar. Sampai kapan?? Sampai denyut jantung berhenti bekerja. Apa subyek pembelajaran dan dari siapa?

Motto hidup saya: Be Yourself, but Better Everyday mengamanatkan untuk saya hendaknya terus belajar setiap hari, dari siapa saja dan dari sumber mana saja untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik hari ini dibandingkan dengan kemarin, dan besok lebih baik dibandingkan dengan hari ini.

Apa yang Saya Kehendaki??

Judul tulisan ini: “What Do You Want?” merupakan pertanyaan yang sering digunakan oleh para Coach dalam sesi coaching. Tapi tidak ada salahnya kalau saya layangkan pertanyaan itu kepada diri saya sendiri:

“Apa sih sebenarnya yang saya maui ??”

Pertanyaan ini sebenarnya didasari pada beberapa hal:

  • Apakah saya sudah mengenali seluruh talentaku untuk memungkinkan saya menggunakannya secara optimal dalam kehidupan ini?? Ini merupakan bagian eksplorasi dari penggalan pertama motto hidupku: Be Yourself.
  • Apa sebenarnya passion-ku?
  • Apakah makna penggalan kedua: Better Everyday sudah cukup memadai?
  • Bukankah menjadi pribadi yang lebih baik, juga karena kita membuat orang lain  lebih baik sehingga virus pembelajaran terus menyebar??
  • Untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik, saya juga harus terus belajar, belajar untuk bisa mendapatkan sesuatu untuk berbagi.

Jadi Apa Sebenarnya yang Saya Kehendaki??

Panggilan untuk Berbagi

Dalam menelusuri berbagai potensi kapabilitas yang diperlukan untuk bisa bergerak lebih cepat, saya menemukan bahwa dalam abad ke-21 ini semakin banyak gejala di berbagai Negara, bahwa Coaching menjadi pilihan profesi atau kapabilitas yang harus dipunyai seorang pimpinan, baik di perusahaan atau dalam komunitas lainnya.

Lebih dari itu, coaching juga bisa membantu individu dalam menemukan kehidupan yang lebih bermakna, atau dalam rangka individu atau tim yang akan membawa kebaikan kepada banyak orang.

Sampailah saya pada kesimpulan untuk mendalami COACHING. Ini akan membantu saya memperkenalkan pentingnya program ini di perusahaan tempat saya bekerja, atau sayapun bisa memainkan peran sebagai seorang coach.

Pilihan saya jatuh pada program: “The Art and Science of Coaching,” ICF Accredited Coach Training Program, yang diselenggarakan oleh Erickson International. Foto berikut ini bersama Marilyn Atkinson (kiri)  dan teman-teman peserta program.

What Do You Want by josefbataona

Satu Langkah Awal yang Penting

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan seorang karyawan dari coaching, antara lain:

  • Lebih jelas apa tujuan dan makna dari sebuah pekerjaan.
  • Masa depan adalah yang utama, dan karyawan dibiasakan untuk melihat dengan kacamata positif.
  • Proses Coaching itu sendiri membantu membangun mindset positif.
  • Karyawan akan menemukan sendiri solusi serta langkah follow-up nya.
  • Karena rencana tindak lanjut adalah temuan karyawan sendiri, maka dia akan merasa memiliki dan komit untuk melaksanakannya.
  • Karyawan dipacu untuk berpikir kreatif demi menemukan ide-ide baru.
  • Pada gilirannya, akan meningkatkan produktivitas karyawan, produktivitas unit, bahkan produktivitas perusahaan.
  • Melalui lingkungan yang cinta coaching, karyawan akan merasakan apresiasi akan hasil pikiran dan karyanya, sehingga dengan demikian diharapkan akan betah tinggal di perusahaan.
  • Dan masih banyak lagi …

Komitmen untuk mengikuti program ini begitu kuatnya karena saya sendiri juga merasa bahwa tool ini (Coaching) akan membantu saya juga dalam program berbagi kebaikan kepada orang lain.

Erickson Professional Life Coach

Langkah Nyata adalah Wajib

Program yang saya tekuni sejak Maret tahun ini, telah mengantar saya untuk mendapat pengakuan sebagai Erickson Professional Coach. Sebagai langkah awal saya akan fokus pada Human Capital Coaching, membantu individu atau tim untuk menemukan “Shining Moment” agar mereka bisa lebih bersinar dalam profesinya dalam menanggapi panggilan tugas apapun.

Di samping menggunakan profesi ini untuk keperluan di tempat kerja, pada kesempatan ini, yang juga bertepatan dengan ulang tahun blog ini pada Selasa lalu, saya ingin memberikan hadiah kepada pembaca blog ini berupa:

Kesempatan Coaching secara Cuma-Cuma

Kesempatan ini saya berikan kepada 5 (lima) pembaca pertama yang menghubungi saya via blog, Facebook atau Twitter. Saya akan menghubungi mereka untuk  memberitahu apa yang perlu disiapkan.

Ini baru merupakan langkah awal. Langkah seorang diri seperti ini akan memberikan hasil yang tidak maksimal. Karena itu berbagai langkah lanjutan diperlukan, misalnya bergabung dalam Indonesia Coaching Movement.

So, What do You Want, Josef? Ikuti posting lebih lanjut.

“Coaching creates the tipping point for people to change.” (Marilyn Atkinson)

Bookmark and Share

14 Responses to What Do You Want?

  1. Sello R. Pradityo says:

    Dear Pak Josef,
    Sangat menginsiprasi sekali artikel yg bapak share-kan,

    Namun yg senantiasa ada di benak saya adalah bagaimana memberikan kesadaran kepada para pimpinan perusahaan akan pentingnya coaching, tidak hanya sebagai bagian dari mengembangkan potensi namun juga sebagai bagian dari mempertahankan para talenta terbaik..

    Kiranya pak Josef berkenan membagikan sedikit ilmu untuk kami agar kami bisa terus berkontribusi dalam mengembangkan para talenta terbaik seperti yg Bapak tengah lakukan di Indofood,

    Terima Kasih,

    Sello R. Pradityo

    • josef josef says:

      Terima kasih Sello untuk waktunya menyimak tulisan di blog ini. Yang penting bisa membuka mata Sello tentang pentingnya Coaching. Semoga anak buah Sello bisa mendapat manfaat dari coaching yg dilakukan Sello. Salam

      • Sello R. Pradityo says:

        Terima kasih Pak Josef untuk tanggapan Bapak,
        Bila memungkinkan dan ada kesempatan, sungguh sangat menyenangkan hati jika seandainya Bapak bisa berkenan berbagi langsung mengenai hal ini dengan saya,

        Semoga Pak Josef senantiasa dalam keadaan sehat selalu,

        Warm Regards – Sello R. Pradityo

  2. Ewaldo says:

    Pak, Saya mau di coaching oleh Bapak! ewaldoapra@yahoo.com 🙂

  3. Hanafi says:

    Pak Josef, very inspiring …semiga termasuk 5 pembaca yang berkesempatan mendapatkan coaching secara cuma-cuma

  4. Halo Pak Josef,

    saya terkoneksi dengan Bapak di twitter dan fb tetapi membaca hal ini via linkedin.

    Saya tertarik untuk menjadi binaan bapak, karena saat ini saya merasa kesulitan memaksimalkan 3 misi yang saya jalani :
    1. Berhasil dalam pekerjaan(HR manager caffe bene)
    2. Misi sosial 1 : Mengembangkan Inclusive HR Indonesia menjadi organisasi pemberdayaan nasionalisme, humanisme dan kompetensi HR yang berdampak luas & dalam
    3. Misi sosial 2 : Membentuk lingkaran kolaborasi pemuda yang mampu menjadi tempat berkembangnya solusi kebijakan publik indonesia(saat ini dibantu oleh senior FIS dan sebentar lagi merge dengan paramadina think tank group).

    Mudah-mudahan saya cukup beruntung dan mudah mudahan bisa menjadi binaan yang sukses, terlebih lagi bisa bermanfaat mengentaskan kemiskinan paradigma berpikir dan ekonomi di indonesia.

    Maaf mengganggu rutinitas Bapak, have a nice day.
    Sincerely,
    Vincentius Arnold
    085871483205

    • josef josef says:

      Terima kasih Vincent untuk ulasanmu, juga untuk kunjungan ke blog ini. Saya sudah mencatat Vincent yang akan saya hubungi lebih lanjut. Salam

  5. wahyu awaludin says:

    wah masih termasuk 5 orang itu gak ya 😀

    pak Josef, saya daftar nih 😀

  6. arif says:

    tidak pernah membosankan baca blog pak Jose Bataona, selalu ada yang baru yang mengispirasi. semoga masih berkesempatan u/ dapat coaching dari pak Josef B. terima kasih //arif @bandung

  7. ratih says:

    Baru baca artikel Pak Josef ini..
    Wah banyak yang antri utk bisa di coach Pak Josef nih..
    Dari sekian banyak manfaat coaching, beberapa yang saya paling suka adalah kita dipacu berpikir kreatif utk menemukan solusi shg kita dapat semakin mudah menyingkirkan halangan yg selama ini menghambat kita.
    Terima kasih Pak..
    (satu hal yg belum kesampaian yaitu belajar meditasi dari Pak Josef ^_^ )

    • josef josef says:

      Yang mendaftar untuk mendapatkan coaching, lima dari mereka sudah saya email confirmasi semalam. Dan terima kasih Ratih, sdh mulai menemukan esensi coaching dari perspektif coachee itu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...

Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...

josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...


Recent Post

  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu
  • WFH – Working From the Heart