Mimpi Jadi Kaya Raya

Posted on November 24th, 2015

“Life would be much better if we didn’t see wealth as a measure of self-worth, but instead just did what we loved, regardless of the return.” (Che Garman)

TENTU SAJA BOLEH! Demikian jawaban saya secara spontan, ketika seorang peserta sarasehan bertanya di saat istirahat makan siang: “Apakah boleh bermimpi ingin menjadi kaya raya?”

Kemudian tanya saya lebih lanjut: “Apakah itu merupakan hal yang paling penting dalam kehidupanmu saat ini? Apa yang akan Anda lakukan dengan kekayaan yang diraih?” Dan pertanyaan terakhir adalah: “Apakah kekayaan itu akan membuatmu menjadi pribadi yang jauh lebih baik?”

Kata-kata bijak ini mengingatkan kita sejak dini:

“Although gold dust is precious, when it gets in your eyes, it obstructs your vision.” (Hsi Tang)

Mimpi jadi Kaya Raya

Mimpi Jadi Kenyataan

Saya sengaja mengetik di Google: ‘story about dream comes true‘ dan hanya dalam 0.39 detik hasil penelusurannya adalah 96.100.000. Jadi mimpi tidak sekedar dongeng yang kita dengarkan di masa kecil. Dari sekian juta cerita, saya memilihkan satu saja dari values.com, kisah dengan judul: Dreams Do Come True,  walaupun penulisnya anonymous.

Beruntung sejak kecil orang tuaku mendorongku untuk gemar membaca, sampai aku bermimpi untuk menjadi penulis. Tapi karena mereka tidak mendorongku untuk menulis, maka saya menulis diam-diam dalam kamarku.

Memasuki masa remaja, saya mulai menaruh minat pada interior design, tapi orang tuaku malah mendaftarkan aku untuk belajar di sekolah sekretaris, dan akhirnya bekerja di bidang ini selama 20 tahun.

Jelang usia 40 tahun saya mulai galau, merasa tidak sesuai dengan pekerjaanku karena saya ingin sesuatu yang kreatif dalam hidup ini. Saya mulai percaya pada mantra baru: “Life begins at fourty”

Program TV “Decorating Shows” kembali membangunkan minat masa remajaku, saya simak setiap detail pertunjukan itu, dan perlahan tapi pasti saya bertekad untuk menjadi “interior design”.

Sepuluh bulan menjelang ulang tahunku ke40, saya mendaftarkan diri untuk “interior-decorating course” selama dua tahun, yang bisa saya padatkan dan mampu meraih diploma hanya dalam 9 bulan. Saat itu adalah 12 hari menjelang ulang tahun ke-40.

Selanjutnya saya harus mencari pengalaman di perusahaan. Kunjunganku ke sebuah interior showroom, ternyata mengantar saya ke pekerjaan yang diimpikan, dan sekaligus membuka berbagai kesempatan yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya menjadi konsultan dekorasi di showroom itu, dan tanpa disadari pekerjaan ini sedang menuntunku menuju karier yang saya impikan.

Pintu kesempatan terbuka di 1997, ketika saya ditawari untuk menulis di kolom dekorasi dari sebuah majalah wanita. Tulisan di kolom ini bukan saja membuka pintu untuk berbagai proyek dekorasi yang saya dapatkan, tapi juga kesempatan untuk mengajar interior decorating di kelas.

Di tengah momen menikmati karier baru dan ragam pengalaman, saya mulai menyadari bahwa saya sedang mengerjakan sesuatu yang saya mimpikan sejak kecil: MENULIS. Untuk menunjang itu, saya pun mendaftar “freelance writing course”. Feed back dari tutorku memberikan saya keyakinan untuk mengirimkan tulisanku untuk publikasi di internet.

Sebuah online newsletter mempublikasikan cerita tentang misi hidupku dan langkah mengejar mimpiku. Tanggapan pembaca di luar dugaan, dari berbagai belahan bumi. Mereka meminta saran, atau mendorongku untuk menulis artikel tentang motivasi, terutama sebagai seorang wanita. Hobi baru ini menguak passion-ku yang sekaligus menyita banyak waktuku: MENULIS

Tidak bisa dihindari, saya harus bekerja mengurus anak, rumah tangga dan juga tugas sebagai karyawan tetap di kantor. Di usia 50 tahun, dengan dukungan suami saya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai karyawan tetap, agar bisa lebih leluasa mengurus keluarga dan fokus pada pekerjaan saya sebagai freelance writer. Seminggu jelang saya berhenti, sebuah koran terkemuka dan tertua di negeriku menawarkan saya untuk menulis weekly motivational/inspirational column untuk majalah wanita mingguannya.

Saat ini, saya menulis untuk dua regular column sambil membuat riset dan menulis “feature articles” dengan beragam topik. Sementara itu tiga buku tulisanku sedang dipersiapkan untuk diterbitkan dan website-ku pun sedang di-design.

Keluargaku memberikan komentar, bahwa saya nampak lebih muda dan penuh energy. Saat ini saya hidup sesuai apa yang saya mimpikan sejak kecil, dan mengerjakan yang saya cintai. Saya adalah juga freelance writer, sambil mewujudkan mimpi lainnya: menjadi Motivational Speaker.

Kunci Pembuka Kesempatan

Kisah yang sangat inspiratif di atas, selain mengetengahkan mimpi yang menjadi kenyataan tapi juga memberikan kita beberapa butir pembelajaran penting. Kisah di atas sangat gamblang memaparkan rangkaian pekerjaan yang justru menjadi kunci peluang sukses berikutnya dan berikutnya lagi. Dan di setiap tahap penulis selalu mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya dengan sungguh-sungguh, dengan sepenuh hati.

Di permukaan, seakan-akan interior design adalah destinasinya. Pada kenyataannya passion-nya adalah MENULIS, sementara kontennya adalah tentang interior design.  Kombinasi kemampuan menulis, pengetahuan/pengalaman sebagai interior design, memunculkan kesempatan sukses berikutnya sebagai Motivational Speaker.

Di akhir kisah itu, penulis menutupnya dengan pesan cantik:

“On my journey, I have learned that it is never too late to pursue, and live your dream.”

Bookmark and Share

2 Responses to Mimpi Jadi Kaya Raya

  1. Belajar tidak mengenal waktu. Teruslah belajar selama hayat masih dikandung badan.

    Terima kasih atas sharingnya Pak Josef.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...

Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...

josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...


Recent Post

  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu
  • WFH – Working From the Heart