Posted on November 1st, 2016
“Tools and technology do not grow leaders. Leaders grow leaders.” (William C. Byham)
BERBAGAI SURVEY yang menampilkan issue tentang Engagement dan Millennials cukup menyita perhatian para praktisi. Berbagai media juga tidak mau kalah dalam meliput berbagai praktek di lapangan, termasuk di dalamnya adalah meliput berbagai pandangan praktisi ataupun penghargaan yang diberikan untuk mengapresiasi keberhasilan upaya meningkatkan engagement.
Dua hal ini bisa saja dipotret secara berdiri sendiri, tapi yang jelipun akan menarik garis korelasi dari dampak masing-masingnya bila penanganannya tepat. Misalnya, kalau program engagement ditanggapi positif oleh karyawan, maka dapat diharapkan bahwa kelompok Millenials pun bisa mengharapkan program engagement itu akan menyentuh mereka.
Kepemimpinan yang siap sekarang
Beruntung saya bertemu dan mendengar paparan William C. Byham tentang ‘Leaders Ready Now’, yang bersumber dari bukunya dengan judul yang sama. Dalam dunia yang berubah sangat cepat, tuntutan akan kesiapan Leaders juga sangat tinggi. Dan kita bicara tentang kesiapan sekarang, bukan dalam 2-3 tahun mendatang, karena 2-3 tahun hanyalah besok, sangat cepat tibanya.
Hasil sebuah survey yang dipaparkan Byham tentang kesiapan Leaders menghadapi dunia business yang berubah cepat, 74% top leaders mengatakan: Succession Management System-nya tidak berfungsi sesuai yang dikehendaki semula. Sementara itu 85% top leaders bahkan berpendapat mereka kurang mempunyai Leadership Bench yang diperlukan untuk menanggapi secara cepat tantangan business.
Menurut Byham, alasan bisnis untuk mengakselerasi pengembangan Leaders adalah: “We’re running desperately short of leaders, and if we cann’t get more of them – good ones – very soon, we’ll be in trouble. It’s not an option to buy talent from the outside, so we have only two options: grow from within or fail.”
Apakah perusahaan punya proses untuk itu? Ya. Apakah punya system, toolbox dan teknologi untuk develop leaders? Ya. Tapi, tools and technology do not grow leaders. Leaders grow leaders.
Mengukur Akselerasi Pengembangan
Sering pimpinan disajikan berbagai statistik untuk menggambarkan apa yang sudah dikerjakan dalam konteks Program Leadership Development. Namun Byham dalam bukunya Leaders Ready Now menyarankan untuk membedakan pengukuran dengan menggunakan Leading factors (process) dan Lagging Factors (outcome).
Saya kutip selengkapnya dari buku Leaders Ready Now (appendix 2.3)
Lead (process) Measure
Lag (outcome) Measure
Top Business Priority
Membuat rancang Business Priority akan tidak lengkap kalau tidak menyentuh prioritas di bidang Leadership Development. Apalagi dalam hal ini kita bicara tentang Accelerating Leadership Development. Dengan demikian Leadership development hendaknya menjadi Prioritas Business itu sendiri. Tahu tentang kebutuhan akan lebih banyak leaders saja tidak cukup. Perlu dirinci di mana itu dibutuhkan (misalnya level, posisi, unit, wilayah dll.), jumlah kualitas seperti apa, dan kapan siapnya. Dan ini merupakan issue business yang perlu ditinjau secara berkala.
Berdasarkan kejelasan tersebut di atas, maka akan dipilih program dan inisiatif yang sesuai untuk mempercepat pengisian pipeline of leaders. Pilihan ini termasuk mengidentifikasi leadership , assess readiness, accelerate growth dan drive performance.
Ciptakan forum untuk mendiskusikan progress secara berkala (di top level). Simple dashboard untuk memonitor progress juga sangat disarankan.
Menarik juga kalau ketiga buku berikut ini bisa disimak permbaca sebagai referensi.
Energi dan Ketulusan
Mungkin di antara kita akan berkomentar, bahwa yang dipaparkan di atas sudah kami terapkan di perusahaan. Sejalan dengan itu perlu kita cermati energy level dalam pelaksanaan, karena terkadang kita memulainya dengan semangat tinggi, tapi kemudian energinya berkurang drastis di tahun kedua dan seterusnya.
Belum lagi kita berbicara tentang ketulusan para leaders di semua tingkat, terutama top leaders. Seberapa genuine mereka menempatkan Leadership development sebagai tanggung jawab prioritas, sejalan dengan prioritas bisnis. Artikel di link berikut ini mengutip tulisan putrinya Byham, Tacy Byham, di bukunya yang berjudul Your First Leadership Job, tentang Leadership Brand, Be Authentic.
Artikel Siap Menjadi Young Executive, 7 Juni 2016.
Seringkali terjadi, begitu pencapaian target finansial bermasalah, semua fokus dan energi perusahaan akan dipusatkan untuk membuahkan hasil finansial. Akhirnya prioritas leadership development melorot ke urutan yang jauh di bawah.
Memadukan kedua aspek ini, Energy dan Ketulusan, akan membawa hasil lebih optimal. “Aiming to solve the talent problem, demands a plan to solve the energy problem.” Namun perlu diperhatikan juga bahwa energy akan bertambah seiring dengan bertambahnya resiko pengembangan SDM. Petikan yang mengakhiri tulisan di bawah ini sekaligus untuk menggambarkan keseriusan sekaligus ketulusan dalam Leadership Development.
“Bigger risk in Developing your people require bigger WHYS, Why Grow ? Why Accelerate ?. And for Management, the why is the business case for acceleration.” (William C. Byham)
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Terima kasih pak ilmunya di awal november ini 🙂
sungguh mencerahkan 🙂
Terima kasih sama-sama Puji. Semoga bisa menginspirasi leadershipmu. Salam untuk tim Kejar Aurora
terimakasih sharingnya pak Joseph.
Terima kasih sama2 Andri, juga untuk waktunya mengunjungi blog ini
Terima kasih pak Josef utk artikelnya yg bagus. Energy level sungguh menarik utk di explore krn itu kenyataan yg sering terjadi. Saya perlu belajar dari pengalaman pak Josef bgmn mempertahankan energy level pd saat kondisi bisnis menurun.
Terima kasih bu Etty untuk komennya. Ikuti terus tulisan berikutnya, karena ada benang merah yang bisa ditarik dari sana. Salam
Terimakasih Pak sharingnya. Yang menjadi tugas berat adalah bagaimana memprovokasi agar para leaders petahana bisa benar – benar tulus dalam mendevelop potensial leaders di bawahnya, yang bisa saja justru akan menjadi leadernya di kemudian hari.
Terima kasih Triyatno. Kita bisa mulai dengan kita sendiri, seandainya saya adalah kepala bagian yang dimaksud, sekarang atau di kemudian hari, apakah saya akan setulus hati mempersiapkan bawahanku agar siap menggantikanku ! Salam
Terimakasih pak atas sharing ilmunya.. sangat bermanfaat bagi praktisi HR seperti saya yang masih ingin terus belajar
Terima kasih Erika telah mengunjungi blog dan menyimak tulisan ini. Ikuti terus artikel baru yang hadir setiap Selasa dan Jumat pagi jam 08:00