Beri Solusi dengan Bertanya

Posted on March 22nd, 2016

“Human beings, by change, renew, rejuvenate ourselves; otherwise we harden.” (Johann Wolfgang von Goethe)

PESERTA YANG HADIR di Seminar hari itu saya minta berdiri, bagi yang masuk kategori Gen Y. Ada separoh peserta berdiri. Saya kemudian meminta yang masih berdiri yang masa kerja di perusahaan sekarang kurang dari dua tahun untuk duduk. Separoh duduk. Dan mereka yang masih berdiri mempunyai masa kerja lebih dari dua tahun di perusahaan sekarang, ada yang sudah pindah kerja dua kali dan hanya satu yang pindah 3 kali.

Apakah ini menjelaskan tentang Gen Y yang suka berpindah-pindah? Tunggu dulu, jangan melompat ke kesimpulan.

foto1_beri solusi dengan bertanya

Beri Solusi dengan Bertanya

Saya mengajak peserta untuk menyimak beberapa pertanyaan pengantar:

  • Apa isu Gen Y yang sedang  mencuat?
  • Apakah Isu tersebut adalah problem Gen Y atau problem leadership dan organisasi?
  • Apakah isu Gen Y itu isu Compensation & Benefit?
  • Bagaimana membuat Gen Y bertahan lebih lama di perusahaan?

Mengapa pertanyaan pengantar itu menjadi penting, karena hari itu saya diminta untuk berbicara tentang ‘Remuneration Gen Y’. Loh,  memang ada Remunerasi khusus di-design untuk Gen Y? Tantangan ini saya terima karena isu Gen Y mencuat dewasa ini. Di antaranya yang menonjol adalah mereka ini dianggap; banyak maunya, tidak lama di suatu tempat, cari pekerjaan yang memberikan “meaning” suka akan tantangan baru, dll,

Saya pun memberikan peringatan di awal: karena perusahaan dari peserta itu beragam, industri yang berbeda, tingkat maturity bisnis juga tidak sama, saya akan menyediakan berbagai pertanyaan untuk dibawa pulang untuk dijawab dalam menyusun Remunerasi Perusahaan masing-masing. Mereka tentu saja perlu mempertimbangkan kondisi perusahaannya,  mempertimbangkan lintas generasi yang ada di perusahaan dan juga situasi di pasar.

Pijakan Pilar Utama Remunerasi

Beruntung, pembicara berikutnya Ibu Lilis Halim mendapat fokus pemaparan tentang ‘Compensation & Benefit Outlook 2016.’ Di antara materi yang disajikan ada juga hasil survey tentang Attraction Drivers dan Retention Drivers berdasarkan kategori usia. Di sini peserta bisa menyimak Drivers (top 2) yang menjadi perhatian kelompok usia yang masuk kategori Gen Y.

Misalnya:

  • Urutan dua teratas Attraction Driver untuk kategori usia yang berbeda adalah: usia < 30 dan juga 30-39: Salary dan Career Advancement/Opportunity; usia 40-49: Salary dan Health Care/Wellness Benefit; sementara itu usia 50+: Organization Vision/Mission/Values dan Health Care/Wellness Benefit.
  • Urutan dua teratas untuk Retention Drivers: usia <30: Salary dan Length of Commute, usia 30-39: salary dan career advancement/opportunity; usia 40-49: career advancement dan flexibility/choice of benefit; usia 50+: salary dan physical work environment.

Dalam meramu program remunerasi bila ingin merevisi, perlu memperhatikan 3 (tiga) pilar Total Reward/Remuneration (masih meminjam paparan Ibu Lilis): Foundational Rewards (misalnya, base pay, health care, pension, allowances), Performance Based Rewards (misalnya merit/promotional increase, recognition, incentives) dan Career & Environmental Rewards (misalnya Training/Development, Coaching, well-being program dll). Perlu disimak butir-butir mana di setiap pilar yang punya daya tarik tinggi.

foto2_beri solusi dengan bertanya

Leadership dan Organisasi

Pada akhirnya, isu yang berkaitan dengan generasi muda ini hendaknya dilihat juga dari aspek leadership dan organisasi. Pemain yang sudah lebih lama di perusahaan akan memainkan peran yang penting dalam menghadapi hadirnya generasi muda ini. Kesiapan mereka dan seluruh organisasi untuk berubah, kesediaan mereka untuk menangkap aspirasi generasi muda, kesiapan mereka untuk mengubah mindset akan sangat menentukan. Inilah game yang harus dimainkan: “Mind and Speed Game

Dan dari berbagai survey ditemukan juga bahwa generasi muda ini menginginkan pekerjaan yang bisa memberikan sebuah “meaning” bukan sekedar “job description”. Berdasarkan semua data di atas diperlukan kecermatan dan kebijaksanaan untuk memberikan response pada hadirnya Gen Y dan aspirasi mereka. Namun aspirasi lintas generasi juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan.

Akhirnya, betapa pun baiknya sebuah program, sebaiknya disiapkan juga komunikasi yang jelas untuk para pihak.

“It is not our job to remain whole. We came to lose our leaves Like the trees, and be born again, Drawing up from the great roots.” (Robert Bly)

Bookmark and Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...

Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...

josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...


Recent Post

  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu
  • WFH – Working From the Heart