Posted on June 26th, 2020
“I listened more than I studied, therefore little by little my knowledge and ability were developed.” (Joseph Haydn)
SPONTAN mengatakan OK. Itulah reaksiku saat menerima permintaan untuk webinar sharing. Dan mereka yang hadir di Minggu siang, 21 Juni 2020 untuk belajar bersama ini terdiri dari:
Semangat belajar mereka mengagumkan, termasuk saat menyimak beberapa chat spontan saat signal JBI (Juru Bahasa Isyarat) melemah sehingga mereka tidak bisa mengikuti pembicaraanku beberapa saat. Tapi panitia akhirnya menyadari, JBI kedua langsung beraksi dan sayapun mengulangi bagian yang tertinggal.
Saya dibantu oleh dua JBI (Juru Bicara Isyarat): Hasbi Biasafil yang berada di Solo, dan Hanifah Chandra, yang berada di Bontang.
Semangat belajar yang tinggi ini nampak juga dari kemauan mereka untuk mendapatkan coaching, yang langsung disambut oleh Team 5TemanDengar ini.
Menerima Sebelum Terus Melangkah
Kita semua tak ada yang sempurna. Tuhan tentu lebih tahu mengapa kita hadir di muka bumi dengan kondisi seperti ini. Topik yang diminta memang berkaitan dengan Moto Hidupku: Be Yourself But Better Every Day.
Penggalan pertama: Be Yourself, menjadi diri sendiri, memberikan pemahaman bahwa saya menerima dan mensyukuri bahwa:
Sementara itu, bagian kedua, Better Everyday, menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, mengandung makna:
Menerima diri kita apa adanya itu penting agar kita tidak menyalahkan siapa-siapa termasuk orang tua kita. Kita tidak mengeluh akan apa yang tidak kita punyai, dan akan bersyukur akan apa yang ada di tangan kita.
Itulah keseluruhan makna dari moto sederhana, yang menjadi panduan positif bagi perjalanan hidup pribadi atau hidup profesionalku. Berikut slide awal webinar.
Mendengar Dengan Hati
Sengaja saya paparkan dua tiga slide yang merujuk pada buku keduaku #CURHATSTAF. Disana saya secara gamblang menyampaikan, bahwa mereka yang punya telinga untuk mendengarkanpun, ternyata belum sepenuhnya menguasai listening skill. Dan buku ini bercerita tentang berbagai contoh ungkapan karyawan yang sangat mengharapkan agar didengar oleh pimpinannya.
Kontras dengan ini, saya meminta testimoni seorang Teman Tuli dari Bontang dan ini ceritanya:
Bukan telinga yang sesungguhnya utama dalam proses mendengar dan memahami orang. Menurut hemat saya, yang terpenting adalah Hati yang terbuka untuk menyimak apa yang diutarakan orang lain, baik yang kita cerna melalui telinga atau dengan Bahasa Isyarat.
Semangat Belajar dan Bertanya
Begitu sesi tanya jawab, ternyata cukup banyak yang ingin diketahui lebih jauh lagi. Terima kasih untuk minat belajar seperti itu. Saya cantumkan tiga pertanyaan, namun akan saya berikan hanya satu jawaban (atas pertanyaan ketiga) karena sesungguhnya saya sudah menjawabinya dalam sesi webinar.
Jawab: Kita tentu perlu mengenali lingkungan, kebiasaan-kebiasaan, siapa yang kita kerja sama termasuk atasan kita. Bilamana atasan kita lebih suka dengan prosedur dan hasil standar, kita mulai dengan menurutinya. Namun kita mencoba sambil menawarkan ide kreatif yang kita buat, misalnya untuk memperbaiki proses, atau demi mendapatkan hasil lebih baik. Bila setiap kali kita melakukan hal seperti itu, tanpa harus memaksakan ide kita, lebih sebagai pertimbangan tambahan beliau, mudah-mudahan kita akan sampai pada tahap dimana dia akan mengapresiasi usaha kreatif kita.
Berikut ini screen shot sebagian peserta webinar.
Saya memang menawarkan mereka untuk menghubungi saya bila ingin bertanya atau meminta klarifikasi tertentu. Dan sudah ada yang mulai menghubungi saya langsung.
Coaching Pro Bono
Sebagai bagian dari pelayanan kami, dalam sesi webinar ini saya menawarkan sesi coaching pro bono (gratis) untuk Teman Tuli yang berminat. Sebelum webinar saya sudah mendapatkan komitmen dari lima certified coach untuk ini. Sudah saatnya untuk mulai melihat kedalam diri sendiri, potensi apa yang belum dikembangkan, kemampuan apa yang belum dimanfaatkan maksimal. Melalui coaching ini mudah-mudahan masing-masing yang mengikuti coaching bisa menemukan jawaban akan apa yang dicari demi masa depan yang lebih baik.
Sesi webinar dengan menggunakan Juru Bahasa Isyarat, sudah merupakan tantangan dan pengalaman unik. Sesi coaching inipun perlu kami rancang secara matang, karena pasti mereka perlu pendamping Juru Bicara Isyarat yang mereka percaya. Disamping itu penggunaan sarana teknologi serta prosesnyapun perlu pertimbangan tersendiri. Tapi disini letak tantangan menarik yang harus dihadapi penuh sukacita sambil mensyukuri kesempatan ini.
“There is as much wisdom in listening as there is in speaking – and that goes for all relationships, not just romantic ones.” (Daniel Dae Kim)
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Rosita Wulandari:
Selamat Pak Josef atas terbitnya buku ke-5, semoga tidak terlambat ucapan selamatnya. otw memesan....
josef:
Hi Viciana Dewi, saya sudah email. Salam
Viciana dewi kristiani:
Kalau mau ikut gabung komunitasnya caranya bagaimana kak?
josef:
Terima kasih Kendrick, sesuai tujuan komunitas ini, kita semua ingin membangun konektivitas dan berkolaborasi...
Selamat siang dan terima kasih Besa untuk berbagi berkat yg menginspirasi. Mendengar dgn hati tidak mudah tapi dapat dilatih dalam keseharian untuk semakin memaknai hidup, mengenali diri dan orang lain yg menjadi bagian dari perjuangan hidup kita.
Ada makna khusus kah untuk angka 5?
Terima kasih Suster untuk menggaris-bawahi pentingnya memaknai hidup dari hati. Angka lima itu adalah kelima coaches yang ingin sejenak menjadi Teman Dengar bagi Teman Tuli, melalui proses coaching. Salam