Posted on December 18th, 2018
“If somebody offers you an amazing opportunity but you are not sure you can do it, say yes – then learn how to do it later!” (Richard Branson)
DAMPAK dari kesiap-siagaan perusahaan dalam menghadapi berbagai disrupsi akan sangat positif dalam menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan karyawannya untuk jangka panjang. Namun sebaliknya juga terjadi, kalau karyawan tidak melengkapi diri dengan berbagai skill yang dibutuhkan dalam menghadapi disrupsi tersebut, maka dampaknya sudah bisa ditebak. Dan saat perusahaan memutuskan untuk memilih format bisnis yang berbeda, maka hanya karyawan yang siap yang berkesempatan untuk melaju bersama perusahaan.
Terima kasih banyak kepada pembaca di LinkedIn yang sangat antusias menanggapi postingan saya, Jumat 23 November yang menampilkan postingan ini.
Postingan di blog Jumat 7 Desember, baru berkaitan dengan diskusi di kelas. Mengingat banyaknya komen di LinkedIn, saya sengaja mengangkat beberapa butir penting dari diskusi tersebut, menyajikannya di blog ini, agar terus mengingatkan kita akan issue penting ini.
Industri 4.0 di Depan Mata
Nurman Puspito dengan tegas memberikan highlight ini:
Computing data Cloud, Block chain, Artificial Intelligent will surround us in the near future, with less man power and paperless.
Sebuah contoh sederhana juga dikemukakan Verry Sunarya,
Bank di Indonesia juga sudah mulai beralih menggunakan machine untuk setor tunai. Untuk apa antri di bank lagi.
Bahkan yang tidak banyak dari kita membayangkan apa yang disampaikan Febri:
Hal yang menurut saya sulit di jual di online seperti alat berat saja, ternyata juga bisa dan sudah ada pak, kita intracopenta jual di toko online dan pembayaran pun sangat mudah, pembelian pun malah di atas 1 M, lewat Blibli.
Wake up Call
Good wake up call Pak Joseph, nice opening you give to them, demikian tulis Adrian Bambang.
Sementara itu S Daniel Nainggolan berargumentasi:
Bukannya itu hak seorang bos untuk efesiensikan bisnisnya pak Josef? Bagaimana tanggapan bapak?
Tanggapanku;
Pasti ada alasan kuat dari management untuk tetap eksis dalam menghadapi berbagai perubahan sekitarnya. Inti pertanyaan saya kepada mahasiswa bukan untuk mendapatkan jawaban setuju atau tidak, tapi kenyataan itu dibanding dengan harapan mereka akan ketersediaan kesempatan untuk bekerja setelah lulus.
Andrie Wibowo menggaris-bawahi metode efektif yang dia gunakan dalam training:
Story telling yang sangat efektif, untuk membuka mindset karyawan di perusahaan. Saya sering pakai metode ini diawal training, agar kita masih bisa mempertahankan eksistensi perusahaan #change or die. Mantab pak @Josef Bataona. Buka wawasan agar generasi milenial tidak berleha2.
Wake up call ini saya buat agar bisa memacu mahasiswa untuk giat belajar, termasuk mencari berbagai input di luar kampus. Tapi saya juga menyajikan secara berimbang dengan mengedepankan bahwa, di samping mem-PHK 7.500 karyawan secara global, perusahaan ini juga menciptakan 11.500 kesempatan kerja, yang tentu dengan tuntutan skill dan mindset yang berbeda.
Wajar bila ada yang tidak percaya
Tanggapan dari Agus Faisal ini juga mewakili banyak orang lainnya di sekitar kita:
Mustahil menurut saya pak!
Jawaban singkat dari saya,
Memang banyak hal yang nampak mustahil 5-10 tahun lalu, ternyata menjadi kenyataan di depan mata kita.
Ternyata ditimpali lagi oleh Danang Billiyanto dengan penuh antusias:
Selamat malam Mas Agus Faisal, mohon maaf saya ijin merespon…., hari ini kita hidup di jaman perubahan dalam satuan menit. Perubahan terjadi begitu cepat. Apa yang Anda bilang tidak mungkin sudah banyak terjadi di negara2 maju. Hari ini di China melalui salah satu platform Amazon, orang beli mobil tidak perlu bertemu marketingnya, mereka sudah menggunakan finding machine. Belum lagi pasar swalayan Amazon yang terkoneksi dengan aplikasi smartphone dan…bang… Tidak ada pelayan atau kasir didalamnya. Dalam dunia maketing, sedang hangat dibicarakan tentang isu digital market dan sejenisnya. Bahkan di Industri 4.0 semua berbasis teknologi dan informasi. Memang sedikit pahit jika kita mendengar hal tersebut. Tapi mau tidak mau, perlahan tapi pasti… Dunia digital dan internet akan banyak sekali menggantikan tugas manusia. Bahkan BPR atau perusahaan pembiayaan sekarang juga banyak yang beralih dengan online. Suka tidak suka, pasti terjadi.
Dengan penuh keingin-tahuan, Arizki Widianto bertanya:
Akankah slide tersebut menjadi kenyataan di tahun 2019 pak?
Setelah saya memberikan klarifikasi bahwa itu merupakan pengumuman resmi dari perusahaan yang namanya jelas disebut diberita itu, bukan sekedar membayangkan, Arizki mulai mencari beritanya di internet. Setelah menemukannya, masih dengan nada tercengang dia bertanya seakan pada dirinya sendiri:
Sudah mulaikah era 4.0?
Ide Gemilang
Yani Adhi Nugroho memberikan tanggapannya:
Reaksi saya, berhenti jadi karyawan dan jadi pengusaha.
Sementara itu Teuku Bilal Rizky berpendapat:
Kemajuan teknologi dan informasi, membawa serta pengaruh baik dan tidak baik. Contoh nyata pengaruh baik konsumen dapat mengakses info tentang produk dan bahkan melakukan pemesanan tanpa harus datang ke toko fisik dan memegang produk tersebut. Contoh (akan menjadi) nyata pengaruh tidak baik bagi pemilik toko fisik menurun penjualan secara langsung dan mengakibatkan toko tutup dan terjadi PHK karyawan toko fisik.
Namun dapat diantisipasi dengan mengikuti trend penjualan secara online, dan itu baru untuk penjual produk tersebut.
Bagaimana dengan karyawan toko fisik? Beri mereka pelatihan dan ilmu tentang memasarkan produk secara online ataupun menjadi ahli IT untuk toko onlinenya, agar PHK karyawan dapat dihindari.
Nada yang sama juga disampaikan oleh Benny Alamsyah:
Maaf pak kalau saya boleh kasih saran kenapa harus di PHK lebih baik di pekerjakan untuk wilayah wilayah tertentu untuk mendukung business onlinenya misalnya di provinsi lain misalnya untuk bagian distribusi atau packing atau contol barang datang dari pusat atau sebagai customer services.
Banyak yang pasti berpikir yang sama seperti Rizky dan Benny. Apalagi format bisnis mereka yang baru menciptakan lapangan kerja lebih banyak dari job mereka yang di-PHK. Pertanyaannya adalah, apakah karyawan yang kehilangan job itu memenuhi standar skill yang dibutuhkan job baru tersebut. Bila jawabannya adalah tidak, pertanyaan berikutnya adalah, apakah mereka bisa ditrain? Kalau ternyata tidak bisa, maka langkah PHK tersebut akan terjadi.
Penutup
Saat saya menyiapkan tulisan ini, sudah lebih dari 41.000 orang yang menyimak posting ini, dan 55 komentar diberikan oleh pembaca dengan penuh antusias.
Kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk sumbangan pemikiran, pertanyaan atau tanggapannya yang sangat bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan kita dari beberapa sudut pandang yang berbeda.
Mari kita mempersiapkan diri secara proaktif agar dalam situasi apapun yang terjadi di depan, semoga kita akan tetap eksis, baik sebagai karyawan ataupun, siapa tahu, sebagai entrepreneur baru yang gesit dengan fomat bisnis yang kekinian.
“Most of the important things in the world have been accomplished by people who have kept on trying when there seemed to be no hope at all.” (Dale Carnegie)
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Rosita Wulandari:
Selamat Pak Josef atas terbitnya buku ke-5, semoga tidak terlambat ucapan selamatnya. otw memesan....
josef:
Hi Viciana Dewi, saya sudah email. Salam
Viciana dewi kristiani:
Kalau mau ikut gabung komunitasnya caranya bagaimana kak?
josef:
Terima kasih Kendrick, sesuai tujuan komunitas ini, kita semua ingin membangun konektivitas dan berkolaborasi...