Engagement Bermakna Sentuhan Manusia

Posted on September 6th, 2016

“The way your employees feel is the way your customers will feel. And if your employees don’t feel valued, neither will your customers.” (Sybil F. Stershic)

HADIR SECARA FISIK. Topik tentang Engagement tak pernah surut dari pembicaraan. Dan tetap saja menarik karena banyak dimensi yang bisa diangkat. Terjemahan resmi dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional untuk Engagement adalah Keterlekatan dan belum begitu popular. Karena dewasa ini peran teknologi turut membantu program engagement, maka pembicaraan tentang engagement sering dibarengi dengan penggunaan teknologi.

Mungkin itu merupakan bagian yang bisa memperlihatkan kelas dari organisasi itu, sudah mapan dengan karyawan yang sangat tergantung pada teknologi sebagai gaya hidup. Betul, mereka mengandalkan teknologi untuk memudahkan berbagai kegiatan. Dengan demikian  jumlah orang atau jam yang harus disediakan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan menjadi lebih sedikit, karena tugasnya diambil alih oleh mesin. Dan diharapkan hasilnya lebih cepat dan akurat.

Mengikuti Perubahan Bisnis

Kami berkesempatan hadir dan menyimak peran teknologi di balik perubahan bisnis sekarang dan terlebih di masa mendatang. Presentasi berjudul: The Future of Work, disajikan oleh perusahaan dengan 35% karyawan yang bekerja secara remote. Kalimat pengantar presentasi pagi itu cukup menjelaskan:

“As our business transformed, so has our workforce and culture, leading us to work in new ways.”

Sementara itu karyawan  menginginkan “personalized and unique experience”. Hasil employee survey menunjukkan bahwa suara karyawan dari berbagai generasi ternyata hanya sedikit berbeda. Apakah karena generasi senior berhasil membuat millenials mengikuti mereka, atau millenials berhasil memberikan warna pada generasi senior?

Menurut saya kemungkinan besar adalah hasil dari keterbukaan semua pihak dalam perusahaan, dari berbagai generasi untuk sama-sama melihat bahwa demi mencapai hasil di masa mendatang, semua harus siap berubah. Mengubah cara kerja, cara pandang, cara berinteraksi secara horizontal dengan sesama rekan kerja, ataupun secara vertikal dengan atasan dan bawahan. Perubahan itu terjadi karena sama-sama sadar akan pentingnya perubahan itu, seperti pesan berikut ini:

“We cannot change what we are not aware of, and once we are aware, we cannot help but change.” (Sheryl Sandberg)

Semua ini akan membentuk budaya penuh pembelajaran, budaya selalu siap untuk berubah, budaya kreatif, dan budaya saling menghargai sebagai manusia. Semua ini akan membentuk citra perusahaan yang positif.

Engagement Bermakna Sentuhan Manusia-1

Teknologi dan Sentuhan Manusia

Bertolak dari paparan di atas, saya mencoba melakukan refleksi di akhir pekan, menyimak penggunaan berbagai teknologi sepanjang sejarah karierku.

Belasan tahun silam, saat pesan Presiden Direktur di newsletter atau majalah perusahaan tiba, karyawan dengan semangat ingin cepat membacanya. Saat hanya SMS yang popular untuk menyapa karyawan di seantero tanah air, mereka sangat mengapresiasi itu. Tapi ketika saya berkesempatan berkunjung ke area mereka, kegembiraan mereka bahkan bertambah.

Di saat saya bisa menggunakan fasilitas IT “Chat with Director” untuk menyapa karyawan, antusias mereka sangat tinggi untuk menyimak dan merespon, sampai ada banyak pertanyaan yang harus dijawab sesudahnya, karena waktu chatting selesai. Tapi ketika mereka tahu bahwa saya akan datang berkunjung ke pasar tradisional di daerah, mereka akan meluangkan waktu untuk menemani sambil ngobrol memberi input. Kegembiraan mereka luar biasa atas kunjungan seperti itu.

Saat saya mau hadir di Group WA atau Telegram bersama karyawan, mereka dengan sukacita menyapa. Tapi begitu saya secara fisik hadir di kantor di daerah terpencil, di mana mereka tidak menyangka akan ada direktur yang datang, sukacita mereka berlipat ganda. Bahkan ketika saya meminta tim untuk menyiapkan seremoni sederhana untuk menyerahkan langsung penghargaan masa kerja dan juga penghargaan kepada karyawan yang pensiun tahun itu, mereka berkali-kali menyalami karyawan yang sangat beruntung itu, karena ini pertama kali dalam sejarah. Dan masih banyak lagi kesempatan untuk bisa menyapa karyawan secara langsung.

Ketika saya secara fisik hadir untuk acara Halal Bi Halal sambil memberikan motivasi kepada karyawan dan pimpinan di pabrik, antusiasme mereka luar biasa.

Engagement Bermakna Sentuhan Manusia-2

Pendekatan Manusiawi

Dalam keseharian, betapapun canggihnya teknologi yang perusahaan miliki, sentuhan manusia tetap saja memiliki nilai engagement tertinggi. Sarana lain merupakan penunjang, atau pengganti kehadiran para leader, kalau memang sungguh-sungguh tidak bisa hadir. Namun  demikian tak ada salahnya untuk menjadualkan program temu muka dengan tim, dalam suasana yang menyenangkan semuanya. Bukan saja saat bicara target dan evaluasi pencapaian, tapi untuk bicara aspek human sang karyawan, dirinya, aspirasinya, atau bahkan hobi dan keluarganya. Di moment seperti itu mereka merasakan, bahwa mereka diperlakukan sebagai manusia, dengan dimensi yang beragam.

“People want to know they matter and they want to be treated as people. That’s the new talent contract.” (Pamela Stroko)

Bookmark and Share

4 Responses to Engagement Bermakna Sentuhan Manusia

  1. Julietty Purwanto says:

    Saya sangat setuju pak Josef. Secanggih apapun teknologi, tetap tidak bisa menggantikan pertemuan secara fisik. Pada akhirnya kita semua adalah manusia yang perlu perhatian, apresiasi dan perlu didengar.

    • josef josef says:

      Terima kasih bu Etty untuk highlightnya. Semua itu merupakan kebutuhan basic manusiawi, dan tidak akan tergantikan dengan kecanggihan teknologi.

  2. Mardinanto says:

    Pak, jadi ingat wejangan Bapak waktu itu… touch the people’s heart.. bagaimana kita memanusiakan team kita dan menyentuh hati mereka yang akan membuat mereka merasakan suatu perhatian yang luar biasa dan pads akhirnya merasa nyaman untuk berkontribusi secara lebih lagi…

    • josef josef says:

      Terima kasih Mardinanto untuk komennya. sebuah langkah kecil, namun sering kita abaikan, padahal dampaknya besar sekali. Salam

Leave a Reply to Julietty Purwanto Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...

Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...


Recent Post

  • Mindset Sehat Penuh Syukur
  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu