Self Coaching for Better Tomorrow

Posted on October 30th, 2020

“The desire that we have to be forgiven, should be the center of our mind, when we are responsible to forgive someone that has done us wrong.” (John Maxwell)

BESOK LEBIH BAIK dari hari ini. Itu merupakan niat dan usaha yang kita semua lakukan. Kita terus membuka diri untuk belajar dari semua yang dihadirkan alam semesta dihadapan kita. Ada teman yang hadir, ada peristiwa yang muncul di hadapan kita, ada pesan di sosmed, ada buku yang hadir dan terpikir untuk dibaca, ada percakapan dengan keluarga atau rekan kerja. Semua itu bukan kebetulan. Ada pesan penting yang ingin dihadirkan di hadapan kita, yang kita butuhkan untuk melangkah lebih jauh. Pesan itu bisa kita simak, direnungkan, dianalisa lebih jauh, dan terkadang diperlukan sebuah kesimpulan atau keputusan untuk tindak lanjut.

Tak ada Yang Disalahkan

Jelang sharing alumni di forum Shani, coach Fiona membagi tulisan berikut ini di WA group dan sosmednya, lengkap dengan foto ilustrasi berikut ini:

“Karena RESPON kita terhadap apa dan siapa saat menghadapi situasi di masa lalu,  yang membuat kita begini di sini saat ini.  Apakah mereka yang salah? Bisa jadi menurutmu demikian namun tidak perlu ikut hanyut dalam kesalahan mereka sehingga merasa diri adalah korban.  Apakah saya yang salah? Bisa jadi menurutmu demikian namun ingat saat itu dirimu mungkin belum memiliki sumber daya yang sama dengan sekarang sehinga tidak perlu juga menyalahkan diri berlebihan. 

“Andai saya tahu saat itu” …….. masalahnya saat itu belum tahu.

“Andai saat itu saya bisa menahan diri”, ……  tapi saat itu kesadarannya belum seperti sekarang. 

Bukankah sangat bisa bahwa perjalanan itulah yang membuatmu tahu, dan semakin sadar sekarang?  Tidak menyalahkan siapa-siapa berarti sudah sampai di tujuan karena jiwa sudah paham pembelajaran perjalanannya dan siap bertumbuh.”

The Meaning You Give to Your Life

Perenungan sebagaimana dicontohkan diatas merupakan sebuah refleksi yang bisa dengan muda dilakukan oleh kita semua. Itupun kalau memang kita mau meluangkan waktu dalam keheningan. Pikiran kita dibawa ke masa lalu saat kita memberikan response pada apa yang kita hadapi, atau saat kita mengambil keputusan, Satu peringatan penting yang senantiasa kita sadari adalah:

“Jangan menyalahkan siapa-siapa, termasuk dirimu sendiri!”

Menyalahkan orang lain, akan menempatkan diri kita sebagai korban. Sementara menyalahkan diri sendiripun tidak bijak, karena boleh jadi itu merupakan keputusan terbaik yang diambil sesuai dengan sumber daya yang kita miliki saat itu.

Malam itu sesi Shani yang dibawakan oleh Coach Fiona, mengangkat Tema Great Meaning Great Life Series, The Meaning you give to the Life you Live.

Sesi ini dirancang sambil memprovokasi peserta dengan pertanyaan:

Bagaimana jika karena trauma atau pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu, kita jadi memiliki Limiting Belief dan menyimpan makna negatif terhadap hal-hal penting dalam hidup?

Dan Bagaimana jika ternyata hal itu kemudian menghambat kemajuan dan kesejahteraan kita?

Sharing malam itu mengajak peserta untuk berupaya mengganti limiting beliefnya dengan Empowering Belief dan Makna Positif yang memberdayakan.

Self Coaching Self Help

Saatnya melakukan re-programming dengan Empowering Belief and Positive Meaning! Bisakah saya membantu diri sendiri atau harus mencari coach lain. Pada dasarnya setiap kita mempunyai sumber daya yang dibutuhkan untuk dioptimalkan untuk membantu diri kita sendiri. Simple self-coaching bisa membantu, misalnya untuk meningkatkan Rasa Mencintai dan Mengapresiasi diri sendiri. Meminjam slide coach Fiona berikut ini, saya juga mengajak pembaca untuk sekarang berdiri di depan cermin.

Pandanglah wajah di cermin itu, sapa dan berikan salam dengan menyebut Namanya. Tanyakan padanya, aspek mana dari kelima aspek tersebut diatas yang  perlu lebih mendapat perhatian, yang perlu ditingkatkan untuk menunjang Self-Love. Selanjutnya, kita mulai mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, yang hendaknya bisa dijawab sendiri secara jujur:

  1. Apa kondisi saya saat ini?
  2. Seperti apakah kondisi yang diinginkan kedepan?
  3. Bagaimana mencapai kondisi ini?
    • Apa saja yang perlu saya ubah dari diri saya?
    • Apa saja yang perlu saya miliki?
    • Apa saja yang perlu saya lakukan?

Untuk menegaskan pentingnya coaching, saya kedepankan kutipan bijak berikut ini:

“Coaching helps you to take responsibility for your life, let go of what others think and become your true self. It’s about you creating the life that you want – and deserve.” (Emma-Louise Elsey)

Forgive, Let Go and Move On

Dalam sebuah video harian yang dibagi oleh John Maxwell, dengan judul Forgiveness Sets You Free , dia menceriterakan kisah Ernest Hemingway tentang seorang ayah dan anaknya bernama Paco, yang karena alasan tertentu mereka terpisahkan. Setelah lama berselang, ayahnya begitu merindukannya, dan dia membuat pengumuman di koran harian yang berbunyi:

“Paco, semuanya sudah saya maafkan, temukan saya di Town Square.”

Hari itu ada 500 orang bernama Paco yang datang kesana. Mengapa? Karena setiap orang, termasuk saya dan anda, di lubuk hati paling dalam ingin dimaafkan.

Saat saya sudah dimaafkan, sayapun merasa terpanggil untuk juga memaafkan orang lain yang berlaku tidak adil terhadap saya. Nampaknya sederhana, tetapi dibutuhkan kebesaran hati seseorang untuk mau memaafkan seperti kutipan di akhir tulisan ini. Tetapi kita tidak perlu menunggu orang lain memaafkan kita baru kita mulai memaafkan yang lain. Kita hendaknya secara proaktif mulai berinisiatif memaafkan orang lain. Dengan demikian beban masa lalu bisa ditinggalkan, untuk bisa melangkah maju dengan lebih ringan. Masih banyak tugas panggilan hidup kita di depan yang menunggu untuk kita selesaikan.

“We think that forgiveness is weakness, but it’s absolutely not; it takes a very strong person to forgive.” (T. D. Jakes)

Bookmark and Share

4 Responses to Self Coaching for Better Tomorrow

  1. Yohana Andini says:

    Sebuah inspirasi di pagi long weekend ini, Pak 🙂
    Terima kasih atas sharingnya
    Sebagai orang yang sulit memaafkan dan mencintai diri sendiri, tulisan bapak kali ini mengena sekali buat saya. Semoga bisa selalu menjadi reminder untuk saya lebih mudah memaafkan dan mengikhlaskan yang sudah terjadi 🙂

    • josef josef says:

      Semangat pagi Yohana. Yang paling penting adalah saat kita menyikapi semuanya itu secara positif, memaafkan yang sudah terjadi, belajar dari pengalaman itu dan mulai mengambil langkah untuk menuju masa depan yang lebih positif. Keputusan dan kendali ada di tangan kita. Salam

  2. lia says:

    “Jangan menyalahkan siapa-siapa, termasuk dirimu sendiri!” >> Ini yang sering iya sering banget terabaikan oleh diri kita sendiri… Kerap membiarkan orang lain membuat kita merasa bersalah sehingga kita terpuruk dengan masalah bukan berusaha bangkit dari masalah.

    Terima kasih untuk selalu mengingatkan Pak…
    Have an awesome weekend…

    • josef josef says:

      Selamat menikmati akhir pekan panjang sambil memikirkan langkah-langkah positif yang mau diambil. Kutipan komenmu yang manrik perhatian saya: “Kerap membiarkan orang lain membuat kita merasa bersalah….” Kalimat ini memunculkan kesadaran bahwa hidup saya seharusnya ada dalam kendali saya, dan saya tidak akan mengijinkan orang lain merendahkan saya atau membuat saya merasa bersalah. Terima kasih Lia, untuk membagi pelajaran ini kepada kita semua. Salam

Leave a Reply to josef Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...

Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...


Recent Post

  • Mindset Sehat Penuh Syukur
  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu