Strategi dan Prioritas

Posted on July 10th, 2015

“Strategy is about making choices, trade-offs, it’s about deliberately choosing to be different.” (Michael Porter)

MENYIMAK KEGIATAN HR di berbagai perusahaan, kita akan melihat pilar-pilar rumah HR yang umumnya sama. Antara lain ada Perencanaan Tenaga Kerja, Rekrutmen, Organisasi, Learning & Development, Compensation & Benefit, Industrial Relations, dan lain-lain. Ada beberapa variasi yang bisa kita dengar, tergantung besar kecilnya organisasi, di mana unsur-unsur tersebut bisa digabung atau dipecah lagi.

Yang juga berbeda adalah isi dari masing-masing fungsi tersebut, di mana kita bisa membaca ada kebutuhan untuk improvement, atau berinovasi. Bahkan kita juga bisa melihat keterkaitan dengan bisnis di mana mereka berada. Di sini pun kita akan menyimak berbagai prioritas yang digariskan, dimana HR merupakan satu kesatuan dengan prioritas bisnis itu sendiri. Keunikan-keunikan seperti itu bisa menjadi pembelajaran berharga bagi internal HR tim, atau bahkan untuk komunitas HR di masyarakat.

Kehadiran berbagai forum HR, sangat membantu bukan saja untuk membangun network antar anggota, tapi juga memberikan manfaat dengan saling berbagi pengalaman masing-masing, kesempatan untuk belajar dari pengalaman nyata.

Bila dirancang layaknya sebuah perusahaan

Bila kita memotret kehadiran negara dengan menggunakan alur pikir sebuah perusahaan, maka Departemen yang berada di bawahnya adalah seumpama Divisi yang ada di perusahaan, termasuk Divisi Human Resources. Dengan pemikiran seperti itu, maka Nawa Cita Kabinet Kerja merupakan Strateginya yang harus mendapatkan dukungan penuh dari semua Departemen, termasuk juga Departemen Tenaga Kerja.

Bila demikian halnya, apa yang perlu digariskan sebagai prioritas Departemen Tenaga Kerja, kalau negara ini menginginkan Maritim sebagai prioritas, atau pembangunan infrastruktur untuk mendukung ekonomi jangka panjang, atau pertanian menuju swasembada pangan?

Atas dasar pemikiran seperti itu, komunitas OneHR Indonesia mengambil inisiatif untuk melakukan dialog dengan Menteri Tenaga Kerja, sambil berbuka puasa bersama. Tujuannya selain memahami berbagai prioritas tersebut, juga merupakan forum untuk memberikan masukan langsung dari lapangan.

foto1

Forum untuk Berbagi dan Bertanya

Kalau belum kenal, tidak ada yang menyangka ada seorang Menteri sedang menuju tempat acara. Walau ada beberapa Dirjen yang ikut menemani, tidak ada protokol yang mengawal tim ini. Dengan kemeja putih lengan panjang yang sedikit digulung,  Mentri Tenaga Kerja, Pak Hanif Dhakiri, langsung bergabung dengan komunitas OneHR Indonesia yang ingin berdialog dengannya sambil berbuka puasa bersama.

Dalam suasana yang sangat informal, dialog itu dipandu oleh Farhan. Sore itu menjadi lebih enteng, tanpa beban. Beliau ditemani DirJen baru: Ibu Hayani Rumondang, DirJen JamSos & PHI; Pak Khairul Anwar DirJen Pembinaan Pelatihan & Produktivitas Tenaga Kerja.

Menteri dan jajarannya memberikan paparan pendek yang bisa memberikan gambaran tentang program dan tantangan yang sedang dihadapi. Selanjutnya diskusi terbuka:

  • Diskusi diawali dengan bahan tentang Bonus Demografi. Menurut definisi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional): Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Dikatakan sebagai bonus karena ini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan terjadinya hanya sekali dalam beratus-ratus tahun. Bila angkatan kerja seperti itu tidak dipersiapkan dengan baik, maka kita tidak bisa menikmatinya sebagai bonus, tapi beban untuk negara. Lalu pertanyaannya adalah:  Apa grand plan Departemen Tenaga Kerja berkaitan dengan ini?
  • Issue lain yang diangkat untuk diskusi: pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa rekrutmen karyawan baru di perusahaan lebih berdasarkan ijasah, dibanding ketrampilan. Ini yang membuat seringkali terjadi “underutilization” tenaga tertentu. Ada juga tenaga yang trampil di bidangnya, tapi karena tidak memenuhi syarat ijasah formil tertentu, dia tidak diterima.
  • Prioritas dan penyebaran program pengembangan tenaga trampil melalui Balai Latihan Kerja sesuai kebutuhan. Misalnya, BLK di Bali mestinya fokus pada Pariwisata, bukan industri yang lain. Atau contoh fokus BLK di Solo, yang perlu lebih mendekat ke kebutuhan industri di sana, karena kenyataannya lowongan 2.000 tenaga untuk pabrik garment di Solo tidak bisa diisi.
  • Demikian, antara lain topic pembahasan dalam rangka acara Buka Puasa Bersama komunitas OneHR Indonesia. Selain diskusi, juga berbagai masukan yang diberikan oleh peserta.

Foto-foto berikut ini adalah rekaman suasana informal saat itu.

foto2

 

OneHR Indonesia

Inisiatif sore itu berkat kejelian tim OneHR Indonesia yang menangkap signal tentang keinginan Pak Mentri Tenaga Kerja untuk turun ke lapangan, atau membuka forum komunikasi untuk lebih mendengarkan aspirasi di lapangan.

OneHR Indonesia merupakan komunitas non profit dari para professional dan praktisi HR di Indonesia yang berkumpul dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi para profesional dan praktisi HR pada khususnya dan memajukan praktek pengembangan SDM dan Organisasi pada umumnya di Indonesia.

Tujuan ini diejawantahkan melalui kegiatan-kegiatan knowledge sharing, survey, forum formal maupun informal, awarding, career opportunity and development event dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam area pengembangan SDM dan Organisasi di Indonesia pada umumnya.

OneHR Indonesia merupakan sebuah komunitas independent yang tidak berafiliasi pada pihak manapun, baik swasta maupun pemerintah, di mana dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya OneHR Indonesia dapat bekerja sama dengan semua pihak yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama.

Teman-teman di OneHR Indonesia akan terus memberikan input kepada Pak Menteri dan jajarannya, dan kalau ada hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka dapat dimintakan langsung melalui WhatsApp Messenger, dan sejauh ini Pak Menteri selalu menjawabnya.

“Focusing solely on what you can potentially do better than any other organization is the only path to greatness.” (Jim Collins)

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan:

“Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1436 H,

Mohon Maaf Lahir dan Batin”

Catatan: Dalam rangka Hari Raya Lebaran, tidak akan ada posting artikel baru dalam 2 minggu mendatang. Postingan baru akan hadir kembali, Selasa, 28 Juli 2015.

Bookmark and Share

4 Responses to Strategi dan Prioritas

  1. Paulus saud says:

    Terima kasih sharing nyanpak Josef, memperkaya saya.
    Bila berkenan, ingin komunikasi dengan pak Josef, boleh share email bapak.

    Salam,
    Paulus saud

  2. Geaffary Aji Nugraha says:

    Sebagai Mahasiswa semester akhir Ilmu Komunikasi saya sangat menyukai tulisan Coach Josef tentang kegiatan-kegiatan inspiratif HR, semoga coach Josef dapat terus menginspirasi melalui coretan-coretan positif yg menginspirasi anak muda seperti sy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...

Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...

josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...


Recent Post

  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu
  • WFH – Working From the Heart