Posted on March 27th, 2012
BUAT anak-anak remaja, siapa yang tak kenal Group Beast, boyband asal Korea yang beranggotakan 6 personil ini. Tak heran, kalau kedatangannya ke tanah air pun di-elu-elukan para fans-nya.
Terlihat, begitu lagu “I Like You the Best” dikumandangkan, para penonton yang mayoritas adalah anak-anak remaja pun berteriak histeris. Terlebih lagi sewaktu YoSeob menyanyi sambil menunjuk ke arah penonton, yang seakan-akan lirik lagu tersebut betul-betul diperuntukkan buat para penonton.
Itulah kekuatan lirik lagu. Tetapi, terlebih lagi kata orang bijak, kharisma “The singer, not just the song”.
Lantas, apa sih hebatnya Group Beast yang naik pentas di Jakarta, Sabtu, 17 Maret lalu?
Jangan ditanya. Kalau saya mau dialog dengan putri saya, Eka, pintu masuk paling gampang adalah memulainya dengan bicara group music Korea, mulai dari SUJU (Super Junior) dengan KyuHyun, Big Bang, Infinite, atau Beast. Matanya pasti berbinar-binar dan ekspresi bicaranya bisa meledak-ledak saking semangatnya.
Beberapa hari menjelang pertunjukan, putriku Eka, sudah sibuk dengan guntingan kertas yang ditempel-tempel, yang semula saya duga itu untuk aktivitas sekolah. Ternyata saya salah. Guntingan kertas itu merupakan board dengan nama DooJoon di satu sisi dan DongWoon di sisi lainnya. Board ini sengaja dibawa ke show, demi memperlihatkan betapa kagumnya dia akan penyanyi tersebut.
Eka sudah berangkat dari rumah kami, sejak jam 8 pagi! Sementara pentas baru mulai jam 8 malam. Ini masih belum seberapa, karena ternyata ada penonton yang sudah hadir dari jam 5 pagi buta. Mereka ini rela antri menunggu hingga pertunjukan akan dimulai jam 20.00 WIB.
Minggu paginya, dari preview video di HP-nya, saya bisa merasakan suasana malam itu dengan teriakan histeris para penonton. Dengan polosnya Eka mengakui, “Aduh pak, itu gantengnya maksimal. Jantungku hampir berhenti berdebar, ketika DooJoon melambaikan tangannya ke arahku, karena aku mengangkat tinggi-tinggi banner dengan tulisan namanya.”
Dan benar, suasana bathinnya tergambar ketika melalui akun Twitter-nya Eka berkicau:
@ekaynrt: DOOJOON dadahin gue karna Banner gueeeeee!!!!!Gilaaa DuJun AI LOP YU PUL DEH
Sementara itu di rumah…
Saya menikmati alunan suara seorang wanita bule yang melantunkan lagu “Bengawan Solo”, dengan lafal nyaris sempurna, mengawali acara OVJ (Opera Van Java) yang dilaksanakan di kota Solo. Memang sangat kontras dengan pentas boyband Korea di atas.
Dan yang lebih menggetarkan lagi, ketika kamera meng-close-up, mengambil gambar Walikota Solo, Joko Widodo dari jarak dekat. Jokowi, begitu ia biasa disebut, tampak membaur dengan masyarakatnya, duduk lesehan dengan pakaian sangat casual, tidak nampak ada petugas protocol atau security di sekitarnya.
Dalam wawancaranya, dengan sederhana dia pun berkata, “Malam ini saya ingin bergembira bersama masyarakat saya.”
Inilah ungkapan tulus seorang pimpinan, karena yang saya pahami tentang “bergembira bersama” di sini adalah:
1. Program OVJ ini untuk menghibur masyarakat banyak, di mana Jokowi membaur sebagai anggota masyarakat.
2. Dalam pesta rakyat, tidak ada jarak pimpinan dan masyarakat. Dengan lesehan di tengah-tengah mereka (bukan di depan), pesan itu terasa lebih kuat.
3. Jokowi sekaligus mengajak msyarakat Solo yang hadir (menurut panitia ini merupakan peserta terbanyak dalam show OVJ sejauh ini) untuk disiplin, tertib dalam menonton.
4. Dan inilah contoh seorang pemimpin,dengan perbuatan nyata, bukan sekedar kata-kata.
Show yang ditonton Eka, ditutup dengan lagu V.I.U. (Very Important You), yang memang membuat penonton merasa ada memori yang terekam di dada, mengutip ekspresi Eka, karena Very Important You itu sungguh ditujukan kepada masing-masing penonton.
Penggalan lirik lagu itu…
“……I love you you you” (sambil menunjuk penonton)…
I love you beautiful, my girl, you, you, you. (terus menunjuk kepada penonton) yang jiwanya terus bergelora dengan personalized address seperti itu.
Di sinilah sebuah kontras terjadi. Lirik dan penyanyi yang sangat memukau, meninggalkan memori yang mendalam.
Sementara itu Jokowi, bukan hanya dengan kata-kata tapi juga dengan perbuatan nyata, mendemonstrasikan contoh perilaku seorang pimpinan yang merakyat, mencintai rakyatnya. Ia pun seakan berkata V.I.U (Very Important You) kepada rakyat Solo.
Apa yang dihadirkan oleh Jokowi, juga akan terekam di hati masyarakatnya. Bahwa dialah seorang pemimpin yang merakyat, peduli kepentingan masyarakat. Bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan perbuatan. (*)
josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Sipp….setuju Pak, Pemimpin itu harus orang yang bisa membuat orang yang dipimpinnya merasa penting 🙂
Sekedar mengingatkan kita tentang keseharian kita bersama Team. Apresiasi sering kali terasa langkah.. Terus saling mengingatkan ! Terima kasih Erlina
Tulisan yang sederhana namun sangat kuat pesannya. salut pak.
Terima kasih Setra, tulisan ringan untuk teman ngopi. Salam
Terima kasih atas sharingnya. Edukatif. “memimpin juga adalah mendidik. mendidik adalah memberi teladan”
Terima kasih mat Sahuda, kita masih perlu mengangkat berbagai contoh keteladanan pemimpin untuk pembelajaran kita semua. Salam
Pak Jos, cerita singkat, unik namun penuh makna. Menarik, mulai dari pimilihan topik, angle, hingga pembahasannya. Siapa yang menyangka boyband korea bisa dikaitkan dng Joko Wi dlm paparan management? Splendid! *jempolssss*
Menyempatkan waktu jam 22:00 membaca blogku aja merupakan kehormatan buat saya. Ternyata dengan tekun menulis, banyak hal2 sekitar kita bisa menarik perhatian, termasuk menggugah memori untuk pengalaman2 sebelumnya. Terima kasih mba Malla, saya menulis ini sambil tersenyum menyambut pagi hari
Good morning Pak Josef, thanks for the inspiring write-up … you make the world smile with you. Carpe diem
Terima kasih Janet. We choose our attitude setiap hari, untuk smile, atau gembira atau menggembirakan orang, membantu orang lain dengan sepenuh hati dst. Mendengar cerita Eka, sayapun bersemangat dan memilih untuk membagi antusiasme putriku kepada orang lain juga, melalui kisah ini. Sekali lagi terima kasih telah menyimak kisah ini… Salam
saya nonton sampai selesai pa peristiwa pa jokowi duduk di kerumunan masyarakatnya….
dan itu LUAR BIASA. HORMAT buat Beliau… dan terima kasih buat pa Josoep yang melangsirnya melalui tulisan Blog nya, Great
Note: hanya sayang nya lawakan OVJ nya ga sopan heheheheh yg di omongin di panggung ga jauh jauh dari duit bayaran.
perlu perubahan MENTAL saja buat Team kreatif OVJ untuk menegor dan memberikan training didikan buat team pemain nya . hehehehe
masih banyak cara melawak yg cerdas tanpa menjadi pengemis apalagi di depan pa JOKOWI seolah olah bayarannya kurang hehehehe
but everithing are oke
Terima kasih Efendi. Pada akhirnya kita yang menyaring porsi mana dari seluruh tontonan itu yang memberi kita manfaat atau nilai tambah. Kebetulan saya memilih belajar dari kehadiran pa Jokowi dan membaginya kepada teman2 pembaca blog. Feed back Efendi juga bagus, semoga penyelenggara menyadari itu. Salam – Josef
tulisan yang mencerahkan.. terima kasih pak josef buat pelajarannya.
Terima kasih Dheny, saya gembira bahwa ada pembelajaran di balik kisah ini, salam
Tulisan sederhana yang bermakna sangat dalam sekali, pak josef…Salut dengan Bapak dan juga ide-ide brilian-nya 🙂
Hi Anvina, teima kasih telah menyimak cerita2 dalam blog ini, salam
Tulisan yg bagus dan inspiratif pak! Semoga tetap sehat untuk menulis terus, sehingga pengalaman hidup bisa di tularkan kepada banyak orang.
Btw, beberapa tahun yang lalu saya pernah ketemu dgn fam bataona juga, di pabrik kramik haeng nam di di Wanaherang Bogor, apakah itu Saudara juga? Ada juga buku nya tentang pengalaman di HR?
Terima kasih Monang untuk doanya. Bataona yg di Bogor itu adalah juga keluarga. Terima kasih juga telah mampir ke blog ini
Sharing yang sangat bagus Pak. Seorang Pemimpin harus menjadi teladan terlebih dahulu.
Dear Funny, banyak dari kita yang rindu akan teladan yang patut dicontoh, semoga cerita2 keteladanan di masyarakat bisa diangkat ke permukaan untuk menginspirasi kita semua. Terima kasih atas kunjungan Funny ke blog. Nantikan cerita berikutnya yang akan hadir besok pagi.
Pak Jos memang cermat. Bisa menganalogikan Jokowi dg BoyBand Korea. Tdk terpikir, tapi betul. Andaikata dalam setiap hubungan kita dg orang lain, misalnya dg suami, istri, anak, karyawan, teman, kita bisa mem- VIU kan mereka, alangkah indahnya dunia ya pak.
Terima kasih mba Deby untuk men-spot key point: membuat orang lain merasa penting. Itu adalah kenyataan yg banyak kita hadapi setiap hari, sekitar kita, dan yang diperlukan dari kita hanyalah memperlakukan orang lain sehingga dia merasa Very Important U