Posted on January 24th, 2014
“Most companies give lip service to the importance of good employees, but they don’t actually treat them as though they’re important.” (Erika Andersen)
KESUNGGUHAN PERUSAHAAN untuk mempertahankan dan mengembangkan Talent jangka panjang akan menunjang keberhasilan perusahaan jangka panjang juga. Dan langkah untuk melakukan itu adalah sekarang, tanpa menunggu. Apalagi kalau perusahaan lagi tumbuh secara menguntungkan, akan cukup dana untuk inisiatif ini.
Uang bukan Segalanya
Ketika pimpinan mulai mendiskusikan tentang rekrutmen, semua kualifikasi yang diberikan adalah yang terbaik. Kita ingin Talent unggul di pasar yang dibawa masuk, dan tidak jarang juga dengan membayar harga premium, sesuai dengan kualifikasi para calon.
Masih banyak manager yang berpikir bahwa asal ada uang, banyak Talent yang mau bergabung dan tinggal di perusahaan ini. Begitu ada talent yang mendapat gaji tinggi minta berhenti, reaksi yang dilakukan adalah mencoba menawarkan tambahan gaji. Dan rekan HR juga sering ikut-ikutan menawarkan pendekatan ini.
Di samping pendekatan finansial seperti itu bukan merupakan solusi, saat untuk mendiskusikan Retention juga tidak tepat, karena bukan pada saat Talent minta berhenti. Simak juga postingan pada 29 Oktober 2014 berjudul: Retention Discussion bukan Saat Karyawan Minta Berhenti (Klik judul tersebut untuk membacanya)
Perlakuan terhadap Talent
Dalam artikelnya di blog dengan judul : “Mengapa ada Perusahaan yang kehilangan Talent terbaik, sementara lainnya tidak,” Erika Andersen menyodorkan pernyataan yang cukup menohok:
“Banyak Perusahaan yang cuma OMDO, alias omong doang tentang pentingnya karyawan bertalenta, tapi dalam keseharian mereka tidak memperlakukan karyawan bertalenta tersebut sebagai karyawan penting.”
Gejala keseharian kalau perusahaan sungguh konsisten kata dan perbuatan mereka dalam memperlakukan Talent:
Tidak ada kata-kata yang menyebutkan UANG. Ke-4 (empat) elemen itu sudah semua kita ketahui, dan kitapun menyadari pentingnya penerapannya. Namun dalam pelaksanaannya, banyak tergantung pada atasan yang memainkan peran ini. Namun walaupun semua manager mengikuti training dan siap untuk serius menjalankannya, Erika mengingatkan lagi bahwa ada 2 (dua) elemen lagi yang menentukan keberhasilan implementasi ini.
Simak kata-kata Erika di bawah ini yang saya gunakan untuk mengakhiri tulisan ini:
“You may have noticed that all four of these things require good management and leadership, and a company culture that includes honesty, clarity and treating people consistently well. Most elements of a company’s success are dependent on these two things – and keeping great folks is no exception.” (Erika Andersen)
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Pak Josef, thank for share.
Dua hal yang bapak tekankan di akhir, mengutip catatan Erika Andersen, yaitu berupa budaya (spesifik disebutkan kejujuran, keterbukaan, dan konsistensi perlakuan/implementasi) DAN kepemimpinan + manajemen yang “baik” (tidak harus great kan pak? karena sudah didukung oleh budaya tadi) saya sepakati sebagai bagian berikutnya yang perlu diperhatikan oleh pengelola SDM.
Kegamangan (ketidakjelasan dan keyakinan) pengelola SDM ketika membuat program, ketidakmampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh karyawan yang kritis, dan kejujuran yang selektif seringkali membuat perusahaan kehilangan karyawan-karyawan yang bertalenta.
Salam,
Terima kasih Mas Novan. Satu klarifikasi: semua aspek yang diturunkan dalam tulisan ini hendaknya menjadi perhatian semua leaders di semua level. Dengan demikian kalimatmu yang berbunyi “pengelola SDM” saya membacanya sebagai “semua leader”. Sekali lagi terima kasih untuk koment nya.
Pak, saya selalu kangen baca blog bapak… Tidak bicara hal yg muluk-muluk, tapi realita. Dua jempol untuk pak Josef – as always. Btw, sepertinya itu foto ibu ya…. Salam ya pak untuk Ibu….
Terima kasih Lisa. Saya memang hendak mengangkat keseharian kita dalam tulisan di blog. Tiap tulisan inginnya ada ilustrasi, jadi bisa spontan begitu ada ide muncul jelang undangan minggu kemarin. Lisa memang jeli.
Pak Josef, terimakasih atas tulisan-tulisannya yang selalu memberikan insight dan enak dibaca.
Saya ingin sekali mengundan Bapak untuk menjadi pembicara di kantor kami, bisa minta alamat email Bapak? Terimakasih.
Terima kasih Senri, terutama karena sudah meluangkan waktu untuk mengunjungi blog ini dan menyimak berbagai kisah disini. Saya akan email tentang permintaanmu.