Posted on June 24th, 2014
“Setting an example is not the main means of influencing others; it is the only means.” (Albert Einstein)
DALAM SEBUAH KESEMPATAN SHARING, seorang peserta program berceritera dengan bangga: “Kami diajarkan untuk menjadi Contoh!” Dalam berbagai sesi leadership yang diajarkan, fasilitator selalu mengedepankan pentingnya menyadari bahwa sebagai leader, semua yang dikatakan atau yang diperbuat akan didengar dan disaksikan anggota tim setiap hari, dan bahkan tim dari unit lainnya.
Kalau saja perkataan dan perbuatan itu sifatnya positif dan memotivasi, maka akan memberikan makna luar biasa kepada mereka yang menyaksikannya. Dan diharapkan setiap kali mereka dihadapkan pada suatu situasi tantangan tertentu, mereka akan mengingat seseorang yang mereka jadikan panutan, sekaligus mengingat berbagai perbuatan dan perkataan yang menginspirasi.
Panutan Tidak Selamanya Orang Yang Hebat
Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Marilyn Price-Mitchell, PhD kepada sejumlah remaja, tentang siapa yang menjadi tokoh panutan mereka, ditemukan bahwa tokoh panutan itu tidak harus orang dengan title dan jabatan tinggi atau yang mempunyai nama besar. Menurut remaja tersebut, para panutan bisa saja seorang guru sejarah, staf administrasi di sekolah, orang tua atau bahkan seorang teman lainnya. Ada suatu karakter dalam diri orang tersebut yang serta merta menginspirasi sang remaja, terus diingat dan bila dihadapkan pada situasi demikian, dia akan selalu ingat inspirasi dari orang-orang tersebut.
Menyimak kenyataan demikian, berarti setiap kita bisa berperan sebagai panutan, bahkan tanpa kita sadari. Teman yang baru selesai belajar Leadership tersebut sebetulnya dibekali ilmu bahwa sebagai Leader, mereka seharusnya menjadi contoh. Artinya bahwa mereka seharusnya berbicara dan bertindak sesuai norma positif, karena tim mereka akan terus memandang ke atas untuk mencontoh perkataan dan perbuatan atasannya.
5 Karakter Panutan di Mata Remaja
Survey tersebut di atas memang untuk remaja Amerika, namun hemat saya pandangan mereka sifatnya universal, karena itu saya ingin mengangkatnya di sini. Menurut mereka ada lima karakter yang dimiliki seorang tokoh panutan:
1. Passion and Ability to Inspire
Tokoh panutan umumnya punya passion atas pekerjaannya, dan mampu menginspirasi orang lain. Murid-murid tersebut menunjuk guru mereka yang tulus berbakti membimbing muridnya agar berhasil. Mereka sungguh-sungguh bertekad untuk membuat generasi mendatang menjadi lebih baik. Perilaku seperti itu sangat menginspirasi.
2. Clear Set of Values
Para tokoh panutan memiliki VALUES yang mereka anut dan menjadi dasar setiap perilaku mereka. Para remaja tersebut mengagumi tokoh tersebut yang bertindak sesuai values yang mereka anut. Sebagai contoh, para senior mereka yang sangat peduli pada orang-orang miskin dan juga masalah lingkungan. Merekalah yang bisa menggerakkan remaja tersebut untuk terlibat dalam masalah-masalah kemasyarakatan.
3. Commitment to Community
Tokoh panutan umumnya peduli pada orang lain dan bukan pada diri sendiri. Mereka umumnya aktif di komunitas mereka, luangkan waktu dan tenaga mereka untuk orang lain. Remaja tersebut sangat mengagumi mereka yang aktif dalam organisasi kemasyarakatan dan ringan tangan untuk menolong.
4. Selflessness and Acceptance of Others
Tokoh panutan umumnya tidak ingat diri sendiri, bisa menerima orang lain yang punya pandangan beda. Contoh yang dikemukakan salah seorang remaja tentang ayahnya yang mengatakan: “Saya akan membantu orang yang membutuhkan, tanpa pernah melihat status sosial atau latar belakangnya. Dia tidak takut untuk tangan kotor, dia tipe orang melayani. Dan ayah saya mengajari saya untuk melayani.”
5. Ability to Overcome Obstacles
Para remaja sangat terinspirasi dengan para panutan yang terus berusaha mengembangkan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah. Jadi tidak heran kalau mereka mengagumi orang-orang yang menunjukan kepada mereka bahwa sukses itu BISA diraih siapa saja.
Siapa Tokoh Panutanmu??
Sekitar kita banyak tokoh yang punya cerita yang sangat menginspirasi. Mereka tidak saja menginspirasi tapi sudah sampai ke tahap menggerakkan orang lain untuk berbuat. Sebagai anak muda dari desa nelayan terpencil, dua orang tokoh yang terus menginspirasi saya untuk melangkah sukses adalah kedua orang tuaku (foto di atas).
Dan tidak henti-hentinya saya bersyukur telah diberikan pelajaran berharga dari karya mereka selama hidupnya. Bagi yang belum membacanya, artikel pada postingan terdahulu (linknya ada di akhir kisah ini) bisa bercerita tentang orang tuaku yang menjadi inspirasi hidupku.
Siapa tokoh panutanmu?? Atau mungkin Anda sudah menjadi panutan untuk orang lain?? Hanya Anda yang bisa menjawabnya.
“Success is to be measured not so much by the position that one has reached in life as by the obstacles which one has overcome.” (Booker T. Washington)
Baca juga artikel terkait:
1. Warisan Mama yang Tak Ternilai, Jumat, 20 Desember 2013.
2. Berpikir Kreatif, Menentang Arus, Jumat 20 September 2013.
josef:
Terima kasih pa Eddie. Code of conduct yang kalian gunakan juga sangat powerful dalam mengembangan manusia...
josef:
Terima kasih Coach Helda. Adalah panggilan kita untuk saling mengingatkan, saling menginspirasi untuk create...
Eddie Cahyono Putro:
Saya sangat cocok dengan judul *”HIGHLY COMPETENT PROPLE WITH SOLID COLLABORATION”*...
Helda Tan:
Such a beautiful reminder Pak Josef… Seandainya saja lebih banyak orang yang menghargai prinsip...
josef:
Terima kasih banyak mba Malla, semoga mba Malla juga terus menginspirasi kita semua. Salam
Panutan hidup saya adalah orang tua. Jerih payahnya dalam membesarkan dan mendidik tanpa kenal lelah sehingga saya seperti sekarang…kemudian orang2 sekeliling membantu membesarkan saya dalam berkarya…salah satunya Pak Jos :)…Thanks Pak untuk sharing2 dan supportnya.
Terima kasih M. Chalid untuk sharingnya dan juga kunjungannya ke blog ini. Dimanapun kita sebagai tim, kita akan terus salong membantu. Terima kasih dan salam
Panutan saya memang masih orang tua. Ketika ditahbis menjadi Diakon (pra-tahbisan imam), kami seangkatan thn.1990 ditawarkan orang tua angkat. Saya sendiri menolak dan tidak mendaftar utm memilih orang tua angkat. Alasan sepeleh.saya belum terdaftar anak yatim piatu dan berikut saya masih terkbsesi dengan sosok krang tua saya yang dalam banyak hal tidak bisa digantikan oleh peran yang lain termasuk finansial dan supofting kehidupan. Mereka sudah tiada lagi sesudah menatap hidup mereka sukses khusus untuk pendidikan anak anak nya. Keteladanan mereka kini menjadi spirit yang mendorong setiap anak menuju pemenuhan kematangan, menjadi diri, kicking dan survive.
Terima kasih Pater untuk sharing insightnya. Banyak pilihan dalam hidup, dan kita punya kebebasan memilih, termasuk memilih tokoh panutan kita atau juga memilih untuk menginspirasi orang lain. Peran kedua orang tua sungguh luar biasa