Posted on October 26th, 2012
CATATAN harian itu sudah beberapa kali disempurnakan. Dan “Menulis buku” ada dalam daftar aktifitas kalau saya pensiun nanti. Buku yang berkisah tentang perjalanan karier mengelola Sumber Daya Manusia.
Belum sempat terealisir, muncul ide lain lagi. Dari berbagai diskusi dengan teman-teman di PortalHR, Ibu Malla Latief dan Meisia Chandra, saya diminta untuk menjajagi juga kemungkinan untuk menulis kisah itu di Blog.
Tertarik dengan kemungkinan ini, saya pun mulai membuka berbagai personal blog yang saya ketahui, untuk mempelajari apa saja yang dituliskan di sana. Dan kesan pertama yang muncul: belum berani, terutama karena blog yang saya simak adalah milik blogger yang sudah punya jam terbang tinggi.
Putriku jadi Challenger
Suatu hari saya berbincang-bincang dengan putriku, Eka, tentang social media, dan meminta saran sekaligus kesediaannya untuk men-design blog karena saya ingin memulainya. Reaksinya alami, sederhana tapi juga mengagetkan.
“Bapa berencana membuat blog? Ngomong-ngomong selama ini berapa sering status Facebooknya di-update?
Agak gelagapan dengan pertanyaan itu, tapi jawab saya: “Jarang.”
Dengan suara pasti Eka berujar, “Kalau begitu lupakan saja ide untuk membuat blog.”
Tidak bisa menerima komentar seperti itu, saya pun merobah pembicaraan menjadi diskusi.
“Tapi kalau saya terus berkeinginan untuk membuat blog, karena ingin membagi pengalaman di sana, apakah memang tidak bisa, hanya karena jarang update status di Facebook?”
Eka pun mulai dengan memberikan sarannya, “Kita diskusikan lagi ide ini kalau bapa sudah yakin akan menulis secara teratur di blog. Kesinambungan yang harus dijamin.”
Orang-orang bijak sering mengatakan, “Mengajukan pertanyaan yang jitu adalah awal yang tepat untuk pengambilan sebuah keputusan.”
Untuk menerima tantangan Eka, saya lantas memutuskan untuk mulai membuat daftar cerita kalau saya akan mulai menulis. Ternyata, saya sendiri juga kaget karena dalam waktu singkat saya sudah bisa menemukan 50 judul cerita.
Langkah Pertama dari Perjalanan Sejuta Kilometer
Teman-teman dari PortalHR saya hubungi untuk mendiskusikan berbagai hal yang penting, sambil menggali pengalaman mereka dalam social media:
Persiapan pun dimatangkan, dan pada tanggal 11-11-11, akhirnya telah diluncurkan sebuah blog: www.josefbataona.com. Bersamaan dengan itu pula diluncurkan twitter account @josefbataona guna menunjang blog ini.
Tanggal 10 Oktober lalu, telah genap 11 bulan kehadiran blog www.josefbataona.com. Data Google Analytics di bawah ini jelas memperlihatkan progress 180 hari sampai tanggal 10 Oktober 2012.
Data tersebut memperlihatkan:
Hal ini pun ditunjang oleh akun Twitter @josefbataona yang diluncurkan pada saat yang bersamaan dengan progress sejauh ini:
Yang menarik, kunjungan terbanyak dalam sehari ke blog adalah di tanggal 8 Mei 2012, di mana ada sebanyak 148 kunjungan ke blog, dengan posting: “Siapa Yang menangis kalau engkau pergi?”
Bagaimana Saya Mengelola Waktu untuk Social Media
Pertanyaan ini sering dimunculkan, mengingat kesibukan kerja saya. Pertama-tama saya jelaskan, bahwa semua artikel saya tulis sendiri, kecuali kalau ada sumbangan dari kawan, akan diberi catatan. Setiap waktu luang, adalah peluang emas untuk menulis atau sekedar mencatat ide-ide penulisan.
Rata-rata dua sampai 3 jam sehari saya gunakan untuk aktivitas di social media: berkicau di Twitter pagi hari dalam perjalanan ke gym untuk olahraga, atau menulis ide-ide untuk penulisan dan menjawabi komentar pembaca di blog, di mobil dalam perjalanan menuju atau sepulang dari kantor. Juga menulis artikel-artikel baru di waktu senggang atau di akhir pekan.
Dan yang terpenting: ada janji pada diri saya sendiri untuk posting 2 kali seminggu, tiap Selasa dan Jumat pagi jam 08.00.
Ini yang akan memacu saya untuk meluangkan waktu agar bisa terus menulis. Setelah posting baru siap, saya pun mengumumkan melalui Twitter dan juga link ke Facebook agar semua teman-teman di dalam network ini bisa mengetahui dan mulai membacanya.
Melihat respons teman-teman, 2 bulan sejak hadirnya blog dan Twitter, saya meluncurkan lagi sharing melalui Twitter dengan tagar #CurhatSTAF, yang hadir setiap Kamis pagi jam 08.00, menyuarakan kembali suara hati karyawan yang mungkin belum tersalurkan.
Dan sejak Juli 2012, #CurhatSTAFF bertambah temanya dengan dikusi tentang “Boss yang Asyik.” Semua hasil diskusi tersebut, akan saya masukkan juga ke dalam blog, sehingga teman-teman yang tidak sempat berpartisipasi, bisa membacanya di blog.
Apa yang telah saya pelajari dari perjalanan 11 bulan ini ??
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang telah mendukung hadirnya blog saya.
Seberapa Penting Social Media bagi HR?
Seorang kawan HR bahkan bertanya kepada saya di hari terakhir seminar PortalHR Summit yang diselenggarakan PortalHR di awal tahun 2012 ini:
“Apakah memang Social Media sudah menjadi prioritas perubahan yang harus dilakukan HR di saat ini?”
Pertanyaan seperti ini yang masih menghantui banyak rekan-rekan HR dewasa ini. Namun demikian saya menyarankan agar rekan-rekan HR mulai belajar dan menguasai social media untuk bisa menyimpulkan social media itu prioritas atau tidak.
Para Leaders sekarang dan di masa mendatang, kalau mau berkomunikasi dengan Gen Y, mereka perlu menggunakan tools–nya Gen Y, termasuk social media. Dan tuntutan social media sudah sulit dibendung, dan memaksa banyak perusahaan untuk membuat peraturan tentang social media.
Tetapi bagaimana mungkin seorang HR bisa membuat peraturan tersebut, kalau dia sendiri tidak menguasai social media??
Yang tidak kalah pentingnya, seperti kata Pak Nukman Luthfie, “Social Media is there, even if you ignore it.” (*)
NB: Artikel ini disadur dari Majalah Human Capital #1, November-Desember 2012.
josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Sipp…..Congrats yaa Pak..dan tetap Semangat menulis untuk berbagi 🙂
Terima kasih banyak Erlina, dan tentu saja terima kasih telah rutin mengunjungi dan menyimak cerita di blog ini
Selamat Pak Jos atas perjalanan nge-blog-nya.
Saya setuju sekali dengan pernyataan bapak bahwa apa yang kita anggap sederhana seringkali merupakan harta karun buat orang banyak ketika dituliskan dan dibagi.
Salut dengan semangat bapak untuk berusaha konsisten dengan dua tulisan setiap minggu-nya. Maju terus dan mari kita jadikan masyarakat Indonesia lebih maju dan berkarya untuk kebaikan bangsa.
Terima kasih berlimpah untuk Noer, komentar2mu di blog ini dan juga kunjungan secara berkala, telah memberikan warna tertentu pada perjalanan blog ini. kami tunggu komentar2 dan saran2 positif lainnya untuk kelanjutan blog ini. terima kasih
Buat pak josef,, 🙂
Pak,, blog anda sangat menginspirasi sekali,saya hanya mau bilang terima kasih utk wkt luang bpk memberikan inspirasi di blog,,mengingat kata “we can learn ‘anywhere,anytime,anychance’.” Saya sbg anak muda berusia 25th beristri 1,yg 6 bln k depan akan pny anak dan pekerjaan saya sbg waiter,, dan butuh biaya bnyk utk kelahiran anak saya,, tapi di satu sisi keinginan saya utk belajar sangat besar,ingin melanjutkan kuliah tp istri dan kelahiran anak saya sangat penting,, dengan ada ny blog bapak ini,, saya bs belajar “lagi” dan terinspirasi “lagi” utk young n success,, Terima Kasih utk inspirasi dan pelajaran dgn bahasa yg tidak terlalu kau,, enak dibaca,, and inspiring keep writeing pakk,, 🙂
Tito
Terima kasih banyak Tito, atas cerita tentang pekerjaan dan keluargamu. Tanpa disadari Tito telah memberikan kami pelajaran penting, bahwa hidup ini penuh dengan pilihan, dan sering sekali sulit. Namun demikian pilihan tetap harus diambil. Dari pilihan yang diambil Tito, kami bisa melihat betapa penting keluarga itu di mata Tito. Dan saya juga gembira melihat semangat belajar Tito yang luar biasa. Dalam kisah awal di blog ini, Tito bisa membaca bagaimana perjuangan saya sebagai seorang putra desa nelayan, untuk bisa kuliah. sekali lagi terima kasih telah mengunjungi blog ini. Cerita2 baru akan saya hadirkan tiap selasa dan jumat pagi jam 08:00
“Congratulation Pak JOS..”
Benar kata Pak Noer, bahwa tulisan yang dianggap sederhana oleh penulisnya, namun memberikan dampak luar biasa pada kita2 pembacanya, especially saat kita “in rainy day”
Many thanks once again Pak & tetap semangat untuk menulis….:))
Terima kasih Mudji untuk “ucapan Congratulation” nya. Terima kasih juga untuk terus menyimak kisah di blog ini, dan saya juga gembira bahwa banyak yang bisa mengambil manfaat dari tulisan2 itu, termasuk Mudji sendiri. Salam
Proficiat Pak Josef, rasanya baru kemarin ternyata sudah 11 bulan ya Pak.
Meskipun saya jarang menulis tanggapan tapi saya tetap mengikuti terus dan merupakan menu wajib mingguan yang tidak terlewatkan.
Banyak pengetahuan dan ilmu yang bisa saya dapatkan dan tularkan dari blog Bapak dan saya juga mengumpulkan semua kata bijak yang Bapak tulis.
Terimakasih untuk semuanya Pak Josef, sekali lagi Proficiat, terus berkarya. Tuhan memberkati.
Salam,
Hari
Terima kasih Hari atas komentarnya, dan juga waktunya untuk terus mengunjungi blog dan menyimak kisah2 yang disajikan disana. Semangat menulis saya pun bisa terpelihara karena berbagai komentar, saran, masukan2 yang saya terima, termasuk dari Hari. Salam Tuhan Memberkati