Posted on January 10th, 2014
KESEMPATAN LIBUR AKHIR TAHUN, dalam menghadiri beberapa acara, saya bertemu dengan karyawan yang dahulu sama-sama membangun lingkungan hidup sehat di tempat kerja, termasuk olahraga rutin. Mereka berbagi pengalaman hidup sehat mereka, serta berbagai aktivitas yang mereka lakukan agar tidak cepat pikun. Salah seorang malah bertanya, “Sejak kapan Pak Josef membuat rencana pola hidup untuk pensiun (bukan aspek finansial) dan seperti apa bentuknya?”
Ajak Keluarga Terlibat dalam Perencanaan
Jawaban atas pertanyaan karyawan di atas saya berikan dengan memaparkan detail rencana yang saya diskusikan bersama Lena istriku dan Putriku Eka, ketika saya memasuki usia 50 tahun.
Begitu pensiun penuh, saya dan keluarga harus melihat kembali gaya hidup kami untuk memutuskan apakah bisa terus dengan pola seperti itu, atau ada yang harus ditinjau kembali, dengan mempertimbangkan sumber dana. Pelaksanaannya bisa seketika atau di kemudian hari, namun arahnya sudah digariskan seperti ini. Berikut adalah daftar yang kami buat:
Sumber Dana (ditulis sumbernya)
Berbagai daftar pola hidup dan keputusan untuk: S = sama seperti sekarang; K = dikurangi; T = ditambah; H = dihilangkan.
Makanan dan Minuman
Ketrampilan istriku dalam menyajikan beragam menu makanan seperti pada foto di bawah ini, sangat membantu perencanaan ini.
Rumah, Perawatan dan Infrastruktur
Pakaian, Perawatan Diri dan Asesoris
Liburan dan Rekreasi (libur dalam negeri dibuat dengan perencanaan jauh sebelumnya untuk mendapatkan rate yang ekonomis)
Olahraga
Amal dan Sumbangan Sosial
Keluarga
Mobil dan Penggunaan
Belajar, Sosialisasi/Network, Menulis dan Pengembangan Diri
Pendidikan Anak
Spiritual
Kreativitas dalam Implementasi
Beberapa makanan kesukaan yang bisa diteruskan dengan cara yang lebih kreatif tapi murah, contoh (dengan harga pada saat konsep ini dibuat):
Daftar ini bukan final dan sesuai untuk keluarga kami, dan belum tentu sepenuhnya sesuai untuk keluarga lainnya. Namun demikian meluangkan waktu untuk menyusun rencana untuk keluarga masing-masing, akan membantu agar tidak ada surprise di kala pensiun, terutama dalam kaitan dengan gaya hidup, yang harus disesuaikan dengan sumber penghasilan masing-masing. (*)
josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Terima kasih inspirasinya pagi ini Pak Yosep.walaupun masih agak lama menunggu pensiunnya.Selamat Pagi.
Terima kasih Damianus, pendekatan itu bisa juga digunakan kalau suatu saat sumber keuangan tidak berimbang dengan pengeluaran. Daftar ini akan memberikan gambaran prioritas apa yg perlu didahulukan sesuai dengan ketersediaan dana
Wah..hebat Pak Josh, bisa mengatur rencana hari tua sedetail itu. By the way, saya sampe ngiler gitu liat masakan istri Bapak yg difoto, masakan rumah yang ga kalah sama masakan restoran. Artikel Bapak ini juga bisa jadi referensi buat gaya hidup sehat. Terimakasih sudah berbagi Pak 🙂
Terima kasih Evi, rencana seperti itu perlu agar tidak kaget menghadapi perubahan, dan yang penting adalah keluarga diajak untuk diskusi. Dalam perencanaan ini, kami masukan unsur talenta istri yang pandai masak untuk memberikan ide2 kreatif. Terima kasih kalau Evi menggunakannya sebagai referensi gaya hidup sehat. Masih ada beberapa artikel di blog sebelumnya tentang hidup sehat
Hebat sekali Tata perencanaannya … Omong2, kak Lena bisa tuh buka restoran 🙂
Terima kasih Catharina, kalau mau bisa saja dilakukan, hanya saja ada prioritas lain yang perlu dapat perhatian.