Tradisi Tarian Kebersamaan

Posted on September 4th, 2015

“Whoever is happy will make others happy too.” (Mark Twain)

SELURUH MASYARAKAT Desa Lamalera, Lembata diundang, bukan saja untuk perayaan Misa Syukur (lihat posting Selasa lalu di sini), tapi juga untuk perayaan lanjutan. Hari ini ada alasan yang sangat kuat untuk sebuah perayaan, sebuah kebersamaan, bersatu dalam rasa persaudaraan. Dan semua yang diundang akan ikut ambil bagian, bukan saja dalam perjamuan makan siang, tetapi juga untuk ikut menciptakan kegembiraan bersama, baik melalui acara yang disiapkan sebelumnya, ataupun dalam tarian kebersamaan, tarian rakyat yang dinanti-nantikan.

Nilai Persaudaraan Turun Temurun

Sebuah ungkapan warisan leluhur, yang sengaja diangkat untuk menggaris bawahi perayaan siang itu:

“Te Tou, One Tou, Mata Tou, Toro Kake-Toro Ari”

(Bersatu, satu hati, satu pandang, bersama sebagai saudara)

Semua yang hadir, bukan saja satu kampung, tapi terdiri dari berbagai suku yang  terkait satu sama lainnya yang menyatu dalam jejaring sosial yang tidak bisa dipisahkan. Kebersamaan sering nampak dalam berbagai acara adat seputar pembuatan perahu atau penangkapan ikan. Juga dalam acara adat seperti pernikahan dan lain-lain.

Warisan leluhur tersebut dimunculkan juga dalam acara ini, di mana semua bersama-sama bahu membahu mengambil bagian aktif demi suksesnya perayaan hari itu.

foto1

Kontribusi dari anak sekolah, mulai dari yang serius setingkat SMP dan SMK, atau yang ringan dan lucu yang ditampilkan SD dan TK seperti nampak pada foto di atas.

Sentuhan Kemanusiaan

Sebagai bagian dari perayaan 25 Tahun Pater Piter Bataona dan Sr. Sintha Bataona, diadakan pula pengobatan gratis selama empat hari. Turut berpartisipasi, dr. Nina Keraf dan juga beberapa perawat sahabat sr. Sintha yang datang dari Jakarta. Kegiatan ini bisa menyentuh 889 orang di Lamalera dan tiga desa sekitarnya.

foto2

Acara lain yang digelar pada hari H-3, adalah berkumpulnya para jompo dan orang tua penerima beasiswa yang selama ini diselenggarakan oleh keluarga kami. Mereka hadir untuk temu muka, sekaligus mengungkapkan rasa syukur bahwa mereka juga bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup keluarga kami. Makan malam bersama sambil berdoa, semoga kita semua dilimpahkan berkat dan juga dikarunia dengan kesehatan.

Kedua moment sentuhan tersebut sangat penting, bukan saja di saat-saat mereka membutuhkannya, tapi juga merupakan bagian dari perayaan syukur.

Santap Bersama

Semua di kampung diundang untuk santap bersama. Penyelenggaraan yang dimulai dengan pembagian snack dan kopi/teh, serta kemudian makan siang untuk sekitar 2.000 orang, memang tidak mudah dalam keterbatasan prasarana di desa. Sukses penyediaan ini hanya dimungkinkan karena gotong royong yang solid dan pengerjaan sepenuh hati. Beberapa rekaman acara makan siang, seperti terlihat di foto di bawah ini.

foto3

Bersama dalam Tarian Dolo-dolo

Ada beberapa jenis tarian kebersamaan yang senantiasa dihadirkan dalam pesta rakyat. Hari itu masyarakat memilih Dolo-dolo. Yang berpartisipasi dalam tarian itu akan berpegangan tangan sambil membentuk lingkaran. Bila pesertanya banyak, mereka bisa membentuk lingkaran dalam lingkaran, bisa sampai dua atau tiga lingkaran.

foto4

Mereka berpegangan tangan, bergerak mengikuti irama lagu, tanpa beban. Mereka seakan sedang merajut kebersamaan, karena di sana tidak ada yang lebih tinggi/rendah, tidak ada jenjang sosial, tidak melihat tua atau muda. Mereka nampak penuh semangat dan sungguh menikmatinya.

Bahkan ketika lagu dimulai, tak perlu ada yang menyuruh, mereka akan spontan berdiri, memasuki lingkaran di titik manapun yang dia mau, dan langsung hanyut dalam tarian dolo-dolo…… seakan menginginkan agar acara ini jangan cepat berlalu……..

Dalam perjalanan kembali, di Pelabuhan Lewoleba, ada sahabat yang baru pertama kali ke Lamalera nampak diam, sedih seakan sedang membangun tekad: “Aku Pasti Kembali Lagi…..”

“If you think positively,

Sound becomes music,

Movement Becomes Dance,

Smile Becomes Laughter,

Mind Becomes Meditation,

And Life Becomes a Celebration.”

(Rishika Jain)

Bookmark and Share

8 Responses to Tradisi Tarian Kebersamaan

  1. Agnes Keraf says:

    Tarian Bersama dalam bentuk lingkaran sambil bergandengan tangan menggambarkan “Te Tou, One Tou, Mata Tou, Toro Kake-Toro Ari” (Bersatu, satu hati, satu pandang, bersama sebagai saudara). Pesta bagi orang Lamalera tak hanya makan bersama tetapi juga menari bersama sebagai ungkapan sukacita. Sejenak orang melupakan kesulitan hidup…

    • josef josef says:

      Terima kasih Sr. Agnes. Budaya yang perlu dilestarikan. Sesewaktu mereka perlu meninggalkan rutinitas untuk membaur dalam kebersamaan penuh sukacita. Terima kasih tanggapannya.

  2. Irene Sandra says:

    Pak Yosef saya rasa artikel kali ini penuh dengan nilai-nilai sosial yang saling terkait yaitu rasa syukur yang membuat kita ingin berbagi sehingga melahirkan kebersamaan. Kebersamaan yang datang dariketulusan hati membuat suasana menjadi indah tidak ada “hidden agenda”. Terlebih sebetulnya apa yang kita punya sebetulnya adalah milik Tuhan dan sudah selayaknya kita kembalikan kepada yang empuNya melalui ciptaanNya terlebih sesama kita. Sungguh indah jika setiap manusia menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, “KETULUSAN” kata yang sederhana tapi sulit dipraktekan terutama di abad sekarang ini karena ketulusan memerlukan pengorbanan bukan melulu materiil tapi ego kitapun turut direlakan.
    Terima kasih sharenya P. Yosef.

    • josef josef says:

      Terima kasih Sandra untuk ulasan tambahan, dengan memberikan garis bawah pada “berbagi” setulus hati. Semoga langkah kecil yang sudah dilakukan keluarga, bisa membawa manfaat. Selamat berakhir pekan.

  3. pieter bataona says:

    Satu hati satu pandangan..brotherhood integrated…be one sudah menjadi darah daging mengalir dari spirit leluhur. Bersaudara dg siapa saja..pegang tangan siapa saja tanpa memilih..dan begitu lagu dolo dolo berkumandang semua mengayun langkah, sentakan kaki dalam irama yang sama (get in tune) sehingga lagu dan penari menjadi harmonis..mari kita pulang kampung dan timbah semangat dolo dolo agar kita tidak bakal menjadi mangsa kehidupan metrpolis yang membuat kita terasing teralienasi dari kebersamaan yg harmonis seperti ini. Ayoh tahun depan datang lagi.

    • josef josef says:

      Terima kasih pater, ajakan yang sejuk. Disana, di kampung, banyak benih kebaikan yang bisa ditimbah, dijadikan pembelajaran, sekaligus bekal untuk menjalankan misi hidup masing2. Tapi semua kita menuju ke satu titik, masyarakat yang lebih baik, Indonesia yang lebih baik.

  4. Vina says:

    Ini dia satu budaya & tradisi yang kuat yang membuat saya kagum.
    Menghadiri dan mengikuti rangkaian acara dalam rangka HUT 25th kedua Yubilaris, merupakan suatu kehormatan dan keberuntungan dapat berada di tengah-tengah mereka…dan tarian dolo-dolo itu membuat saya tak bisa menolak untuk mengikutinya dan menyatu dengan semua yang ikut..tanpa pandang bulu.
    Terima kasih sekali lagi Bp Josef&keluarga…Pasti saya kembali lagi…(with big smile)..:D

    • josef josef says:

      Sungguh gembira ada banyak sahabat memberikan perhatian dan ikut terlibat aktif dalam perayaan ini, termasuk Vina. Terima kasih banyak untuk itu. Dan masih banyak obyek yang belum dilihat… Alasan kuat untuk kembali lagi.

Leave a Reply to pieter bataona Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...

Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...


Recent Post

  • Mindset Sehat Penuh Syukur
  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu