Posted on February 11th, 2014
“Every decision you make – every decision – is not a decision about what to do. It’s a decision about WHO You are.” (Neale Donald Walsch)
SUDAH BANYAK ARTIKEL sering membahas High Performance Team, atau juga tentang bagaimana me-manage Talent agar mereka bisa tumbuh subur dan memberikan kontribusi maksimal. Namun dalam perjalanan pertumbuhan perusahaan, ada saja karyawan yang kewalahan mengikuti irama gerak perusahaan, apa lagi memenuhi standar prestasi yang disepakati bersama.
Standar Prestasi yang Jelas
Banyak dari kita yang sering mendengar ungkapan popular dari Jim Collins:
“Get the Right people on the bus, the wrong people off the bus, and the right people in the right seats.”
Kita semua paham apa yang dimaksud. Tapi dalam kenyataannya sering kita kesulitan menghadapi situasi seperti itu: reaksi tidak terima dari kelompok yang harus “off the bus” dan juga kesulitan mereka yang harus menanganinya.
(Courtesy of Google Image)
Semua ini hendaknya berawal dari 2 (dua) hal pokok:
Peran Kepala Bagian Mencegah Surprise
Mari kita berasumsi (seharusnya demikian) bahwa karyawan yang kita terima memiliki kualitas sesuai standar yang diperlukan. Dengan berjalannya waktu, ada penambahan tugas, dan juga persyaratan yang semakin ketat.
Ini diakibatkan oleh dinamika bisnis untuk merespon berbagai tantangan internal/eksternal yang juga terus berubah. Karena itu penggunaan system secara berkesinambungan dan taat azas, akan membantu untuk melihat perkembangan karyawan dari waktu ke waktu, dalam menunjang pencapaian target bersama, baik di tingkat unit/divisi, maupun di tingkat perusahaan.
Di sinilah peran aktif semua kepala bagian untuk berinteraksi, berdialog dari waktu ke waktu dengan anggota timnya. Komunikasi terbuka tentang ke mana arah berbagai penugasan, dan bagaimana mengukur hasilnya, akan memungkinkan semua pihak terhindar dari surprise yang tidak perlu di akhir perjalanan.
Berbagai forum bisa digunakan untuk itu: mulai dari setting target, performance review tengah tahun atau review hasil kerja di akhir tahun. Sepanjang tahun banyak kemungkinan kesempatan untuk melakukan dialog dengan tim, baik secara individu maupun secara bersama-sama, agar semua pihak sadar akan target, progress dan mencari langkah-langkah untuk membantu tim mencapai target.
“Off the Bus” Sebagai Langkah Terakhir
Dengan system yang baku serta praktek performance management yang baik sekalipun, sering terjadi salah paham karena interpretasi yang berbeda-beda. Apalagi kalau tidak ada komunikasi berkala dan menunggu evaluasi performance akhir tahun. Jadinya adalah SURPRISE karena perbedaan cara memandang pencapaian target.
Dan mereka yang memang tidak memenuhi standar performance, bukan terjadi tiba-tiba. Proses ini terjadi dari waktu ke waktu. Karena itu peran kepala bagian untuk terus menerus berdialog, memberikan coaching pada tim, akan membuat semua pihak terbuka matanya, apakah prestasi karyawan tertentu yang sudah mulai kewalahan, masih bisa dipertahankan atau perlu mencari jalan keluar lain.
Bila sampai keputusan adalah karyawan itu harus keluar, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
Bila hal tersebut dilakukan, mudah-mudahan karyawan tersebut bisa menerima dan dengan besar hati meninggalkan perusahaan. Maka tidak heran ketika saya menerima sebuah pesan SMS:
“Selamat pagi Pak Joseph. Update, kalau saya sudah mendapat pekerjaan baru dengan posisi yang bisa memberikan saya wawasan sekaligus tantangan baru. Sekarang saya sudah mulai mengerti kata-kata bapak: Kamu mungkin akan lebih sukses di luar, daripada kita paksakan untuk kamu terus di sini. Terima kasih untuk nasehatnya.”
“If you don’t do the choosing, life will choose for you, and it may not be the choice you want.” (Robert Anthony)
josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Very Nice! Sangat menginspirasi Pak.. sukses selalu.
Terima kasih Edwin untuk waktunya menyimak kisah ini. Sukses juga untuk Edwin
sangat bagus, tulisan bapak memotivasi saya untuk lebih baik, terima kasih
Terima kasih Nazzarrudin, gembira saya bahwa artikel itu memberi manfaat. Salam
Sharing yang sangat bermanfaat. Mengingatkan saya untuk introspeksi diri dan terus mengembangkan kemampuan. Thanks a lot, Pak Josef.
Terima kasih Aina, ini untuk introspeksi kita semua termasuk saya, saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan, sambil berdoa semoga yang harus pergi bisa sukses di tempat lain.