Posted on May 13th, 2022
“People who set themselves apart from the others are intentional about growing. They are constantly trying to be the best they can be. When you make personal growth a life-long goal, you can’t help but achieve success!” (John C. Maxwell)
INGIN SUKSES? Siap berubah! Kita semua menginginkan sukses, namun ada saja yang enggan untuk keluar dari zona nyaman, atau persisnya tidak mau berubah. Kalau diri sendiri enggan berubah, akan sulit untuk mengajak orang lain berubah. Hal ini saya kedepankan karena tidak sedikit yang menghendaki orang lain yang berubah, sementara dia sendiri yang berperan sebagai pemimpin yang bisa menjadi contoh perubahan malah tidak mau berubah.
Bertumbuh Kalau Berubah
Orang bijak mengatakan bahwa yang membedakan orang-orang sukses dan tidak sukses adalah GROWTH atau pertumbuhan. Dan hanya mereka yang berubah yang bisa tumbuh. Ada beberapa pertanyaan reflektif berikut yang bisa memandu kita untuk melihat, apakah saya siap dan terus bertumbuh atau tidak:
Bila penilaian diri ini dilakukan secara jujur, boleh jadi ditemukan bahwa langkah perlu diambil, karena tidak ada istilah terlambat untuk belajar dan bertumbuh. Kita bisa mencari bidang baru untuk belajar, atau menemukan orang-orang yang bisa membantu kita untuk belajar dan tumbuh menuju sukses.
Ciptakan Kondisi Lapar untuk Belajar
Beberapa waktu lalu, seorang sahabat, Ewaldo Amaral, menerbitkan buku dengan judul unik, Certified Hunger: Seni Menjadi Pribadi yang Selalu Lapar untuk Belajar.
Melalui buku ini, Ewaldo mengajak pembaca untuk membangun Mindset dan Perilaku yang senantiasa mempunyai kemauan tinggi untuk belajar, dalam rangka mempersiapkan diri untuk masa mendatang. Pengetahuan dan ketrampilan yang dipunyai saat ini, akan segera diuji oleh tuntutan zaman, apakah masih relevan atau perlu diperbaharui. Dalam menapaki setiap langkah kehidupan, kita disodorkan berbagai kesempatan untuk belajar, namun pilihan ditangan kita, apakah mau memanfaatkan kesempatan itu atau diabaikan begitu saja.
Ada bagian penting yang perlu dicermati benar-benar. Saya kutip sebagiannya:
Kita boleh bermimpi tinggi. Tapi itu bukan menjadi alasan untuk membuktikan diri. Tugas kita sederhana. Kita hanya perlu improve diri kita dari hari ke hari.
Tidak ada orang lain yang menjadi alasan untuk pembuktian diri. Cukup improve diri sendiri saja. Living to improve, not to prove.
Kalau kita bisa membuat komitmen kecil setiap hari untuk belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu, maka ini akan menjadi gaya hidup kita jangka panjang. Dan gaya hidup seperti itu hendaknya ditularkan, dibagi kepada sesama, seperti halnya Ewaldo membaginya melalui buku ini.
Kesempatan Bereksperimen
Habis sarapan pagi, saya sempat mendengar percakapan istriku dan Isyah, salah satu ART:
Isyah, bakwan goreng buatanmu sangat enak dan tidak berminyak. Apa yang kamu ubah dari yang diajarkan ibu?
Isyapun menceritakan detail dari apa yang dia lakukan, sementara itu dengan cermat istriku menyimak penjelasan Isyah, dan beberapa kali mengucapkan: Oooo, begitu yah, bagus ….
Sambil senyum gembira istriku kemudian mengucapkan terima kasih sambil memberikan apresiasi kepada Isyah atas hasil yang dibuat.
Mengapa Isyah memberanikan diri untuk mencoba-coba diluar kebiasaan? Karena dia dibolehkan untuk bereksperimen. Terkadang dia menunjukkan kepada istriku YouTube yang isinya tentang masakan tertentu. Dia ingin mencobanya, tapi ada bahan yang dia minta untuk boleh dibelikan. Dan istrikupun membolehkan. Hasilnya? Terkadang langsung jadi. Atau dikesempatan lain, ada yang perlu disesuaikan dengan selerah kami di rumah. Dan istriku dengan mudah memberikan umpan balik, apa yang perlu ditambah atau dikurangi dalam pengerjaannya.
Di lain pihak, istriku Lena tidak malu untuk belajar dari hasil eksperimen ART tersebut, karena terbukti hasilnya memang lebih baik.
Bereksperimen juga merupakan bagian penting dari buku Ewaldo tersebut diatas. Untuk bereksperimen, diperlukan keleluasaan, kebebasan yang dirasakan oleh setiap orang yang bereksperimen. Dan didalamnya terkandung unsur tidak takut melakukan kesalahan serta berani mengambil resiko. Petikan berikut ini sekaligus meneguhkan pemahaman ini.
“I want a space for people to feel safe and be creative. Actors want it, too. They want to feel like they’re listened to, and they’re safe to experiment.” (Jennifer Yuh Nelson)
josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...
Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...
Santi Sumiyati:
Terima kasih Pak Josef atas tulisannya yang dapat mendorong saya memiliki sudut pandang baru dalam...
josef:
Terima kasih sama2 mas Bram, semoga teman2nya bisa mengambil manfaat untuk persiapan mereka memasuki masa...
pagi pagi baca ini…feel so blessed pak Jos
Semangat pagi Helda, semakin banyak kita belajar dan tumbuh, semakin banyak pula kesempatan kita untuk berbagi ilmu. Salam
Thank you Pak Josef for featuring my book in your blog. Really grateful. Keep inspiring, Pak!
Terima kasih sama2 Ewaldo, senang bisa belajar bersama dari bukumu. Ayo siapkan buku kedua.
selamat siang Pak Josef, blog ini sangat menginspirasi saya.. Bolehkah saya minta email bapak?
Salam kenal, terima kasih dan saya sudah email
Salam kenal Pak Josef, perjalanan karir bapak sangat menginspirasi saya dan juga teman-teman saya 🙂 apakah boleh bila saya meminta email bapak? Terima kasih sebelumnya pak.
Salam kenal Michailin, tentu saja boleh. Silahkan email ke josef.bataona@gmail.com