Posted on September 2nd, 2014
“In the queue of changes, the first person to begin with is your very self.” (Terry Mark)
ANTRI. Sebuah potret kehidupan yang bisa kita temui setiap hari di berbagai momen bahkan di manca negara. Sejak dini, selagi kanak-kanak kita juga diajarkan oleh orang tua dan guru untuk antri.
Cukupkah itu? Di banyak tempat, kita jumpai tulisan: “Silahkan Antri”
Ada jalur-jalur berupa tali pemisah untuk membantu orang antri. Bahkan ada petugas yang hadir untuk mengatur barisan antri. Masih sulitkah setelah semua upaya itu dilakukan?
Dahulu Kini dan Nanti Sama Saja
Adalah George Mikes, orang Hongaria kelahiran British pernah berkelakar tentang ketatnya disiplin antri:
“An Englishman, even if he is alone, forms an orderly queue of one.”
George Mikes adalah pengarang buku, dan terkenal karena komentar-komentarnya yang humoris. Dia juga pernah bercanda dengan mengatakan:
“Many continentals think life is a game. The English think cricket is a game.”
George tidak sekadar berkelakar. Di masa lalu, ada beberapa peraturan (persisnya ketentuan lisan yang diterima oleh masyarakat), basic rules for queuers of Britain (saya hanya petikkan beberapa diantaranya), seperti yang dibagi oleh Prettyfeetpoptoe dalam sebuah artikel berjudul: “Queuing – The Great British Pastime.” Ya ampun, sampai antri dia anggap hobinya orang Inggris.
Nyaris Perang Saudara Depan Basilika St. Pieter
Dalam perjalanan baru-baru ini, entah apa yang terjadi kali ini, rombongan kami harus antri selama 1,5 jam, di lapangan yang panas tanpa atap bersuhu hampir 30 derajad celcius, untuk bisa masuk basilica St. Piter. Tapi karena niat kami sungguh-sungguh untuk kunjungan ini, kamipun sabar dalam antrian. Ketika kami keluar dari basilica, antrian masih panjang sekali seperti nampak di belakang kami pada foto berikut.
Tiba-tiba kami dikagetkan oleh ribut adu mulut dua orang persis di depan kami. Yang satu pemimpin rombongan China dan lainnya pemimpin rombongan Jerman. Yang satu menuduh yang lainnya nyerobot antrian.
Kalau kita merujuk ke tata kebiasan di atas: ada pelanggaran nomer 1, 2, 5, dan 7. Pimpinan rombongan China yang sudah antri di depan rombongan Jerman, sempat meninggalkan antrian untuk mencari dua tiga anggota rombongan yang ketinggalan. Setelah ketemu, mereka masuk kembali dalam antrian tepat di depan rombongan Jerman, karena ada celah yang memungkinkan mereka masuk. Karena tidak sadar bahwa mereka ini sempat meninggalkan antrian, adu mulut hampir menjadi adu jotos, kalau saja petugas tidak segera menghampiri untuk melerai.
Semua yang hadir dan antri, seharusnya bersaudara, untuk tujuan yang sama, tanpa peduli apa bangsa dan agamanya. Andaikan Paus Benedict, bila sedang siesta di dalam kompleks Vatikan ini, dan melihat kejadian itu, boleh jadi akan memberikan konfirmasi apa yang pernah dia ucapkan:
“Globalization makes us neighbours, but does not make us brothers.”
Tips untuk membangun budaya antri:
Budaya antri, hanya bisa mulai dibangun dari diri sendiri. Praktekkan itu setiap hari. Ajak orang-orang terdekat untuk juga melakukannya. Virus positif ini akan segera menyebar untuk membuat lebih banyak orang lagi mau sabar antri. Bukankah ini merupakan kontribusi kita untuk menciptakan perdamaian, menjadikan dunia ini lebih baik?? SEMOGA!!
“Respect ourselves guides our morals; respect for others guides our manners.” (Laurence Sterne)
josef:
Terima kasih Santi, banyak juga yang rezekinya disalurkan melalui tangan kita. Karena itu, selain mengambil...
Santi Sumiyati:
Selamat sore Pak Josef…luar biasa Pak…sangat menginspirasi saya. Tulisan bapak...
josef:
Terima kasih Santi, dalam banyak kejadian kita dihadapkan pada pilihan bebas tanpa paksaan, termasuk pilihan...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, ini merupakan panggilan untuk berbagi. salam
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef, luar biasa bagus dan menjadi pembelajaran berharga bagi saya setelah membaca...
Terima kasih pak Josef yang sudah mengangkat material in untuk mengangkatkan kita secara pribadi untuk saling hormat menghormati, baik di antrian tiket, jalan raya. Budaya saling hormat menghormati harus dikembangkan sehingga hal ini dapat mempercepat dan memperlancar proses dan tentunya meningkatkan respect dan rasa hormat dari orang lain.
Terima kasih pak Josef, Sukses Selalu dan semoga bacaan ini di baca banyan orang.
Salam
Terima kasih Tromol, kita perlu saling mengingatkan sepanjang waktu. Terima kasih dan ikuti kisah selanjutnya