Sukses dan Bahagia Pekerja Mandiri

Posted on June 10th, 2022

commentsComments Off on Sukses dan Bahagia Pekerja Mandiri

It is the individual who knows how little they know about themselves who stands the most reasonable chance of finding out something about themselves before they die.” (S. I. Hayakawa)

Dalam diri masing-masing kita sesungguhnya tersimpan berbagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk bisa sukses. Yang perlu dilakukan adalah menggali dan menemukannya, mengasah dan memberdayakannya untuk sukses.

Dalam pergaulan sosial, kita memperkenalkan diri dengan nama. Nama itu bisa langsung membuat orang lain terhubung dan sosialisasi berjalan lancar. Namun terkadang kita ditanyai tentang pekerjaan atau jabatannya. Semua itu memang perlu pada tempatnya. Dan saat disebut nama perusahaan dimana kita bekerja maka akan ada nilai tambah yang dilihat oleh lawan bicara. Pengetahun dan pengalaman berhubungan erat dengan nama besar perusahaan tempat kita bekerja.

Gali Potensi Demi Perubahan Lebih Baik

Pandemi mengajarkan satu hal penting dalam perjalanan hidup ini. Perubahan besar bisa terjadi kapan saja dalam perjalanan hidup maupun perjalanan karier. Pandemi juga mengingatkan kita untuk  memunculkan kesadaran untuk menggali dan menemukan potensi diri, yang mungkin saja belum pernah diberdayakan. Dengan mengenali potensi diri yang digali, maka kita berkesempatan untuk belajar mengasahnya dan mengembangkan untuk bisa menunjang berbagai aktivitas dalam perjalanan hidup atau karier, termasuk aktivitas yang baru mau dikerjakan.

Potensi yang siap diberdayakan, diharapkan bisa membawa berbagai perubahan. Untuk siapa? Pertama-tama untuk diri sendiri, dan kedua tentu saja bagi orang lain yang kita layani. Dengan potensi baru yang terasah, mudah-mudahan kita bisa menemukan berbagai kegiatan yang bisa dikerjakan secara mandiri, bilamana diperlukan. Kapan diperlukan? Saat kita tidak berkarya lagi di perusahaan, entah karena sudah pensiun, atau karena ada pengurangan di tempat kerja.

Kerja Mandiri alias Freelance

Kawan ini sudah memantabkan diri untuk berhenti bekerja dan mulai merintis usaha secara mandiri. Rencana sudah dimatangkan, dan inisiatif awal sudah dijalankan. Namun diluar dugaan, pandemi mulai merajalela dimana-mana. Banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam keadaan normal, terpaksa dihentikan dan dirancang ulang.

Modal pengetahuan dan pengalaman selama bekerja, serta beberapa training yang diikuti sebelum pandemi turut membangun rasa percaya diri untuk terus melangkah. Dia mulai memetakan rencana kedepan dan mulai merintis kegiatannya secara mandiri, alias sebagai freelancer.

Kawan ini, Sugiarti Rosbak, menuangkan semua pengalaman nyatanya sebagai tips praktis bila ingin menjadi pekerja Mandiri, melalui bukunya berjudu: KENALI  PETA PERJALANAN SEORANG FREELANCER. 

Hadirnya buku tersebut semoga bisa memberikan konfiden bagi mereka yang sedang menjajagi untuk menempuh karier secara mandiri. Terlebih lagi karena ini dituliskan dengan mengambil contoh nyata yang dijalankan sendiri. Kata kuncinya adalah mengenali diri sendiri, kemampuan yang dimiliki, selanjutnya pilihan ada di tangan sendiri. Pilihan ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa masing-masing kita sebetulnya memiliki sumber daya (resources) yang bisa dimanfaatkan untuk sukses dalam bidang karier yang kita pilih. Mudah dalam kenyataan? Tentu saja tidak. Di setiap aspek kehidupan, senantiasa ada tantangan menanti, ada dinding tinggi yang menunggu. Namun dengan menemukan jalan keluar dari tantangan itu kita sebetulnya sudah lulus dari ujian kehidupan dan naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Bila dengan sumber daya dalam diri sendiri masih belum cukup, tengok sekitarmu, orang-orang sekitarmu merupakan sumber daya yang siap membantu. Dan karena Sugiarti Rosbak juga berprofesi sebagai seorang coach, tentu dia juga menyarankan untuk meminta coaching dari seorang professional.

Rancang Sukses dan Kebahagiaanmu sendiri

Alice Vuong, dalam tulisannya 01 Mei 2021, mengangkat sebuah cerita lama, dengan judul This Story About A Fisherman Will Make You Rethink Success And Happiness (This Story About A Fisherman Will Make You Rethink Success And Happiness | by Alice Vuong | Beyond Fear | Medium)

Ada seorang pebisnis yang berdiri di pantai sebuah desa nelayan. Matanya tertuju pada seorang nelayan yang sedang mendayung ke darat. Terkesan dengan hasil tangkapan nelayan tersebut, diapun bertanya:

Pebisnis (P): “Berapa lama anda menangkap semua ikan itu?”

Nelayan (N): “Hanya beberapa jam.”

P: “Mengapa anda tidak pergi untuk menangkap lebih banyak lagi?”

N: “Ini sudah cukup untuk menafkahi keluargaku.”

P: “Jadi apa yang anda lakukan di sisa waktumu?”

N: Sambil tersenyum dia berkata, Setiap hari saya bangun pagi dan menangkap beberapa ekor ikan. Lalu saya pulang rumah dan bermain dengan anak2ku. Sorenya saya beristirahat bersama istriku. Malamnya saya bertemu sahabat di desa ini. Kita ngobrol, main gitar sambil minum bir.

P: Sambil mengerutkan keningnya, pebisnis menjelaskan: “Saya lulusan Business Management. Saya bisa membantumu. Mulai sekarang, luangkan lebih banyak waktu untuk menangkap lebih banyak ikan. Dengan hasil tersebut anda bisa membeli kapal yang lebih besar, sehingga bisa menangkap lebih banyak ikan.”

N: “Lalu?”

P: “Dengan uang yang didapat, anda bisa membeli lebih banyak kapal, menyewa orang untuk bekerja, anda bisa menjual lebih banyak ikan segar atau ikan kaleng. Perusahaanmu bisa diekspansi ke kota lain.

N: “Berapa lama untuk mencapai titik itu?”

P: “Kira-kira 10 -15 tahun. ……………………………………..” Dengan uang yang banyak, kemudian anda bisa pensiun, pindah ke desa kecil di pinggir pantai.. sore beristirahat dengan istrimu dan malam hari bisa bertemu teman, main gitar sambil minum bir bersama……..”

Di luar sana, banyak orang yang beranggapan mereka lebih pandai mengatur hidupmu dibandingkan anda sendiri. Apa yang digambarkan pebisnis itu sebetulnya  sudah diperoleh nelayan tersebut saat ini.

Anda Pemegang Kendali Hidup Sendiri

Alasan Alice mengangkat cerita ini, karena sudah terlalu lama dia hidup dengan standar sukses dan bahagianya orang lain. Karena itu, terinspirasi dari kisah ini, dia mengangkat pembelajaran bagi dirinya, dan kitapun bisa belajar:

  1. Cerita ini mengingatkan saya, bahwa saya sudah berkecukupan dan puas dengan itu. Tak perlu menginginkan lebih lagi.
  2. Definisi sukses dan bahagia ditentukan oleh saya, bukan orang lain.
  3. Mengikuti definisi sukses dan bahagia menurut orang lain, akan membuat saya tidak bahagia, walaupun lebih sukses
  4. Mengejar uang berarti juga mengorbankan waktu, hubungan dengan teman2 dan keluarga
  5. Kita semua ingin meraih hal yang sama: kedamaian, meluangkan waktu sesuai kemauan kita, dan dikelilingi keluarga dan kawan2.

Coach Sugiarti membagi kisah suksesnya di tengah situasi yang sulit, dengan bekerja secara mandiri. Nelayan di cerita diatas yang sudah bekerja secara mandiri, juga menegaskan bahwa sukses dan bahagia hendaknya menuruti definisi kita, bukan standar orang lain. Dan tidak kalah pentingnya, tahu batas kecukupan.

“Your work is to discover your world and then with all your heart give yourself to it.” (Buddha)

Bookmark and Share

Comments are closed.

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...

Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...

josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...

Santi Sumiyati:
Terima kasih Pak Josef atas tulisannya yang dapat mendorong saya memiliki sudut pandang baru dalam...

josef:
Terima kasih sama2 mas Bram, semoga teman2nya bisa mengambil manfaat untuk persiapan mereka memasuki masa...


Recent Post

  • Person of Influence Creates More Leaders
  • Niatkan Untuk Menjadi Coach
  • Bersyukur Saya Dipilih
  • Komitmen itu Pilihan
  • Pemimpin HARAPAN Masa Depan
  • Menyentuh Hati: Belajar Dalam Keseharian
  • Seni Memanusiakan Manusia
  • Keputusan Penting di Awal Tahun
  • Connecting the Dots
  • Bersyukur Itu Bertindak