Growth Mindset Dalam Keseharian

Posted on March 18th, 2022

“Experience is what you get when you don’t get what you want.” (Dan Stanford)

SERING SEKALI saya menggunakan tanaman diseputar rumahku sebagai sumber inspirasi dalam bercerita, menulis ataupun untuk posting di sosmed. Dan melalui IG di tanggal 19 April 2021, saya mengangkat kisah dua aglonema, seakan dikisahkan oleh aglonema Pink Catherine dengan tema Fixed vs Growth Mindset.

Kisah Dua Sahabat di Taman

Postingan di IG tersebut diatas saya angkat kembali secara utuh untuk pembahasan kali ini. Foto berikut ini, dari IG 19 April 2021, yang juga merupakan ilustrasi tulisan berikut ini.

 

Fixed vs Growth Mindset

Perkenalkan, nama saya Pink Catherine. Saudaraku yang hijau disampingku bernama Frozen.

Frozen sudah 6 bulan hadir di rumah ini mulai dengan 3 daun. Selanjutnya satu daun layu dan satu lagi layu akhirnya tinggal satu daun, walau banyak usaha dilakukan.

Di titik ini orang bisa berpikir: Saya sudah tidak bisa, terlalu sulit untukku, saya angkat tangan, memang tidak bisa dikembangkan lagi. Ini sikap mereka yang punya FIXED MINDSET. Ibu yang merawatnya justru berpendapat lain. Ini yang diucapkan beliau: Usaha apa lagi untuk membuatnya lebih baik? Saya akan coba strategi lain yang baru saya pelajari. Selalu ada ruang untuk perbaikan. Kesalahan membantu saya untuk belajar dan memperbaiki.

Nah teman2, pernyataan ibu ini mewakili mereka yang punya GROWTH MINDSET.

Hasilnya sekarang Frozen sudah punya 4 daun dan nampak lebih sehat. #myhome #mygarden #aglonema #caring #growthmindset

 

Foto berikut ini yang diambil 12 Maret 2022 memperlihatkan Aglonema Frozen tersebut diatas sedang tumbuh subur, setelah melalui berbagai tantangan sejak kehadirannya akhir 2020. Sekarang memiliki sekitar 20 daun, termasuk dua anakan yang belum dipecah. Istriku Lena, yang merawatnya sungguh yakin, bahwa pasti ada jalan lain yang bisa ditemukan untuk menyelamatkan Frozen tersebut. Dan dia berhasil!

 

Empat Langkah Membangun Growth Mindset

Tanpa kita sadari, sering kita mendengarkan suara, “inner voice” seakan berkata kepada diri kita sendiri. Simak dan cermati suara itu, boleh jadi merupakan suara negatif yang kalau ditanggapi dengan pembenaran, maka kita akan terbawa dalam pemikiran negatif.

  1. Belajar Mendengarkan Fixed-Mindset Voice
    Kalau kita sungguh memperhatikan itu, maka kita bisa mengenali suara-suara dengan Fixed-mindset. Misalnya, saat menghadapi tantangan baru, spontan terlintas dipikiran kita: yakin kamu bisa? Pernah kamu belajar tentang ini?
    Atau saat menghadapi hambatan, muncul suara seakan berkata, anda tidak punya kemampuan untuk itu. Atau, itu terlalu besar resikonya.
  2. Mengenali bahwa anda punya pilihan
    Dalam menghadapi suara-suara tersebut diatas, kita bisa interpretasikan dengan dua kemungkinan:
    Pertama: ini merupakan pertanda bahwa kita dihadapkan pada situasi dengan fixed-mindset, dengan fixed talent dan fixed ability.
    Kemungkinan kedua: kita coba memahami dengan kacamata yang berbeda, bahwa kita ditantang untuk lebih berusaha, mengubah strategi, mencari jalan lain. Pilihan ada ditangan kita
    .

Langkah Positif dan Berlatih

Dengan menyadari bahwa kita mempunyai pilihan, dan mudah-mudahan pilihan kita berlandaskan pada Growth Mindset, maka kita bisa melanjutkannya dengan dua langkah berikutnya:

  1. Bicara Kembali dengan suara Growth Mindset
    Usahakan untuk mengubah suara negatif dengan pernyataan yang positif. Misalnya: Suara yang mengatakan, yakin anda bisa? Kamu belum mampu; bisa diubah menjadi: mungkin sekarang saya belum bisa, tapi saya akan belajar agar bisa mengerjakannya.
    Contoh lain, suara yang mengatakan, bagaimana kalau anda tidak berhasil? Anda akan gagal. Kita ubah menjadi, banyak orang sukses belajar sambil mengerjakannya. Saya juga akan mencobanya, sambil belajar.
  2. Mengambil langkah berlandaskan Growth Mindset
    Setelah berlatih mengenali suara-suara fixed mindset dan berlatih menyuarakan kembali dengan bahasa growth-mindset, maka selanjutnya mengambil langkah nyata berdasarkan Growth-Mindset.

Cara penanganan aglonema frozen tersebut diatas merupakan contoh proses keempat langkah tersebut.

 

Diawali dengan Pertanyaan MENGAPA

Saya dan istriku bukan professional dalam merawat tanaman. Apa yang dilakukan lebih banyak trial and error, nyoba sana nyoba sini. Saat mengunjungi penjual tanaman untuk membeli, kami gunakan untuk konsultasi, bertanya, belajar.

Melalui postingan kami di sosmed selama ini, sering teman2 bertanya, apa yang perlu dilakukan agar tanaman kami subur? Kenapa tanamanku sering layu? Dan lain-lain. Sayapun mengajak istriku mendiskusikan ini. Berikut jawaban dia tentang rahasia perawatan tanaman yang dia lakukan. Diawali dengan MENGAPA:

  1. Pertanyaan MENGAPA, menjadi awal setiap langkahnya. Mengapa harus merawat tanaman, bukan membuat kolam renang di samping rumah?
  2. MENGAPA memberikan perhatian seperti manusia? Luangkan waktu untuk memperhatikan dan menyapa tanaman2 tersebut. Sungguh secara harafiah, tanaman itu disapa: selamat pagi, apa khabar, cantik dan segar sekali, dll, sambil menyentuh mereka. Kami meyakini, perhatian seperti itu memberikan dampak positif perkembangan mereka.
  3. MENGAPA daunnya layu? Karena rutin memberikan perhatian, bisa cepat dikenali ada yang mulai layu, dan butuh perhatian. Pertanyaan MENGAPA yang akan membantu dalam mencari jalan keluar.
  4. Melalui perhatian dan rangkaian pertanyaan MENGAPA, maka akan muda melangkah ke pertanyaan berikutnya WHAT dan HOW. Misalnya, Langkah apa yang belum dicoba, apa yang harus dilakukan dengan media, pupuk, penyinaran dan tempat? Bagaimana caranya saya mempelajari cara-cara baru untuk menghadapi situasi seperti ini? Dan banyak lagi….

Ini merupakan pendekatan self-talk dengan landasan growth-mindset, yang akan mewarnai sukses dalam berbagai bidang kehidupan. Hal penting yang ingin saya sampaikan adalah, latihan mendengarkan your inner voice, kenali apakah positif atau negatif. Bila itu negatif, segera mengubahnya menjadi positif, meneguhkan kembali, mengulangi lagi suara positif tersebut. Dan terakhir adalah mengambil langkah untuk menindak-lanjuti suara positif tersebut, hingga membuahkan hasil.

“If your life is ever going to get better, you’ll have to take risks. There is simply no way you can grow without taking chances.” (David Viscot)

Bookmark and Share

2 Responses to Growth Mindset Dalam Keseharian

  1. willy umboh says:

    Bagus sekali pak Yosef dan sangat aplikatif.
    Bukunya bisa di beli dimana?
    Sukses selalu Pak Yosef

    • josef josef says:

      Terima kasih Willy, simak berbagai tulisan tentang tema ini di blog yang saat ini sudah mempunyai sekitar 884 tulisan dari berbagai kategori. Buku tentang Growth Mindset juga banyak tersedia di toko Buku. Salam

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Elfi untuk turut menyimak tulisan ini. Buka diri untuk terus belajar, karena universe senantiasa...

Elfi:
Totally relate dengan tulisan di bungkus kue itu Pak.. thanks for sharing.. Having fun, bonding time and making...

josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...

Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...

josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...


Recent Post

  • Merangkul Keluarga Dengan Hati
  • Merekat Kebersamaan
  • Person of Influence Creates More Leaders
  • Niatkan Untuk Menjadi Coach
  • Bersyukur Saya Dipilih
  • Komitmen itu Pilihan
  • Pemimpin HARAPAN Masa Depan
  • Menyentuh Hati: Belajar Dalam Keseharian
  • Seni Memanusiakan Manusia
  • Keputusan Penting di Awal Tahun