Posted on May 13th, 2016
“Networking is marketing. Marketing yourself, marketing your uniqueness, marketing what you stand for.” (Christine Comaford-Lynch)
KEMARIN TIDAK BISA DIULANG. Hari ini akan segera berlalu. Hari esok ada di tangan mereka yang mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Persiapan itu bisa dimulai di rumah, di lingkungan sekolah, perusahaan atau masyarakat. Ada juga yang proaktif belajar sendiri untuk menambah bekal demi masa depan.
Kebhinekaan dalam Persahabatan
Hari itu hadir hampir 70 orang mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, dan sedang belajar di 13 universitas. Mereka menerima undangan untuk mempersiapkan diri demi masa depan mereka. Karena itu, selalu menarik untuk mereka menyimak pengalaman nyata dari berbagai kalangan.
Di Aula Agrowisata Kopeng, Salatiga, saya berkesempatan untuk berbagi. Fokus saya adalah pada memaparkan berbagai pengalaman untuk membuat mereka yakin bahwa kalau saya sendiri telah berhasil melaluinya, merekapun mestinya bisa. Dan langkah konsisten yang harus mereka lakukan juga adalah terus belajar untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu, hari ini lebih baik dari hari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Setiap momen adalah momen untuk mempersiapkan diri demi masa depan.
Dalam kesempatan berinteraksi selama seminggu bersama teman-teman lainnya, mereka juga akan membangun jaringan persahabatan atas dasar kebhinekaan.
Bila mereka sudah mempunyai pekerjaan atau jabatan di kemudian hari, kita sangat berharap bahwa mereka akan terhubung menjadi jaringan pimpinan yang berkarakter, yang tersebar di seantero nusantara.
Pentingnya Kualitas Manusia
Momen di atas hanya seminggu sebelum Hari Pendidikan Nasional, di mana Pak Anies Baswedan menyampaikan bahwa:
“Hari Pendidikan Nasional kita rayakan sebagai hari kesadaran tentang pentingnya kualitas manusia.”
Perusahaan kami secara proaktif memberikan pembekalan tambahan kepada para mahasiswa-mahasiswi dengan tujuan untuk membangun perilaku para peserta agar menjadi insan yang mampu beradaptasi dengan perubahan, berperilaku santun serta dapat menghargai orang lain. Pelatihan diharapkan dapat membekali peserta untuk lebih percaya diri pada saat berkomunikasi dan mampu tampil prima saat Presentasi dan bernegosiasi khususnya untuk kemampuan berorganisasi.
Sebagai kelanjutan dari program pembentukan karakter yang sudah dijalankan di AKMIL dalam Leadership Camp 1, maka dalam Camp 2 diberikan pembekalan lagi:
Untuk kepentingan inilah, maka peserta dijaring dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di berbagai daerah.
Faktor Diferensiasi
Data BPS 2014 memperlihatkan: 9,5 persen (688.660 orang) dari total penganggur merupakan alumni perguruan tinggi. Dari jumlah itu, penganggur bergelar S-1 sebanyak 495.143 orang.
Angka tersebut meningkat dibandingkan penganggur lulusan perguruan tinggi pada 2013 8, 36 % (619.288 orang) dan pada 2012 8,79 % (645.866 orang).
Pertanyaan yang saya lontarkan untuk direnungkan: “Apa yang sudah dan akan mereka lakukan agar bisa meraih kesempatan kerja yang semakin kompetitif? Nilai diferensiasi apa yang dimiliki sehingga bisa mampu mengungguli lulusan lainnya?”
Mungkin saja terlalu pagi untuk memikirkan dunia kerja. Tetapi semua kita sadar, bahwa masa depan ada di tangan mereka yang mempersiapkan diri sejak dini.
“To be successful, you have to be able to relate to people; they have to be satisfied with your personality to be able to do business with you and to build a relationship with mutual trust.” (George Ross)
josef:
Terima kasih Santi, banyak juga yang rezekinya disalurkan melalui tangan kita. Karena itu, selain mengambil...
Santi Sumiyati:
Selamat sore Pak Josef…luar biasa Pak…sangat menginspirasi saya. Tulisan bapak...
josef:
Terima kasih Santi, dalam banyak kejadian kita dihadapkan pada pilihan bebas tanpa paksaan, termasuk pilihan...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, ini merupakan panggilan untuk berbagi. salam
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef, luar biasa bagus dan menjadi pembelajaran berharga bagi saya setelah membaca...