Posted on February 3rd, 2017
“One who knows how to show and to accept kindness will be a friend better than any possession.” (Sophocles)
SAAT ITU KELUARGA DAN SAHABAT berkumpul untuk perayaan natal. Di tengah keceriaan cerita, canda dan tawa, ada yang menarik perhatianku. Seorang anak kelas 4 SD, namanya Nagisa. Tangannya memegang sebuah buku, terkadang dia membolak-balik buku itu, mencermati, tapi sesekali dia mengguratkan pinsil warna ke atas lembaran buku itu.
Rasa penasaran mendorongku untuk mendekatinya dan mengajak ngobrol. Mata saya terbelalak membaca tulisan di lembar awal buku itu: “100 Nice Things To Do. I like to do nice things.”
Visit Older People
Merasa tersanjung, acara hari itu masuk dalam daftar nice things yang ingin Nagisa lakukan: Mengunjungi orang yang lebih tua, dan sudah dia lakukan. Bukan saja menulis tapi sebuah komitmen untuk dilakukan.
Latihan kecil yang dilakukan Nagisa sebetulnya memberikan dampak positive untuk beberapa hal:
Dan sadar atau tidak, itu merupakan pelajaran sangat berharga yang saya dapatkan dari seorang Nagisa.
Kebahagiaan Meningkat
Sebuah hasil studi yang diterbitkan di The Journal of Social Psychology di UK. Mereka memberikan instruksi kepada tiga kelompok berbeda: kelompok 1 melakukan perbuatan baik dalam 10 hari mendatang, kelompok 2 melakukan apa saja yang baru dalam 10 hari ke depan dan kelompok 3 tidak mendapat instruksi apa-apa untuk 10 hari ke depan.
Hasil evaluasi melalui “The Life Satisfaction Survey” yang dilakukan setelah hari ke-10 menunjukkan bahwa kelompok yang mempraktekkan perbuatan baik dan mengerjakan hal yang baru (kelompok 1 dan 2) mengalami peningkatan dalam kadar kebahagiaannya, sementara kelompok 3 tidak ada perubahan.
Dari studi lain tentang “Happiness”, yang diselenggarakan oleh Sonja Lyubomirsky, Ph.D., a professor of psychology at The University of California, Riverside disimpulkan:
“People who engage in kind acts become happier over time. When you are kind to others, you feel good as a person — more moral, optimistic, and positive,”
Lyubomirsky juga menemukan bahwa:
“Performing other positive acts once a week led to the most happiness.”
Mungkin ini juga yang menjelaskan ekspresi kebahagiaan Nagisa hari itu di foto ini.
Berbuat Kebaikan
Sekitar kita sebetulnya hadir berbagai contoh orang-orang yang melakukan kebaikan pada orang lain atau pada lingkungan. Ada stasiun TV di Indonesia yang secara berkala menayangkan contoh-contoh menginspirasi seperti itu. Berbagai buku atau kisah di media sosial bisa kita temukan tentang berbagai inisiatif, entah perorangan atau kelompok untuk melakukan kebaikan itu. Setiap kita temukan kisahnya, ada saja ide-ide kreatif yang tidak kita duga.
Kisah terkenal Meghan Vogel, Ohio, yang berhenti dan menolong pelari saingannya yang cedera, Arden McMath, 20 meter menjelang garis finish, dan mengantarnya memasuki garis finish sambil mengupayakan agar Arden pada posisi memasuki finish line lebih di depan.
Atau seorang anak berusia 14 tahun menuliskan pesan di salju di atas gedung parkir seberang Rumah Sakit, di mana ibunya akan menjalankan chemotherapy: “Hi Mom God Bless U” (sumber: Viralnova.com)
Masih banyak lagi contoh di Indonesia yang dilakukan secara perorangan, atau bergabung di kelompok-kelompok masyarakat yang sudah ada.
Bermodalkan Kemauan
Tentu saja tidak semua aktivitas tersebut di atas harus dengan mengeluarkan uang. Ada yang hanya memerlukan sedikit waktu luang untuk berbicara pada orang yang membutuhkan, atau bantuan spontan saat menyaksikan orang lain memerlukan uluran tangan (memberi tempat duduk pada yang lebih tua di kereta/bis).
Kembali ke buku catatan Nagisa, ada niatan untuk sekedar menggunakan kata-kata yang santun, seperti: Please, Sorry, Thank You.
Kalau kita mau meluangkan waktu sedikit saja, mencermati situasi sekitar kita dengan kesadaran penuh, kita akan menemukan banyak sekali kesempatan untuk berbuat baik. Di tempat kita bekerja pun, kesempatan itu berlimpah: menyapa ‘Selamat Pagi’, ucapkan terima kasih, tersenyum pada yang kita temui atau melayani dengan sepenuh hati sesuai pekerjaan kita masing-masing, semua itu sudah merupakan kebiasaan yang bisa terus dipupuk agar tumbuh subur. Pilihan di tangan kita masing-masing.
“Once you start doing nice things for other people, you might not want to stop.” (Alex Dixon)
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...
josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...
Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Wah buku Nagisa bisa di publish tuh….
Kereeen….
Betul Tita, sangat menginspirasi, ditulis atau digambar gaya anak SD tapi maknanya sangat luar biasa. Pesan positif bisa menginspirasi siapa saja. Salam