100 Nice Things To Do

Posted on February 3rd, 2017

“One who knows how to show and to accept kindness will be a friend better than any possession.” (Sophocles)

SAAT ITU KELUARGA DAN SAHABAT berkumpul untuk perayaan natal. Di tengah keceriaan cerita, canda dan tawa, ada yang menarik perhatianku. Seorang anak kelas 4 SD,  namanya Nagisa. Tangannya memegang sebuah buku, terkadang dia membolak-balik buku itu, mencermati, tapi sesekali dia mengguratkan pinsil warna ke atas lembaran buku itu.

Rasa penasaran mendorongku untuk mendekatinya dan mengajak ngobrol. Mata saya terbelalak membaca tulisan di lembar awal buku itu: “100 Nice Things To Do. I like to do nice things.”

100 Nice Things To Do1

Visit Older People

Merasa tersanjung, acara hari itu masuk dalam daftar nice things yang ingin Nagisa lakukan: Mengunjungi orang yang lebih tua, dan sudah dia lakukan. Bukan saja menulis tapi sebuah komitmen untuk dilakukan.

Latihan kecil yang dilakukan Nagisa sebetulnya memberikan dampak positive untuk beberapa hal:

  • Memberikan dia kesempatan untuk meluangkan waktu untuk mencari perbuatan baik apa yang bisa dilakukan. Saat perenungan itu terjadi, seluruh pikirannya akan dipenuhi oleh hal-hal yang positif.
  • Warna-warni yang digunakan sudah bisa memberikan nuansa positif sejak dia menulis/menggambarkan, apalagi ketika dia sudah mengerjakannya. Seluruh jiwanya akan dipenuhi dengan warna-warni sukacita.
  • Buku itu sekaligus menjadi panduan dia untuk mengevaluasi, sudahkah dia menemukan 100 butir di daftar itu, dan berapa dari 100 elemen itu yang sudah dia kerjakan.
  • Latihan ini sekaligus mengasah ketajaman indranya untuk merekam berbagai peristiwa dalam keseharian yang bisa membuat dia spontan bertindak melakukan kebaikan bagi orang lain.
  • Kebiasaan yang sudah dibangun untuk melakukan kebaikan tersebut juga akan membuat dia selalu bertindak tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan apapun.
  • Buku itu akan memberikan nilai tambah yang luar biasa, bila suatu saat Nagisa membagi pengalaman kepada teman-temannya, menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama.

Dan sadar atau tidak, itu merupakan pelajaran sangat berharga yang saya dapatkan dari seorang Nagisa.

100 Nice Things To Do2

Kebahagiaan Meningkat

Sebuah hasil studi yang diterbitkan di The Journal of Social Psychology di UK. Mereka memberikan instruksi kepada tiga kelompok berbeda: kelompok 1 melakukan perbuatan baik dalam 10 hari mendatang, kelompok 2 melakukan apa saja yang baru dalam 10 hari ke depan dan kelompok 3 tidak mendapat instruksi apa-apa untuk 10 hari ke depan.

Hasil evaluasi melalui “The Life Satisfaction Survey” yang dilakukan setelah hari ke-10 menunjukkan bahwa kelompok yang mempraktekkan perbuatan baik dan mengerjakan hal yang baru (kelompok 1 dan 2) mengalami peningkatan dalam kadar kebahagiaannya, sementara kelompok 3 tidak ada perubahan.

Dari studi lain tentang “Happiness”, yang diselenggarakan oleh Sonja Lyubomirsky, Ph.D., a professor of psychology at The University of California, Riverside disimpulkan:

“People who engage in kind acts become happier over time. When you are kind to others, you feel good as a person — more moral, optimistic, and positive,”

Lyubomirsky juga menemukan bahwa:

“Performing other positive acts once a week led to the most happiness.”

Mungkin ini juga yang menjelaskan ekspresi kebahagiaan Nagisa hari itu di foto ini.

100 Nice Things To Do3

Berbuat Kebaikan

Sekitar kita sebetulnya hadir berbagai contoh orang-orang yang melakukan kebaikan pada orang lain atau pada lingkungan. Ada stasiun TV di Indonesia yang secara berkala menayangkan contoh-contoh menginspirasi seperti itu. Berbagai buku atau kisah di media sosial bisa kita temukan tentang berbagai inisiatif, entah perorangan atau kelompok untuk melakukan kebaikan itu. Setiap kita temukan kisahnya, ada saja ide-ide kreatif yang tidak kita duga.

Kisah terkenal Meghan Vogel, Ohio, yang berhenti dan menolong pelari saingannya yang cedera, Arden McMath,  20 meter menjelang garis finish, dan mengantarnya memasuki garis finish sambil mengupayakan agar Arden pada posisi memasuki finish line lebih di depan.

Atau seorang anak berusia 14 tahun menuliskan pesan di salju di atas gedung parkir seberang Rumah Sakit, di mana ibunya akan menjalankan chemotherapy: “Hi Mom God Bless U” (sumber: Viralnova.com)

Masih banyak lagi contoh di Indonesia yang dilakukan secara perorangan, atau bergabung di kelompok-kelompok masyarakat yang sudah ada.

Bermodalkan Kemauan

Tentu saja tidak semua aktivitas tersebut di atas harus dengan mengeluarkan uang. Ada yang hanya memerlukan sedikit waktu luang untuk berbicara pada orang yang membutuhkan, atau bantuan spontan saat menyaksikan orang lain memerlukan uluran tangan (memberi tempat duduk pada yang lebih tua di kereta/bis).

Kembali ke buku catatan Nagisa, ada niatan untuk sekedar menggunakan kata-kata yang santun, seperti: Please, Sorry, Thank You.

100 Nice Things To Do4

Kalau kita mau meluangkan waktu sedikit saja, mencermati situasi sekitar kita dengan kesadaran penuh, kita akan menemukan banyak sekali kesempatan untuk berbuat baik. Di tempat kita bekerja pun, kesempatan itu berlimpah: menyapa ‘Selamat Pagi’, ucapkan terima kasih, tersenyum pada yang kita temui atau melayani dengan sepenuh hati sesuai pekerjaan kita masing-masing, semua itu sudah merupakan kebiasaan yang bisa terus dipupuk agar tumbuh subur. Pilihan di tangan kita masing-masing.

“Once you start doing nice things for other people, you might not want to stop.” (Alex Dixon)

Bookmark and Share

2 Responses to 100 Nice Things To Do

  1. Anggrita says:

    Wah buku Nagisa bisa di publish tuh….
    Kereeen….

    • josef josef says:

      Betul Tita, sangat menginspirasi, ditulis atau digambar gaya anak SD tapi maknanya sangat luar biasa. Pesan positif bisa menginspirasi siapa saja. Salam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...

Antonius:
Dear Pak Josef, Leader yang datang ke lingkungan baru jika tidak pandai-pandai membawa diri dengan suasana...

josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...


Recent Post

  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu
  • WFH – Working From the Heart