Posted on June 7th, 2024
“A tiny change today brings a dramatically different tomorrow.” (Richard Bach)
UNTUK BERUBAH, perlu sadar atau disadarkan untuk mengubah mindset. Terkadang kita perlu menyimak berbagai sudut pandang dari orang yang berbeda-beda untuk bisa memahami pendekatan yang sesuai dalam berdialog. One conversation at a time, yang dicanangkan di World Game 2024 kembali membuka mata kita, bahwa banyak hal besar yang nampak sulit, bisa dikerjakan begitu kita mengurainya dalam detail yang lebih kecil. Bisa dimulai dengan habit yang kecil yang dibangun setiap hari.
Analogi Telor
Dalam memandu peserta untuk mempersiapkan diri sebelum menghadiri Coaching World Game 2024, Dr. Marilyn Atkinson memberikan pesan dengan menggunakan analogi telor sbb:
Letakkan sebutir telor di telapak tanganmu. Ada dua cara untuk memecahkan telor tersebut. Pertama, memecahkannya dari luar, dengan menggunakan pisau atau garpu. Sudah bertahun-tahun di berbagai lingkup budaya, kita beranggapan bahwa orang lain harus bekerja agar tim bisa menyesuaikan diri dengan pemimpin atau boss. Dengan cara seperti itu energi yang kita ciptakan adalah dari luar ke dalam, demi aksi sesaat. Pekerjaanpun bisa dilaksanakan, dan selesai. Kita membangun habit untuk comply.
Masih ada cara kedua: telor bisa dipecahkan dari dalam. Seketika kita melihat ada makluk baru muncul, ada kehidupan baru hadir di depan kita. Kita melihat tumbuhnya energi untuk jangka panjang di depan mata kita. Selanjutnya Dr Marilyn menegaskan:
The World Game is about producing such inside-out, new-life, visionary growth potential in our individual and cultural lives. The key method we are working with is visionary, solution-focused coaching: a method for warming the hearts and minds of people in such a way that they get cracking and emerge strongly into their own leadership vision.
AWAKEN Team
Dalam postingan terdahulu telah disampaikan bahwa tema global yang disepakati adalah:
Ecological Leadership, Awareness & Transformation
No One will ever not know
We shape the future
Tema itu perlu diterjemahkan ke dalam inisiatif lokal untuk ditindak lanjuti. Team kami, terdiri dari 4 orang Indonesia, seorang dari Thailand dan seorang lagi dari China sepakat dengan nama project team adalah AWAKEN Team. Foto diatas saat kami mengedepankan ide tentang TEAL yang di bawa ke tataran lebih nyata.
Foto berikut ini, saat ketua project team, Coach Meity Wardoyo, memaparkan detail project kami kepada pleno. Presentasi kerennya membuahkan penghargaan dari global team yang memberikan team kami modal awal untuk memulai movement kami.
Dalam beberapa pertemuan lanjutan, kami rumuskan short summary of team’s Project Mission:
“Raising ecological awareness through family ecotourism and eco-activist coaching.”
Proyek di Indonesia akan dilaksanakan dalam kolaborasi dengan COACHNESIA, dan akan dibuatkan detail pelaksanaannya.
Kemampuan Kolektif Yang Solid
Ada lebih dari 100 peserta yang hadir. Mereka adalah certified Ericksonian Coaches, tapi juga punya kompetensi lain sesuai dengan bidang kerjanya. Karena itu, kesempatan ini juga digunakan untuk masing-masing peserta menuliskan dalam post-It, 3 gift (talenta) yang dimiliki yang bisa dibagikan kepada sesama coach yang membutuhkan, seperti nampak pada foto diatas.
Menyimak kembali konsep TEAL yang dikedepankan Dr. Marilyn, kita dibukakan mata dan hati kita akan berbagai perubahan yang terus berlangsung, skala besar ataupun kecil, entah itu perubahan besar yang sifatnya transformational di tingkat organisasi atau perubahan kecil dalam keluarga atau diri seseorang. (elemen T dalam TEAL)
Ericksonian: Huruf E dalam TEAL mengingatkan Ericksonian Coaches bahwa mereka sudah dibekali 5 Ericksonian Principles. Salah satunya berbunyi, Everyone is OK, tak ada yang patut disalahkan, dan carilah Solusi bila ada masalah yang dihadapi. Dalam konteks ini juga, didiskusikan tentang Engagement dan Empowerment yang bisa direalisir dalam situasi Transformational tersebut, melalui pendekatan Coaching.
Able & Agile: Sebelum seseorang diberdayakan, dia hendaknya sanggup menjalankan tugasnya secara proaktif dan dibutuhkan agility to make it happen. Selain peningkatan kemampuan melalui learning dengan berbagai format, COACHING juga memainkan peran penting.
Learning & Love: Semua kita belajar tak henti, karena tuntutan untuk kemampuan yang berbeda dari waktu ke waktu terus berubah. Dalam konteks Ericksonian, ditekankan pentingnya LEARNING, bukan saja untuk meningkatkan kemampuan kekinian agar tetap eksis, tapi juga Learn to love and Learn to be Human. Treat each other as human-being.
Kami semua belajar untuk lebih peduli, belajar untuk lebih mengasihi sesama, dengan belajar menjadi insan yang terus menghargai satu sama lain sesuai harkatnya sebagai manusia. Dalam keseharian, kami akan terus mengedepankan coaching yang fokus pada solusi (solution-focused coaching) dalam mengambil langkah2 nyata, termasuk untuk membuat planet kita semakin baik, dengan insannya yang memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga lingkungan sekitarnya.
“If you don’t like something, change it. If you can’t change it, change your attitude.” (Maya Angelou)
josef:
Terima kasih sama2 Coach Mimi, tulisanmu MELENTING di buku ini, semoga bisa menginspirasi banyak orang yang...
Ratna Rasmi:
Terima kasih untuk support Pak Josef bagi buku Pagar. Semoga bapak sehat dan semangat untuk terus...
josef:
Terima kasih sama2 mba Ratna. Buku PAGAR dengan paparan indah oleh para penulis semoga bisa menggugah banyak...
Ratna Rasmi:
Terima kasih Pak Josef untuk supportnya bagi buku ini.Semoga bapak sehat dan semangat untuk terus...
josef:
Terima kasih sama2 Coach Mariani, senang berkenalan dan ngobrol juga tentang program2 Coachingnya. Saya banyak...