Josef Bataona

• Home
• Peta Situs
• Tentang Saya

WORLD GAME 2024: We Learn To Be Human

“We change the world when we create the time and space for heartfelt, unique conversations that discuss values and affirm doubts, feelings, and intuition.” (Peter Block)

PANTAI YANG INDAH. Siapa yang peduli untuk merawatnya? Mai Khao Beach di Phuket Thailand boleh jadi mempesona dari kejauhan. Namun saat berada di pantai itu kita meenyadari bahwa ada tangan-tangan tidak bertanggung jawab yang merusaknya. Ini baru satu saja contoh yang diambil, karena akan ada kegiatan bersama Ericksonian Coaches di sini.

Strong Reason for Action

Perjalanan dengan bis dari hotel tempat acara, memakan waktu sejam. Namun cukup untuk mengajak peserta mengadakan percakapan (conversation) fokus pada: Sustainable “Moving towards TEAL” organization that makes a measurable social impact. Sederhananya seperti apa?

Banyak pembicaraan tentang Corporate Social Responsibilities, Ecological Footprint, Environment, Social and Governance (ESG), Recycling. Banyak inisitif korporasi dalam memenuhi tuntutan Sustainability. Ada juga istilah Greenflation, Green Job, bahkan dibahas tentang Green HR. Kita mengapresiasi semua Langkah besar dari organisasi, tentu dengan hasil yang juga patut dihargai.

Sementara itu, begitu keluar dari rumah, banyak ditemukan sampah tidak pada tempatnya di jalanan, di taman, di kali atau di pantai. Panitia World Game memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajak Ericksonian Coaches ke Pantai Mai Khao Beach Thailand untuk melihat kenyataan hidup. Selagi banyak aktivitas besar dilakukan, apa yang bisa dilakukan melihat kenyataan berbagai sampah di sana. Kami semuapun bergandengan tangan mengumpulkan sekitar 87kg sampah, dalam kemitraan dengan Sustainable Mai Khao Foundation.

Di alam terbuka di bawah tenda di pinggir laut, kami melakukan perenungan tentang planet seperti apakah yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita?

Bersama Kita Bisa Lebih Baik

Dalam perjalanan pulang ke hotel, selama satu jam, dimanfaatkan untuk membangun percakapan tentang pengalaman pagi ini di pantai. Ada yang sampai membuat tekad pribadi, untuk tidak menjadi orang yang sembarangan membuang sampah tidak pada tempatnya. Lain lagi ingin memberikan edukasi pada keluarganya, supaya mindset bersih sehat yang dibangun di rumah, bisa dibawa dan ditularkan kemanapun mereka pergi.

Percakapan ini berlanjut di ruang pertemuan di hotel dimana semua perlu menyepakati satu tema global, yang bisa menjadi panduan bersama.

Dari berbagai usul yang masuk, tema global disepakati:

 

Ecological Leadership, Awareness & Transformation

No One will ever not know

We shape the future

 

Tema global disepakati. Para peserta membentuk tim untuk mendiskusikan bagaimana mereka menerjemahkan tema global tersebut ke inisiatif local, agar bisa mendapatkan hasil yang tangible, the things I do that positively impact the world and leave “light footprints”.

Kembali ke konsep TEAL di postingan lalu,  huruf A berarti ABLE dan juga AGILE, dimana kita terus berusaha belajar meningkatkan kemampuan sekaligus kelincahan dalam kondisi yang terus berubah. Sementara itu L berarti Learn dan juga Love, Dimana dasar dari usaha belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak adalah juga karena kecintaan kita pada planet kita, kecintaan kita pada sesama manusia yang ada sekarang ataupun generasi mendatang. Kita belajar menjadi insan yang saling mencintai dan menghargai satu sama lain.

Yang berkumpul di World Game 2024 adalah para Certified Erickson Coaches. Karena itu dalam merancang program, perlu diperhatikan apa yang menjadi peran kita sebagai coach, bukan saja di tataran doing, tapi yang lebih penting bisa menyentuh MAKNA dan Values dari mereka yang di coaching. (bersambung)

“In a forest, there is no master tree that plans and dictates change when rain fails to fall or when the spring comes early. The whole ecosystem reacts creatively, in the moment.” (Frederick Laloux)