Posted on September 22nd, 2017
“Employees engage with employers and brands when they’re treated as humans worthy of respect.” (Meghan M. Biro)
SERING TERDENGAR di telinga kita, dan mata kita pun dengan mudah menangkap tulisan ini di berbagai lokasi perusahaan: Visi, Misi dan Values. Namun demikian yang ingin kita pahami adalah seberapa banyak karyawan perusahaan itu hidup sesuai values perusahaan itu? Seberapa seriusnya para pemimpin di perusahaan itu hidup sesuai values, sekaligus memberikan contoh pada para karyawannya?
Malam itu saya diminta tim BestHunted untuk menyapa kliennya, sambil membagi pengalaman berkaitan dengan “Values dan Engagement”.
Mengapa Core Values Perusahaan itu Perlu
Executive Coach, Glenn Smith mengedepankan 7 alasan mengapa perusahaan perlu mempunyai core values dan menjadi panduan berperi-laku:
Ketujuh elemen tersebut kiranya memberikan kita gambaran, betapa pentingnya sebuah perusahaan atau organisasi menentukan core values-nya dan mengajak semua pihak untuk hidup dan bekerja sesuai values tersebut. Tiap peserta malam itu juga mendapatkan buku ini.
Mengenali Budaya Perusahaan
Budaya di perusahaan bukan terbentuk dalam semalam. Komitmen semua pihak untuk hidup sesuai dengan values, tanpa disadari akan mewarnai budaya perusahaan itu. Cara semua unsur dalam perusahaan berinteraksi sudah bisa memberikan gambaran model budaya perusahaan seperti apa.
Beberapa atribut positif yang kita dengar/lihat yang bisa memberikan gambaran tentang budaya perusahaan itu:
Sementara itu ada juga deskripsi negatif yang bisa kita dengar dari karyawan yang menggambarkan budaya perusahaan tersebut:
Seperti apakah budaya perusahaan Anda? Apakah semua karyawan dan pimpinan sudah hidup sejalan dengan core values yang disepakati bersama? Hanya karyawan dan pimpinan perusahaan masing-masing yang bisa menjawabnya.
Berikut foto bersama.
Personal Emotional Touch
Selama beberapa tahun, perusahaan mengalami pertumbuhan signifikan. Dampak positifnya adalah karyawan bisa menikmati kenaikan gaji dan bonus yang menggembirakan. Sampai tibalah suatu waktu, di mana kinerja perusahaan tidak memuaskan. Dan bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika karyawan menerima amplop kenaikan gaji dan pembayaran bonus.
Yang biasanya kita lakukan adalah menggunakan pendekatan logika untuk menjelaskan. Saya mempunyai sebuah pengalaman, dengan pendekatan emosional, berbeda untuk masing-masing timku.
Suaminya Lili (bukan nama sebenarnya) saya ajak diskusi untuk menggambarkan keseharian dia bersama kedua anaknya, saat Lili berada di kantor. Intinya adalah ingin memberikan dukungan moril. Dan ini sungguh kejutan buat Lili. Ketika saya mengirimkan pesan ucapan terima kasih kepada Adam, suami Lili, berikut tanggapannya:
“Dear P Josef, rasanya lebih tepat kalau kami yang harus berterima kasih, untuk membuka mata kita bahwa ultimate goal dari kerja keras kita adalah untuk dapat pulang dan berkumpul dengan orang yang kita cintai. Saya juga salut, belum pernah saya bertemu dengan seseorang yang so sincerely care ke employee, no wonder ULI HR selalu jadi panutan. Rgds, A”
Sementara itu tanggapan Lili:
“Terima kasih juga ya pak, ngga sangka, di tengah kesibukan bapak, masih sempat terpikir hal seperti ini.”
Singkat cerita kami semua dapat melampau situasi sulit tersebut secara bersama, dengan cara yang fun, penuh kejutan.
Learning Points
Masih banyak yang kami diskusikan malam itu, termasuk keterkaitan Values dengan Engagement dan Retention. Namun saya ingin mengangkat learning point yang disajikan Fenny Martan di sosmednya.
Paparan malam itu lebih fokus pada pentingnya Values sebagai panduan dalam keseharian, bagaimana budaya positif terbentuk, dan keterkaitan dengan engagement dan retention. Di satu pihak, pimpinan hendaknya menjadi suri teladan, namun demikian karyawan yang cerdas akan secara proaktif belajar menghadapi situasi apapun, termasuk situasi di mana values pribadinya bertabrakan dengan perilaku keseharian pimpinan, di mana perilaku pimpinan itu tidak sejalan dengan values yang disepakati bersama: kesempatan tak ternilai untuk belajar.
“It’s important that people should know what you stand for. It’s equally important that they know what you won’t stand for.” (Mary Waldrip)
josef:
Terima kasih Santi, banyak juga yang rezekinya disalurkan melalui tangan kita. Karena itu, selain mengambil...
Santi Sumiyati:
Selamat sore Pak Josef…luar biasa Pak…sangat menginspirasi saya. Tulisan bapak...
josef:
Terima kasih Santi, dalam banyak kejadian kita dihadapkan pada pilihan bebas tanpa paksaan, termasuk pilihan...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, ini merupakan panggilan untuk berbagi. salam
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef, luar biasa bagus dan menjadi pembelajaran berharga bagi saya setelah membaca...
Thank you pak Josef atas sharingnya di Besthunted talk.. memberikan inspirasi:)
Terima kasih sama2 Erlina, semoga bermanfaat bagi peserta. Salam