Posted on May 15th, 2020
“Don’t simply retire from something; have something to retire to.” (Harry Emerson Fosdick)
PERTEMANAN profesional. Kebersamaan kami sudah lebih dari 20 tahun. Dan komunitas ini bernama HRDF. Kami sudah saling berbagi dan saling belajar. Saat ada anggota yang membutuhkan input profesional tentang HR, anggota lain siap membantu. Sering kami membawakan kasus-kasus nyata yang lagi trend untuk didiskusikan, baik dalam kelompok informaal sambil ngopi, ataupun dalam forum meeting rutin kami. Dan ternyata dengan keberagaman latarbelakang industri, diskusi kami menjadi semakin kaya. Sekali atau dua kali dalam setahun, kami juga merencanakan rekreasi bersama ke luar kota.
Beyond Corporate Life
Hari ini, pertemuan rutin kami mengambil tema: A New Horizon Beyond Corporate Life: Let’s Make our Rest of Life to Be the Best of our Life.
Semua anggota memang sangat peduli pada karyawan mereka dan merancang program untuk Persiapan Pensiun. Terkadang kita membuat asumsi bahwa bapak ibu yang hadir pada pertemuan pada hari ini (mereka adalah Head of HR di perushaan masing-masing), tentu sudah punya persiapan sendiri yang matang. Dengan sedikit mengesampingkan asumsi tersebut, tiga sahabat kita yang sudah lebih dahulu lulus dari korporasi mencoba membagi pengalaman tentang persiapan dan cara mereka menapaki kehidupan setelah tidak di korporasi lagi. Perlu disampaikan bahwa mereka bukannya jadi penganggur. Malah sebaliknya masih sangat sibuk. Sharing ini sengaja memberikan pengalaman nyata sebagai inspirasi bagi anggota, namun bisa juga berguna untuk tambahan input bilamana anggota menyelenggarakan program persiapan pensiun untuk karyawannya.
Fokus ketiga pembicara adalah:
Aspek penting merangkum ketiga hal tersebut adalah: kehidupan sesudah corporate life hendaknya tidak menjadi anti klimaks dalam kehidupan. Karena itu pertanyaan kunci yang harus diajukan kepada diri sendiri adalah: Apa sebenarnya tujuan hidupku? Apa yang sudah saya penuhi selagi aktif di korporasi, dan apa yang belum?
Dan kita mungkin akan surprise sendiri kalau menyadari bahwa ada banyak hal yang perlu dilakukan demi memenuhi tujuan hidup ini.
Saat paling tepat untuk Pensiun
Hanya seminggu kemudian, muncul sebuah artikel menarik di Inc. 10 Maret 2020, oleh Jessica Stillman, dengan judul yang menggelitik:
“The Best Time to Retire Is Never, According to a Stanford Psychologist and a Neuroscientist.”
Beberapa butir penting dari artikel itu:
Beberapa rekaman kebersamaan.
Inspirasi dari Village of Longevity
Istilah Village of Longevity (Desa Umur Panjang) muncul bilamana kita menyebut Desa Ogimi di Pulau Okinawa, yang lebih banyak penduduknya berusia lebih dari 100 tahun dan bahagia.
Merujuk pada Buku “Ikigai, Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Orang Jepang (versi terjemahan), Hector Garcia dan Francesc Miralles mengedepankan bahwa orang-orang Okinawa hidup dengan prinsip “ichariba” sebuah ekspresi lokal yang berarti: “Memperlakukan semua orang seperti saudara, bahkan jika anda belum pernah bertemu dengan mereka sebelumnya.”
Ekspresi ini juga bermakna bahwa mereka merasa sebagai bagian dari sebuah komunitas. Menurut saya butir ini perlu digaris-bawahi, karena umumnya pembahasan tentang rahasia hidup sehat bahagia lebih banyak fokus pada diet dan olahraga. Selengkapnya simak tulisan di link ini: https://www.josefbataona.com/leadership-2/pemimpin-dengan-80fitchallenge/
Paparan diatas setidaknya memberikan kita gambaran bahwa kebahagiaan di kehidupan setelah corporate life, mempunyai dimensi yang sangat penting. Dan itu diperoleh bukan karena kita sudah pensiun, tapi karena kita memberikan perhatian aktivitas pada hal-hal yang bermakna bagi kehidupan kita, kehidupan masyarakat dan juga lingkungan hidup dimana kita berada.
Acara ini diselenggarakan awal Maret 2020. Pertemuan berikutnya sudah dijadualkan. Tapi situasi berubah, kita semua harus tinggal dan bekerja dari rumah. Apa yang dilakukan dengan jadual berikut ini? Ikuti tulisan selanjutnya.
“Before you speak, listen. Before you write, think. Before you spend, earn. Before you invest, investigate. Before you criticize, wait. Before you pray, forgive. Before you quit, try. Before you retire, save. Before you die, give.” (William A. Ward)
Catatan: Karena Hari Raya Lebaran, maka posting baru akan hadir Jumat 5 Juni 2020
josef:
Terima kasih Mudji, semoga sehat selalu. Kalau bisa bicara pasti bisa menulis. Yang diucapkan kalau dituangkan...
Mudji:
Masyā Allāh, bahagia sekali baca tulisan Pak JOS & semua sharingnya… Ternyata ketidak-pedean menulis...
josef:
Terima kasih Abu Azzam sudah menyimak cerita di blog ini. Saya sudah email link untuk pesanan buku online...
-:
Coach, saya dari papua barat, saya sangat berminat untuk memiliki bukunya “leader as meaning maker”....
josef:
Terima kasih Tasha untuk kunjungannya ke blog ini dan menyimak tulisan2 yang saya hadirkan disini. Bila terasa...