Posted on November 17th, 2015
“Jangan memilih-milih kerjaan, dan jagalah kepercayaan orang padamu.” (Sindolfus Serani Bataona)
TERIMA KASIH AYAH! Sudah berapa ratus kali saya menyebut namamu yang juga didengar ribuan pendengar. Engkau tentu bangga, walau tidak menyaksikan sendiri secara fisik. Namamu kusebut bersamaan dengan kutipan pesanmu di atas di berbagai kesempatan, termasuk di sarasehan di Medan beberapa hari lalu.
Dan sudah berapa ribu orang yang telah menyimak kisah ini yang saya sajikan dalam buku: “Kisah Rp 10.000 yang Mengubah Hidupku”. Pesan itu disajikan di buku paling awal dalam sebuah prolog. Pesan itu menjadi begitu hidup di setiap langkah karyaku, bahkan hingga saat ini. Dan ini sekaligus menjadi alasan untuk saya syukuri tiada hentinya.
Konteks dalam Zaman yang Berbeda
Petikan di atas, sengaja saya sajikan dalam memperingati Hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 Nopember 2015. Tapi juga sengaja saya angkat karena beberapa pertanyaan yang saya terima: “Zaman dulu memang kesempatan kerja sangat terbatas sehingga pesan tersebut terasa pas. Dengan perkembangan dewasa ini, di mana banyak peluang tersedia apakah pesan tersebut masih relevan?”
Pesan pertama, jangan memilih-milih pekerjaan, perlu dijelaskan sebagai berikut:
Pemahaman ini juga berlaku untuk setiap pekerjaan yang sudah ada di tangan, entah ini pekerjaan yang kesekian yang sudah kita terima.
Mensyukuri Bermakna Mengerjakan Setulus Hati
Di sekitar kita bisa ditemukan situasi kontras. Di satu pihak masih saja ada berbagai investasi baru yang membuka peluang kerja. Atau berbagai perusahaan yang kehilangan talent, atau talent yang ada belum siap. Mereka ingin mendapatkannya dari pasar tenaga kerja.
Bukankah ini peluang untuk memilih?
Betul sekali ini merupakan peluang. Dan peluang tersebut bisa diraih karena ada dua kemungkinan pemantiknya: faktor pendorong dari dalam (internal push) atau daya tarik dari luar (external pull). Namun sayang sekali bahwa tidak semua kita akan terus tekun bekerja bersungguh-sungguh hingga saat terakhir kita harus pamitan.
Semangat dan kesungguhan bekerja bisa jadi mulai kendor, begitu terlintas pemikiran untuk pindah kerja. Pekerjaan saat ini boleh jadi bukan ideal yang harus digeluti lebih lanjut. Tapi pekerjaan ini bisa jadi merupakan jembatan yang memberikan kita pengetahuan dan pengalaman menuju sukses berikutnya. Karena itu, harus kita tuntaskan bersungguh-sungguh hingga hari terakhir di tempat itu.
Sisi Prihatin yang Mempertebal Rasa Syukur
Selain peluang seperti ulasan di atas, ada juga sisi lainnya di mana masih banyak orang yang tidak atau belum mendapatkan kesempatan berkarya seperti kita. Contoh saat ini yang bisa diikuti melalui berbagai media, mereka yang sudah bekerja pun ada yang harus tinggal di rumah sementara, atau diputuskan hubungan kerjanya karena perusahaannya sudah tidak kuat lagi untuk melangkah.
Dari sisi ini, selayaknya kita yang masih mempunyai kesempatan kerja tak henti-hentinya bersyukur atas rahmat luar biasa ini. Tapi bagaimana kalau saat ini ada kegalauan karena situasi dalam perusahaan ini? Semuanya terjadi karena alasan, bukan kebetulan. Situasi yang tidak menyenangkan sekalipun ada sisi pembelajaran yang membuat orang menjadi lebih bijak. Dan dengan keikhlasan menghadapi situasi seperti itu, serta terus bekerja setulus hati, boleh jadi pintu sukses lain akan terbuka, entah di perusahaan tempat bekerja saat ini ataupun di tempat lain.
Bapa Sindolus Serani Bataona memang sudah tiada. Tapi dia adalah seorang pejuang tanpa lelah yang selalu memberikan peluang kepada kedelapan anaknya untuk meraih hidup lebih baik. Inspirasi hidupnya masih ada di hati kami anak-anaknya.
“We are made wise not by the recollection of our past, but by the responsibility for our future.” (George Bernard Shaw)
josef:
Terima kasih Santi, dalam banyak kejadian kita dihadapkan pada pilihan bebas tanpa paksaan, termasuk pilihan...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, ini merupakan panggilan untuk berbagi. salam
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef, luar biasa bagus dan menjadi pembelajaran berharga bagi saya setelah membaca...
Santi Sumiyati:
Terima kasih banyak Pak Josef atas kesediannya untuk terus menerus berbagi ilmu kepada kami.
josef:
Terima kasih tanggapan Kelana. Tidak mau membalas argumen juga merupakan pilihan. Namun kalau argumen...
Jadi fokuslah di tempat kita saat ini hingga saat terakhir jodoh kita.
Setuju Lita, dan terima kasih sudah berkunjung ke blog dan menyimak kisah ini. Salam
Sangat menginspirasi pak josef. GGbu n family
Terima kasih Truly, perlu untuk terus saling mengingatkan, terutama untuk bersyukur. GBU dan keluarga
sangat menginspirasi sekali pak josef
selalu bekerja dengan totalitas dan penuh kesungguhan di tempat kerja 😀
Terima kasih Widar, kesempatan bekerja adalah juga berkat tak ternilai, yang tidak semua orang dapatkan. Perlu disyukuri dan dikerjakan setulus hati. Selamat berkarya
When you are interesting with any activities you will be persisting with that until you find yourself meaningful and happiness like rainbow overwhelming all your life…you are right my dear tata jos being inspired by the thoughtful person of our beloved daddy. He may rest in peace knowing that we all his children are his good followers.
Thank you pater for the comment, he may go but his values remain with us, deep in our heart, forever. Best regards