Posted on July 16th, 2019
“Those who contemplate the beauty of the earth find reserves of strength that will endure as long as life lasts. … There is something infinitely healing in the repeated refrains of nature — the assurance that dawn comes after night, and spring after winter.” (Rachel Carson)
HOTTEST SUMMER. Demikian kabar yang kami terima, saat bus beranjak menuju ke puncak tertinggi yang sedang kami tuju. Sepanjang jalan mulai ditemukan salju, dan air danau mulai membeku.
Semakin tinggi kami naik, semakin tebal salju di pinggir jalan maupun di bukit dan danau,
Kami akhirnya tiba di Geiranger Sky Walk, di ketinggian 1.500m diatas permukaan laut. Suhu udara saat itu 6 -7℃, yang menurut mereka adalah suhu summer terpanas.
Kehangatan Untuk mencairkan salju
Walau cuaca sangat dingin apalagi berangin, kesempatan untuk berada di luar Gedung atau di luar bis tak akan kami sia-siakan. Tentu saja untuk menikmati situasi kontras dengan keseharian di Jakarta yang terik, dan tidak lupa mengabadikan momen tersebut. Terlintas di kepala saya untuk membuat postingan foto ini di sosmed dengan caption: “Need a warm heart for such a cold Geiranger Sky Walk, 1.500 above sea level.”
Lingkungan Penuh Damai
Dari ketinggian itu, bis meluncur kembali ke bawah, menuju sebuah lembah, menuju Hotel Union Geiranger. Dari kejauhan, pemandangannya memberikan suasana damai menakjubkan. Ada pegunungan di sisi kiri dan kanan, dan dermaga untuk Fjord Cruise.
Tidak mengherankan kalau di dekat dermaga, ada arena luas untuk orang camping. Lebih menarik lagi, tepat disamping hotel terdapat air terjun menuju kebawah, dan searah dengan itu ada tangga sebanyak 303 anak tangga.
Sayapun tidak tinggal diam, dan berusaha menuruni 303 anak tangga tersebut, plus jalan datarnya satu kilometer menuju dermaga di bawah. Keindahan situasi membuat saya tidak merasa letih atau lelah, bahkan menikmatinya.
Briksdal Glacier
Kami memang tidak pernah menginap dua malam di hotel/kota yang sama. Ini memungkinkan kami bisa bergerak cepat untuk mengunjungi sebanyak mungkin tempat wisata yang sangat indah untuk dilewatkan begitu saja.
Keesokan harinya, kami checkout, melanjutkan perjalanan ke Briksdalbreen, untuk menikmati round trip open car menuju Briksdal Glacier, menikmati keindahan alam, air terjun dan glacier. Beberapa kompilasi foto berikut ini.
Sekitarnya boleh jadi dingin membeku, tapi suasana hati yang tercipta justru DAMAI.
Hanya dalam beberapa kilometer saja, kami sudah menemukan pemandangan alam yang berbeda. Tapi kesan damai terus hadir. Sepanjang perjalanan ini, saya terus berusaha untuk menyatukan diri dengan alam sekitarnya, membiarkan diri ini hadir utuh dalam situasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Dan perlahan tapi pasti, perasaan damai yang terus dibangun dalam diri sendiri bisa terkoneksi dengan kedamaian yang ada disekitarnya, connecting myself with the peaceful dots around me. Bahkan kota tempat kami bermalam sesudah ini adalah Voss, mempunyai sumber air minum dengan kualitas alami terbaik didunia, yang dikenal dengan VOSS Artesian Water from Norway, yang tentu saja harganya juga lebih mahal. Kata-kata bijak John Muir berikut seakan turut meneguhkan.
“Nature’s peace will flow into you as sunshine flows into trees and the winds will blow their own freshness into you. ” (John Muir)
josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...
Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...
Santi Sumiyati:
Terima kasih Pak Josef atas tulisannya yang dapat mendorong saya memiliki sudut pandang baru dalam...
josef:
Terima kasih sama2 mas Bram, semoga teman2nya bisa mengambil manfaat untuk persiapan mereka memasuki masa...