Posted on September 4th, 2020
“The human capacity for burden is like bamboo – far more flexible than you’d ever believe at first glance.” (Jodi Picoult)
PELAYANAN masyarakat bermacam ragam. Yang disasarpun banyak. Namun satu hal yang terpenting adalah pelayanan itu dilakukan dengan tulus dan sepenuh hati. Jadilah, kelompok Coach yang mencermati anggota masyarakat mana yang perlu mendapat perhatian dengan menggunakan talenta coaching yang dimiliki. Sekitar 70 coaches akhirnya berkomitmen untuk melakukan coaching bagi para guru atau pegiat Pendidikan, namun focus kami adalah pada RESILIENCE Coaching. Team kecil, kami berempat, Josef bataona, Rina Prasetyawaty, Herry Windawaty dan Anita Untoro menerima tantangan itu dan mulai merancang Langkah. Bola kami gulirkan dengan menyapa Teman Guru di SMK Nenuk Atambua. Kami mulai dengan zoom briefing untuk semua, sebelum memulai program coaching, seperti nampak pada foto berikut.
UNICEF Conference
Webinar Nasional, Pendidikan Inklusif yang diselenggarakan UNICEF bulan Juli lalu mengambil tema: Sikap dan Perilaku Positif Menuju Adaptasi Pembiasaan Baru. Seorang teman, Coach Anita menjadi pemateri disana, dan dia berbicara tentang Coaching, Mendidik dengan Teknik Coaching Untuk Membangun Pribadi Siswa Yang Merdeka Belajar.
Datanglah permintaan dari UNICEF, apakah bisa membantu Teman Guru dengan coaching, karena melihat berbagai concern yang mereka hadapi.
Kamipun berdiskusi tentang apa yang menjadi focus dalam Coaching ini:
“Bagaimana membantu Teman Guru untuk Menyikapi situasi dewasa ini secara Positif?”
Coaching dengan focus pada Resilience akan menjadi pilihan yang bagus. Tapi mengapa Resilience?
Apa Kontribusi Nyata
Sebagai Resilience Coach, kami akan membentuk kemitraan dengan klien (para guru) untuk mengoptimalkan Kesehatan dan Kesejahteraan (wellbeing) melalui pengembangan dan mempertahankan pola pikir positif.
Sebuah daftar guru/pegiat Pendidikan diberikan oleh UNICEF yang kami bagi diantara kami. Coaching ini kami selenggarakan dengan dibantu Intuitive Coaching Card. Suasananya menyenangkan. Disana-sini muncul AHA moment yang membangkitkan gairah dalam meneruskan proses coaching. Dan umumnya di akhir sesi mereka menyatakan, menemukan apa yang dibutuhkan untuk bisa melangkah lebih tegap. Beberapa verbatim yang kami dengarkan:
Saat mengawali coaching untuk seorang teman guru kepala sekolah, dia membangun niatnya utk menjadi contoh dan pendamping teamnya.
Di akhir sesi, dia merangkumnya dgengan butir pertama: Dia mengulangi komitmennya untuk menjadi Contoh/Model bagi teamnya dan menjadi pendamping mereka. Dan begitu kagetnya dia saat dia yang jaraknya 1000 km dariku meminta saya untuk membuka Intuitive Card pilihannya, kartu yg dia pilih sebagai summary adalah kartu Role Model or Mentor.
Pengalaman positive selama sejam itu diharapkan bisa tmembantu untuk Teman Guru, agar dalam situasi sulit yang dihadapi, mereka senantiasa bertanya pada diri sendiri, bagaimana saya menyikapinya secara positif.
“Resilience is accepting your new reality, even if it’s less good than the one you had before. You can fight it … or you can accept that and try to put together something that’s good.” (Unknown)
josef:
Terima kasih pa Eddie sudah mengunjungi blog dan menyimak tulisan ini. Imajinasimu cepat melihat berbagai...
EDDIE CAHYONO PUTRO:
Acara bersama ini hemat saya cocok sekali menjadi energizer dari sebuah proses konsultasi di...
josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...
josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...
Thank you Pak Josef selalu mau berbagi bagi kami sehingga kelak kami juga bisa ikutan program seperti ini dan mau berbagi kelebihan yg kami miliki untuk mereka yang jarang tersentuh nan jauh di sana
Terima kasih sama2 pa Cani, semoga ada waktu diluangkan untuk program melayani masyarakat. Salam
Terima kasih pak Josep atas bantuannya membangun keinginan dan komitmen saya
Terima kasih sama-sama bu Dwi Suwarnaning, sukses selalu, salam