Posted on November 8th, 2024
“If you wish to influence an individual or a group to embrace a particular value in their daily lives, tell them a compelling story.” (Annette Simmons)
KUMPUL KELUARGA, sudah sering kita lakukan. Dan ini menjadi acara rutin bagi banyak keluarga. Kita memang membutuhkannya untuk saling bertegur sapa ditengah kesibukan kita masing-masing. Keluarga mana yang dilibatkan? Berapa frekuensinya? Apa acaranya? Kita yang menentukan. Berikut foto kebersamaan di dua acara kumpul arisan terakhir.
Cerita dari Generai Yang Berbeda
Anggota keluarga kami beragam, dari generasi yang berbeda. Ada lansia yang sudah purna tugas. Ada yang masih aktif walau masuk kategori Lolita (lolos lima puluh tahun). Yang jelita (jelang lima puluh tahun) pun ada. Dan tentu saja yang masih belia di kelompok X, Y ataupun Z. Mudakah kita semua berbaur? Bagiku, sejauh mereka mau datang ikut berkumpul, sudah membahagiakan sekali. Tapi begitu para senior mulai ngobrol, ada potensi terjadi sekat-sekat tanpa sadar. Yang mudapun mulai ngobrolin tokoh Wonwoo dari Seventeen Kpop atau kangen Jungkook dari BTS, merekapun semakin asyik, tapi belum nyambung dengan yang lebih senior. Sementara itu yang senior juga asyik dengan berbagi cerita tentang urusan keluarga, tanpa menyadari kalau yang nyambung hanya kelompok senior. Tapi intinya, mereka semua yang hadir itu bercerita, yang beda adalah konten ceritanya serta dengan kelompok yang mau mendengarkan dan nyambung.
Melihat gejalah ini, saya mengambil inisiatif untuk memfasilitasi kesempatan untuk bercerita.
Sayapun mendekati anak muda itu untuk mengajak mereka bercerita. Awalnya mereka sungkan, karena tidak tahu apa yang mau mereka ceritakan. Sayapun meyakinkan mereka, bahwa mereka punya banyak cerita menarik. Saya yang akan memfasilitasi dengan bertanya, dan mereka cukup menjawabinya sambil bercerita.
Tiga Cerita Menginspirasi
Dalam momen arisan yang berbeda, sudah kami dapatkan tiga cerita menarik, menginspirasi yang juga dicermati semua orang dari semua generasi.
Budi Susilo, yang dalam kesehariannya adalah karyawan di sebuah Perusahaan Geothermal di daerah Jawa Barat. Suatu pagi, dalam acara morning briefing, bosnya meminta dia untuk sharing, apa saja. Permintaan ini mendadak dan baru pertama kami. Namun dia cepat mengingat apa yang pernah dia baca di blogku, tentang Why Me. (Simak selengkapnya di Why ME ? | Blog Josef Bataona)
Ternyata ceritanya sungguh menarik perhatian bos dan teman2nya. Tapi cerita Budi hari itu juga membuat kami semua kagum. (Foto Budi yang lagi bercerita, kiri atas foto berikut).
Lain lagi dengan Bulan Triani Putri, siswi SMA kelas X. Ceritanya seputar keikutsertaannya di Indonesia Student and Youth Forum 13, bulan Juni lalu. Dia memang mewakili sekolahnya dan propinsinya. Tapi dia tidak ditunjuk. Bulan mendaftar setelah melihat ada pengumuman, melengkapi sendiri semua persyaratan dan dinyatakan lulus menjadi peserta. Dengan bangga dan penuh antusias, Bulan bercerita tentang kesempatan berteman dengan siswa/i dari berbagai pelosok tanah air, kesempatan belajar dari pemateri. Dan lebih menyenangkannya, saat mereka berkesempatan untuk berkunjung ke Gedung DPR, ke studio @america dan kantor Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sambil memperlihatkan fotonya.
Cerita Mereka bisa Memukau Kita
Anak muda ini baru menginjak usia 25 tahun, Rian Indra Fadillah. Saya sengaja memfasilitasi dalam bentuk pertanyaan untuk menggali berbagai pengalaman dan suka dukanya di kantor tempat dia bekerja.
Semua peserta arisan keluargapun diam menyimak:
Ternyata permasalahan gen Z tidak hanya milik perusahaan atau organisasi. Di keluargapun perlu kita sikapi secara bijak, lebih mendekatkan diri kita untuk memahami mereka. Mereka mungkin akan muda diajak untuk berkontribusi, kalau mereka merasa diperhatikan, dianggap, didengar dan dihargai.
“Story telling is about connecting to other people and helping people to see what you see.” (Michael Margolis)
josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...
Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...
Santi Sumiyati:
Terima kasih Pak Josef atas tulisannya yang dapat mendorong saya memiliki sudut pandang baru dalam...
josef:
Terima kasih sama2 mas Bram, semoga teman2nya bisa mengambil manfaat untuk persiapan mereka memasuki masa...
Selama ini arisan keluarga di tempat saya yg datang rata-rata kelompok senior, yg muda-muda tidak mau ikut dengan alasan arisan acara orang tua. Sehingga arisan keluarga atau kumpul2 keluarga semakin sedikit pesertanya. Dengan adanya ide dan inspirasi seperti yg pak Jos lakukan sepertinya bisa saya coba utk diterapkan di kumpulan2 keluarga seperti arisan ini.Heheheh thank pak Jos,..sangat menginspirasi
Terima kasih kunjungan pa Anton untuk menyimak tulisan ini. Yang lebih senior perlu secara proaktif mencari solusi untuk menggandeng generasi muda. Ide bagus, boleh dimulai pa. Salam