Co-Inventing Development Plan

Posted on February 17th, 2017

“Find the good. It’s all around you. Find it, showcase it and you’ll start believing it.” (Jesse Owens)

ILMU TERUS BERKEMBANG. Berbagai penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan insight terbaru untuk berbagai aspek ilmu dan pengetahuan. Dalam kaitan dengan pengembangan diri, berbagai teori dan penelitian terus dilakukan, demi menggali pendekatan yang lebih ampuh dalam berinteraksi dengan manusia. Ini berkaitan dengan interaksi di keluarga, di masyarakat ataupun di tempat kerja, dan dalam peran yang bermacam ragam.

Ada sebuah tulisan di atas meja kerja saya di rumah, sudah berusia 20 tahun. Ini merupakan hasil galian untuk menemukan nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam berinteraksi. Ini merupakan panduan yang bisa memberikan akses ke semua karyawan dari manca negara dengan latarbelakang budaya berbeda-beda. Ungkapan ini, Quest Gateways, meminjam istilah komputer yang bermakna:

 “Hardware/software device (such as a router) that connects and transfers data between two networks employing different communications protocols.”

Dalam peran saya saat itu sebagai Regional HR Manager Asia Pacific Quest International, Gateways ini sangat membantu dalam mengajak business leaders memberikan fokus pada development mereka sendiri dan anak buahnya demi masa depan. Kali ini saya hanya akan mengedepankan tiga butir pertama saja.

Coinventing Developmen Plan

Mulai dari Masa Depan

Leadership dan communication nampaknya merupakan dua elemen yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Suksesnya leadership sangat tergantung pada kemampuan membangun komunikasi dua arah yang memungkinkan penyampaian visi misi value serta berbagai ekspektasi dari atas agar bisa dipahami, diterima dan dikerjakan oleh tim.

Juga komunikasi yang baik memungkinkan aspirasi dari bawah bisa mengalir ke atas  tanpa ada filter atau hambatan. Dalam membangun komunikasi, akan sering terjadi dialog di mana ada tiga aspek penting yang ingin didengar, dirasakan dan diyakini oleh bawahannya:

  • Committing to each other’s success: Komitmen sukses dalam tugas keseharian, bukan saja untuk kepentingan leader atau divisi atau perusahaan, tapi juga untuk kemajuan anak buah. Ajak dia untuk melihat aspek ini secara jelas. Tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali mendiskusikannya di berbagai forum yang berbeda. Tidak kalah pentingnya untuk juga mengecek secara berkala pemahaman tim tentang ini.
  • Starting in the future: Masa lalu sudah tidak bisa dihadirkan kembali, namun bisa dijadikan pelajaran. Tapi terlalu berkutat pada masa lalu, akan membuat percakapan keluar dari rel menuju masa depan. Yang terpenting, apa yang mau dicapai di masa mendatang, dan diskusikan tentang bagaimana mencapai itu. Dalam konteks inipun bawahan ingin melihat apakah peluang dia untuk bertumbuh dan sukses juga eksplisit dalam dialog tersebut. Ajak dia untuk mulai berpikir apa yang mau dicapai di masa mendatang, kemudian bekerja mundur untuk merancang apa saja yang bisa dia lakukan untuk mencapainya. Support apa yang dia perlukan. Selaraskan ini dengan rencana perusahaan ke depan, di mana kontribusi dia merupakan bagian dari rencana development kariernya.
  • Co-inventing: Bila leader menggunakan pendekatan coaching, maka peran dia adalah bertanya secara jitu agar anak buahnya akan menemukan sendiri solusi, dan merancang jalan menuju sukses di masa mendatang. Dikatakan co-inventing karena selain hasrat dan upaya anak buah, atasan pun mempunyai tanggung jawab untuk membuat anak buahnya sukses. Jadi ini merupakan tanggung-jawab bersama. Ownership rencana dan pelaksanaan pengembangan hasil pembicaraan itu ada di tangan anak buahnya. Tapi kalau kita kembali ke butir satu tentang commitment to each other’s success maka leader yang menjadi atasannya tidak akan tinggal diam dan memberikan support saat dibutuhkan.

Sementara itu aspek inventing di sini menggambarkan bahwa banyak surprise bisa muncul karena menemukan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya.

Tiga aspek ini memberikan keseimbangan dalam menyelaraskan kepentingan semua pihak dalam meraih sukses: kepentingan atasan sebagai individu, kepentingan bisnis divisi/perusahaan dan kepentingan individu bawahannya. Motivasi bawahan akan meningkat karena merasa memiliki program itu dan sangat penting untuk pengembangan karirnya menuju masa depan.

“Win-win is a frame of mind and heart that constantly seeks mutual benefit in all human interactions.” (Stephen R. Covey)

Bookmark and Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih pa Panjaitan, telah berkunjung dan menyimak tulisan ini. Masih banyak lagi tulisan di blog ini...

Pan panjaitan:
Saya senang baca blog Bapak

josef:
Terima kasih sama-sama pa Lay Nehemya. Saya senang membersamai rekan-rekan HR yang mau belajar seperti timmu....

Lay Nehemya:
Terima kasih pak Joseph sudah menjadi inspirasi buat kami. Tim kami sangat berkesan dengan sharing...

josef:
Terima kasih Tromol. Persahabatan perlu terus dirawat, walau kita berjauhan. Pertemuan pendek bertiga saat itu...


Recent Post

  • Memanusiakan Manusia Dalam Keseharian
  • Being A Human Leader
  • Mungkinkah Perkumpulan Tanpa Pemimpin?
  • Sukses Bila Ada Suksesi
  • Asah Kapasitasku Sebagai Coach
  • Tetap Sehat Bukan Kebetulan
  • Networking di Forum Akbar IHCBS 2025
  • Bersama Membangun Indonesia Tangguh
  • Tak Sulit Bagi Yang Punya Kemauan
  • Gairah Belajar Milenial Perhotelan