Posted on November 27th, 2018
“I always like to look on the optimistic side of life, but I am realistic enough to know that life is a complex matter.” (Walt Disney)
KATA-KATA POSITIF MENGINSPIRASI mendapat tempat terhormat di kawasan seluas dua hektar ini. Bukan saja berupa tulisan- tulisan di berbagai tempat yang mudah terlihat, tapi juga yang keluar dari mulut para penghuni Transformer Center.
Mereka diajar, ditempah, dibiasakan, terkadang dipaksa untuk itu. Mereka berkeyakinan bila harus dipaksa, maka mereka akan terpaksa dan akhirnya terbiasa. Yang kita saksikan ini adalah hasil dari sebuah proses panjang, serta ketekunan dan kesabaran.
Bid Now – Light Up Your Company
Melalui sesi yang cermat disimak peserta, bahkan mau bertahan hingga jam 23:00 malam, Ko Jul (sapaan untuk Pak Julianto Ekaputra) memaparkan berbagai praktek yang sudah mereka kerjakan, sehubungan dengan issue disruption dan perubahan yang berjalan cepat di sekitar kita. Ternyata BID NOW adalah kepanjangan dari:
BID = Blessing in Disruption
NOW = No Opportunity Wasted
Berbagai contoh disruption di luar sana, seakan mengalir begitu lancar dalam bentuk proses mempersiapkan semua tim di Transformer Center untuk menghadapi berbagai ketidak-pastian. Dan yang lebih mengagumkan lagi, kebanyakan cerita yang diangkat adalah berkaitan dengan anak-anak yang baru lulus SMA.
Trust dan Creativity Beriringan
Mulai dari lobby penginapan, kita sudah diberikan berbagai kejutan dengan berbagai cara creative menyambut tamu. Saya ambil saja contoh di dalam ruang tidur. Handuk mandi justru dilipat menyatu dengan gambar hewan lucu, di mana kartu ucapan selamat datang dituliskan.
Di ruang pertemuan, tidak kalah serunya, di mana tong bekas bisa disulap menjadi meja dan kursi.
Bahkan tim performance, yang selama ini sudah menghadirkan pertunjukan yang sangat memukau, sudah bisa berani melangkah lebih berani lagi untuk membuat film layar lebar, yang bila Tuhan Berkenan, akan bisa ditonton awal 2019. Foto berikut adalah bersama team Blaze of the Glory. Walaupun ini merupakan ketiga kalinya saya menonton, tapi tetap saja mempesona.
Menurut paparan tim, semua ini dimungkinkan karena kepercayaan penuh yang diberikan kepada mereka. Peserta program bahkan diajak untuk melihat dan berinteraksi langsung dengan divisi usaha yang dijalankan oleh siswa siswi SMA Selamat Pagi Indonesia. Ini bisa menginspirasi peserta tentang proses transformasi adik-adik SMA dalam membangun pribadi dan usaha dengan cara belajar experiential learning. Ini kontras dengan apa yang umumnya terjadi di industry, di mana mereka yang bisa menduduki posisi kepala divisi adalah yang sudah belasan atau puluhan tahun berpengalaman.
Semua divisi yang ada di sana umumnya mencantumkan target pencapaian bisnis mereka 100% tahun ini dibandingkan tahun lalu, dan masing-masingnya sudah menyentuh angka milyard, pada hal 6 tahun lalu omzetnya baru beranjak di bawah 100 juta. Satu hal yang sungguh berani mereka yakini, adalah bahwa pasar mereka tidak terbatas Batu, Malang, Jawa Timur atau Indonesia. Mancanegara berpotensi jadi pasar mereka dan sebagian divisi sudah membuktikannya.
Role Model dan Be Present
Yang dihadirkan di depan kami malam itu adalah beberapa anak lulusan SMA Selamat Pagi Indonesia. Mereka dipercayakan untuk menjalankan bisnis yang baru dibentuk. Mereka menjadi Kepala Divisinya. Mereka itu dibiarkan leluasa menjawabi berbagai pertanyaan yang diajukan peserta, mulai dari bagaimana mereka dididik untuk tumbuh mandiri, sampai pada bagaimana mereka sampai berhasil menjalankan bisnis yang dipercayakan kepada mereka, atau bagaimana mereka memilih anggota tim dan challenges yang dihadapi.
Sering sekali terlontar dari mulut mereka, bagaimana mereka diberikan kepercayaan penuh untuk mulai belajar dan menjalankan bisnisnya. Kalau saja ada kesempatan belajar di sana, itu adalah experiential learning. Pengalaman ini membuat mereka juga memberikan kepercayaan penuh kepada anggota tim mereka.
Keberhasilan itu tidak lepas dari contoh sang pemimpin, Ko Jul hadir sebagai role model yang menginspirasi seluruh tim untuk melayani. Sang pemimpin bahkan tidak sungkan untuk turun hanya menggunakan celana pendek dan kaos untuk turut membantu tim yang lagi sibuk di restoran.
Malam itu, selagi anak-anak SMA tersebut duduk menghadap peserta dan menjawabi pertanyaan kami, mata saya menangkap sesuatu yang luar biasa. Ko Jul mengangkat keranjang berisi botol minuman dari sisi ruang pertemuan, kemudian dia membagikan sendiri minuman itu kepada anak-anak tersebut, kemudian dia membawa kembali keranjang itu ke samping ruangan.
Tidak terbayang olehku bahwa ini dilakukan oleh petinggi organisasi di banyak tempat. Tapi itulah salah satu contoh yang saya saksikan sendiri.
Meaning Maker
Selain sebagai peserta, saya juga diminta untuk membagi pengalaman seputar aktivitas untuk mengajak para leader untuk memaknai corporate values dan membuat komitmen untuk hidup sesuai value tersebut. Dengan demikian karyawan bisa menyaksikan sendiri bahwa para Leader sungguh komit untuk menjadi contoh perilaku yang baik, mereka bisa mendapat contoh nyata dari para pimpinan mereka. Pada akhirnya semua karyawan akan belajar dari contoh-contoh tersebut dan menjalankannya.
Karyawan ingin mendapatkan sebuah MAKNA yang lebih dalam di balik apa yang dikerjakan. Orang sales yang menjual makanan bayi, misalnya, perlu dibuat paham bahwa bila mereka lakukan tugasnya dengan sepenuh hati, maka mereka akan memperluas wilayah penjualan di mana banyak bayi akan berkesempatan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, sehingga mereka bisa tumbuh secara sehat. Siapa tahu diantara mereka akan tampil sebagai pimpinan di berbagai organisasi di negeri tercinta ini.
Bila pemahaman ini terus-menerus di artikulasi oleh pimpinannya, maka dalam diri karyawan akan tumbuh semakin tebal rasa memiliki, mencintai pekerjaan, mensyukuri telah bergabung di perusahaan ini. Rasa mencintai pekerjaan ini akan membuat mereka tetap tinggal dan berjuang demi suksesnya perusahaan.
Penekanan akan makna penting di balik pekerjaan mereka harus dikedepankan berkali-kali dalam berbagai kesempatan, diracik dalam berbagai event perusahaan dan diartikulasikan oleh pimpinan di berbagai pertemuan. Rangkaian foto yang dibuat oleh seorang anak Transformer Center, terima kasih Sisca.
Doa Penutup Yang Menyejukkan
Lima anak berbaris di depan menghadap peserta, dan mereka membawakan doa penutup, sesuai kelima agama yang mereka wakili. Doa untuk bersyukur atas kebersamaan selama tiga hari, mensyukuri berkat yang sudah kita terima, atas inspirasi pelajaran yang berharga. Mereka juga tidak lupa berdoa untuk kesehatan semua peserta dan juga keluarga SMA Selamat Pagi Indonesia, dan memohon Perdamaian bagi bangsa Indonesia.
Suasana hening, damai, terasa amat damai. Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Pak Julianto dan seluruh team, kami semua melangkah meninggalkan Transformer Center dengan penuh keyakinan akan transformasi yang telah terjadi dalam diri masing-masing, walaupun hanya tiga hari belajar di sana. Bekal pengalaman di sana amat sangat berharga bagi kehidupan selanjutnya. Semoga benih positif ini bisa kami sebarkan kepada orang lain di sekitar kami.
“You can’t make positive choices for the rest of your life without an environment that makes those choices easy, natural, and enjoyable.” (Deepak Chopra)
Catatan: Karena perjalanan ke luar kota, tidak ada posting baru di blog Jumat (30 November 2018) dan Selasa (4 Desember 2018). Posting baru akan hadir lagi di blog pada Jumat (7 Desember 2018).
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Rosita Wulandari:
Selamat Pak Josef atas terbitnya buku ke-5, semoga tidak terlambat ucapan selamatnya. otw memesan....
josef:
Hi Viciana Dewi, saya sudah email. Salam
Viciana dewi kristiani:
Kalau mau ikut gabung komunitasnya caranya bagaimana kak?
josef:
Terima kasih Kendrick, sesuai tujuan komunitas ini, kita semua ingin membangun konektivitas dan berkolaborasi...