Posted on December 12th, 2025
“The first person you lead is yourself.” (John C. Maxwell)
KEBIASAAN sederhana yang sering diremehkan, tetapi menjadi fondasi dari profesionalisme dan kepemimpinan: DISIPLIN terhadap waktu. Datang tepat waktu bukan hanya mengatur jadwal, tetapi menunjukkan rasa hormat dan komitmen kepada orang lain. John C. Maxwell pernah berkata,
“The first person you lead is yourself.”
Dan disiplin waktu adalah bukti paling jelas bagaimana kita memimpin diri sendiri.
Mengapa Ontime Itu Penting?
Saya sering diingatkan untuk menyimak pelajaran yang disajikan alam semesta setiap hari. Dan hari itu saya diminta untuk sharing di depan para leaders Perusahaan dengan tema: Becoming an Engaged Leader through STAR Values. Salah satu butir Valuesnya adalah Reliable, yang menggaris-bawahi DISIPLIN. Dan para leaders hendaknya menjadi contoh hidup sesuai values perusahaan, termasuk disiplin. Contoh tidak diberikan melalui slogan, tapi pribadi mereka, perbuatan mereka setiap hari. Berikut foto bersama peserta.

Kesempatan ini saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk mencermati secara serius, mengapa Ontime itu penting:
“You may delay, but time will not.”
“Small disciplines repeated with consistency everyday lead to great achievements.”
Konsisten datang tepat waktu mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya besar: orang sekitar lebih mudah percaya, lebih nyaman bekerja sama, dan lebih menghargai kita.
Pengalaman Pribadi: Datang Lebih Awal Adalah Komitmen
Dalam setiap pertemuan, saya selalu membiasakan datang lebih awal. Bukan karena takut terlambat, tapi karena saya ingin memberikan contoh positif – dan teman-teman saya tahu itu.
Kebiasaan ini terasa sangat bermanfaat dalam sebuah acara besar baru-baru ini bersama John C. Maxwell, yang dihadiri 3.750 orang di Jakarta. Saya sengaja tiba lebih awal. Hasilnya?
Pada momen itu, saya semakin yakin bahwa datang lebih awal bukan hanya soal disiplin, tetapi juga tentang menghargai pengalaman diri sendiri.

Cerita dari Anakku Tentang Kebiasaan Tepat Waktu
Anak saya punya kebiasaan reuni dengan teman-teman sekolahnya. Ia dan dua atau tiga temannya selalu datang tepat waktu. Namun, sebagian lainnya selalu datang terlambat—dan lebih memprihatinkan lagi, mereka tidak merasa bersalah.
Ini bukan sekadar masalah remaja yang santai. Di sinilah karakter mulai terbentuk: apakah seseorang belajar menghargai komitmen atau justru belajar bahwa mengabaikan waktu orang lain itu boleh-boleh saja?
Saya sering mengatakan kepada anak saya,
“Ketepatan waktumu bukan hanya tentang jadwal, tetapi tentang siapa dirimu dan bagaimana kamu menghargai teman-temanmu.”
Dan saya percaya, pesan sederhana seperti ini – ditambah teladan dari orang tua – akan ia bawa selamanya.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Membangun Disiplin Waktu?
Pilihan Setiap Hari
Datang tepat waktu adalah kebiasaan kecil, tetapi dampaknya luar biasa. Dan ini bisa melebar ke bidang kehidupan lainnya: disiplin follow-up komitmen, disiplin olahraga, disiplin membaca, disiplin menulis dan lain sebagainya.
Ketika kita menghargai waktu – baik waktu kita maupun waktu orang lain – kita sedang menunjukkan integritas, komitmen, dan penghargaan.
Kata penutup yang disampaikan oleh pembawa acara Ulfa Ainul Hayat di akhir sesi itu, sangat pas untuk menjadi pengingat untuk dibawa peserta ke tempat kerja masing-masing sebagai berikut:
Budaya itu hidup kalau kita semua kompak menghidupinya. Nilai STAR itu bukan sekadar kata, tapi tindakan. Bukan sekadar slogan, tapi kebiasaan. Dan kebiasaan yang kita lakukan setiap hari itulah yang akhirnya membentuk siapa kita, dan kemana organisani ini akan melangkah.
Semoga Values on Leader Talk Batch 2 ini menjadi penguat komitmen kita untuk terus memberikan pelayanan terbaik, menjaga kepercayaan, bertanggung jawab penuh, dan tetap dapat diandalkan dalam setiap situasi. Ingat budaya hebat itu tidak dibangun oleh satu orang, tapi oleh semangat kita bersama.
“You will never change your life until you change something you do daily.” (John C. Maxwell)
josef:
Terima kasih banyak Lia. Semoga pertanyaan itu akan terus bergema sepanjang tahun, terus menyadarkan untuk...
josef:
Terima kasih banyak mba Tituk. Refleksi ini hendaknya kita lakukan secara rutin, tanpa menunggu akhir tahun....
lia.catri:
selamat pagi pak… kalimat ini: Apakah CAHAYA di dalam diri saya masih menyala dengan sadar?…...
Tituk:
Membaca tulisan ini membuat saya ikut berhenti dan bertanya ke diri sendiri: apakah saya masih memimpin dengan...
josef:
Terima kasih pa Anton telah mengunjungi blog dan menyimak tulisan ini. Kita akan terus saling mengingatkan...