Posted on February 26th, 2019
“No one can make you feel inferior without your consent.” (Eleanor Roosevelt)
APA REAKSI ORANG umumnya saat dia direndahkan, disepelehkan, diremehkan? Reaksi orang beragam. Ada yang langsung emosi, marah atau bahkan mengeluarkan kata-kata yang tidak kalah pedasnya. Tapi ada juga yang tenang, diam dan mungkin tersenyum. Ada juga yang mendoakan orang yang menghinanya. Yang lain menerima dengan iklas karena sadar bahwa dia harus mengalami hal seperti itu, dan alam semesta menggunakan tangan orang lain untuk membuat dia mengalami perlakuan seperti itu. Berkat kesadaran seperti itu dia lalu mendoakan orang yang telah merendahkannya.
Kunang-kunang
Yang berasal dari desa masih ingat akan kunang-kunang, atau bahkan punya kebiasaan menangkap kunang-kunang di malam hari saat masih kecil. Kebetulan di desaku, Lamalera Lembata NTT, saat anak hendak berangkat merantau, atau saat dia mendapat kesempatan yang baik di tempat kerjanya, orang tua senantiasa berpesan dalam bahasa Lamalera:
“Suddu lerre-lerre hodi koppo lerre”
Makna harafiahnya: Tunduklah serendah mungkin untuk menerima kunang-kunang.
Ada makna lebih dalam di balik pesan itu:
Para orang tua tentu mengharapkan bahwa pesan ini bisa menjadi pedoman bagi anaknya dalam berinteraksi dengan orang lain, di mana pun dia berada., dalam situasi apa pun.
Meredam Ego
Menurut Leland R. Beaumont, (creator and webmaster of Emotional Competency website)
“Humility is recognizing and accepting our own limitations based on an accurate and modest estimate of our importance and significance.”
Kemudian dia melanjutkan: Orang yang rendah hati, mengakui bahwa dia adalah salah satu dari 6 milyar umat manusia yang interdependent di muka bumi ini; dan bumi ini adalah satu dari sekian planet yang mengelilingi matahari, sementara matahari adalah satu dari jutaan bintang di alam semesta. Karena perspektif yang luas tentang arti penting dirinya, orang yang sungguh humble tidak bisa dihina atau direndahkan.
“Because of this broad and sound perspective on her significance, the truly humble person cannot be humiliated.”
Kerendahan hati ini memungkinkan kita untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Ego kita pun akan bisa diredam.
Pentingnya Humility bagi seorang Leader
Dalam tulisannya di Forbes, dengan judul The Importance Of Humility In Leadership, Cheryl P Williamson, Global Leader, Penulis buku dan Public Speaker, memaparkan bahwa berdasarkan pengalamannya:
“The best leaders are selfless and more concerned with the well-being of their team than with their personal titles.”
Dari berbincang dengan timnya, Cheryl mendapatkan bahwa mereka terus loyal dan mengagumi leadershipnya karena faktor berikut ini:
Bila anda sungguh memimpin dari hati, dengan kerendahan-hati, teammu akan menangkap perbedaan yang bisa memberikan dampak, bukan saja kepada bisnis tapi juga pada diri anda sebagai leader.
“When I talk to a manager, I get the feeling that they are important. When I talk to a leader, I get the feeling that I am important.” (Unknown)
josef:
Terima kasih Santi, banyak juga yang rezekinya disalurkan melalui tangan kita. Karena itu, selain mengambil...
Santi Sumiyati:
Selamat sore Pak Josef…luar biasa Pak…sangat menginspirasi saya. Tulisan bapak...
josef:
Terima kasih Santi, dalam banyak kejadian kita dihadapkan pada pilihan bebas tanpa paksaan, termasuk pilihan...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, ini merupakan panggilan untuk berbagi. salam
Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef, luar biasa bagus dan menjadi pembelajaran berharga bagi saya setelah membaca...
Sore Pak Josef, terima kasih untuk ilmunya yang luar biasa tentang leadership. Salam Hormat, Santi Sumiyati
Terima kasih sama2 Santi. Ilmu memang harus dibagikan. Salam