Niatkan Untuk Menjadi Coach

Posted on March 14th, 2025

“Personal growth and change starts with personal awareness that is found in personal reflection and pausing.” (John C. Maxwell)

BELAJAR BERSAMA teman2 HR. Tentu saja menggairahkan. Yang hadir mereka dari rentang usia 45 tahun hingga usia Lolita (lolos lima puluh tahun). Saya sengaja mengajak mereka untuk secara bersama memvisualisasikan momen di saat mereka mencapai usia limapuluh lima tahun nanti. Siapakah mereka saat itu? Saat ini mereka masih berstatus sebagai karyawan yang secara rutin menerima gaji, dan kebetulan juga baru menerima bonus. Akankah senyum ceria seperti ini masih mereka perlihatkan, walau dalam lingkungan yang berbeda? Apa yang harus dirancang dari sekarang? Berikut foto Bersama.

 

Tumbuh Berkembang Harus Diniatkan

Semangat belajar peserta masih tinggi, dan tentu mereka masih akan terus tumbuh berkembang kalau mereka mau terus belajar. Tapi apa yang mau dipelajari? Saya tidak perlu mengajari mereka, mereka tentu tahu lebih tentang kondisi sekarang dan apa yang mau dicapai di masa mendatang. Tugas saya hari itu menjadi lebih ringan: menyadarkan peserta akan beberapa hal penting untuk dipertimbangkan dalam melakukan persiapan mereka:

  1. Pertumbuhan diri harus diniatkan, harus dirancang dan ditindak-lanjuti. Tidak otomatis terjadi.
  2. Sering kita dibentur dengan asumsi waktu: masih lama, belum saat ini
  3. Disadari bahwa persiapan ini perlu, tapi saya tidak tahu mulainya dari mana: Masih sibuk kerja rutin
  4. Kata orang bijak, LUCK = Preparation (Growth) + Attitude + Opportunity + Action (doing something about it)

Dibutuhkan keberanian untuk memutuskan hari ini dan mengambil langkah nyata mulai besok.

 

Coaching Dalam Keseharian

Kita seringkali belajar coaching karena kita ingin melakukan coaching, yang sering terkesan formal di organisasi, dalam rangka membantu orang lain untuk tumbuh berkembang. Protokol coaching memang juga diajarkan untuk diterapkan secara professional.

Hari itu, dalam menanggapi pertanyaan saya: Apa yang akan dilakukan pada saat kalian penisun nanti? Ada salah satu peserta menjawab: mau menjadi Coach. Setelah mengklarifikasi agar sama-sama paham, saya mengajukan beberapa pertanyaan:

  1. Apakah anda sudah belajar Coaching (certified) dan merasa cukup kompeten untuk melakukan coaching? Dalam skala 1 – 10, dimanakan anda saat ini?
  2. Untuk bisa melakukan coaching saat sudah pensiun, level kompetensi anda hendaknya di berapa dalam skala 1 – 10?
  3. Apa yang akan anda lakukan dari sekarang untuk bisa menutup gap kompetensi itu?
  4. Sumber pembelajaran itu dari mana? (orang atau buku atau materi lain yang bisa anda berdayakan untuk membantu pertumbuhanmu?)
  5. Satu kebiasaan penting apa yang akan anda mulai perkuat, dan perilaku negatif apa yang ingin dikikis atau dihentikan?
  6. Mulai Senin depan, satu Langkah penting apa yang akan anda lakukan untuk membuat bola bergulir, sekaligus membuka berbagai peluang pertumbuhan lainnya?

Saya sengaja menggunakan pendekatan coaching dengan bertanya untuk menggugah penanya ini, dan juga peserta lainnya untuk menemukan insight dibalik dialog ini. Dan pendekatan seperti itu, hendaknya juga digunakan dalam keseharian dalam kita berdialog dengan tim, tanpa harus memberi label coaching. Berikut peserta yang beruntung mendapatkan hadiah buku.

 

Menyadari Kebutuhan untuk Bertumbuh

Jeli mencermati dialog saya dengan peserta ini, peserta lainpun menyimak dan turut ambil bagian dalam dialog. Seorang peserta sampai membuat postingan di Sosmednya  (saya ambil sepotong):

” ……… Lanjut sesi ‘coaching’ spontan dengan Pak @josefbataona, yang berbagi pengalaman dan tips & trik agar tetap bahagia, baik dalam persiapan maupun setelah pensiun.

Salah satunya tentang Rahasia Centenarian – kiat hidup panjang umur dan tetap bermakna. Nyatet 15 poin, dan ada 4 yg kulingkar yang harus dijalankan sekarang.

Pas banget, di akhir sesi dikasih buku #curhatstaf – let’s learn to listen. Kebetulan atau semesta lagi kasih kode?

Terima kasih Pak Joseph untuk sesi enlightenmentnya.”

Saya sungguh kagum dengan kejelian teman-teman HR ini yang mampu memotret sharing saya dari berbagai sudut pandang berbeda. Mereka sedang mempersiapkan diri, diniatkan. Dan satu hal yang teramat penting adalah mulai dengan menyadari siapa dirinya saat ini dan mau dikembangkan menjadi pribadi seperti apa serta mengambil langkah nyata mulai sekarang.

“It’s your life; you don’t need someone’s permission to live the life you want. Be brave to live from your heart.” (Roy T. Bennett)

Bookmark and Share

2 Responses to Niatkan Untuk Menjadi Coach

  1. Helda Tan says:

    Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak Josef, maka pertanyaan-pertanyaan Coaching mengalir begitu saja dalam kehidupan sehari-hari…

    Thanks Pak Josef utk yulisannya yg selalu inspiratif & memotivasi…

    • josef josef says:

      Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan sukses selalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Elfi untuk turut menyimak tulisan ini. Buka diri untuk terus belajar, karena universe senantiasa...

Elfi:
Totally relate dengan tulisan di bungkus kue itu Pak.. thanks for sharing.. Having fun, bonding time and making...

josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...

Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...

josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...


Recent Post

  • Merangkul Keluarga Dengan Hati
  • Merekat Kebersamaan
  • Person of Influence Creates More Leaders
  • Niatkan Untuk Menjadi Coach
  • Bersyukur Saya Dipilih
  • Komitmen itu Pilihan
  • Pemimpin HARAPAN Masa Depan
  • Menyentuh Hati: Belajar Dalam Keseharian
  • Seni Memanusiakan Manusia
  • Keputusan Penting di Awal Tahun