Posted on April 19th, 2013
“People may take a job for more money, but they often leave it for more recognition and appreciation” (Bob Nelson)
SERINGKALI karyawan yang berada jauh dari kantor pusat menganggap: betapa bahagianya mereka yang berada di kantor yang dekat dengan para petinggi. Ada kesempatan untuk bertemu, bertukar sapa, dikenal lebih dekat dan tentu saja bisa mendapat kesempatan untuk dinilai secara langsung apa yang dikerjakan.
Seberapa Penting Anda sebagai Pimpinan?
Dalam artikelnya yang ditulis 12 April lalu berjudul: “How important are you,?” Steve Keating mengetengahkan bahwa semua kita mempunya VALUE, karena itu masing-masing kita itu penting, atau bahkan merupakan pribadi yang sangat penting. Tapi ketika kita mengajukan pertanyaan: “Are you more important than someone else?,” dan ada yang menjawab YA, maka pembahasan ini menjadi relevan.
Perlu digaris bawahi bahwa tidak ada orang di dunia ini yang lebih penting dari yang lain. Ini berarti Anda dan saya pun tidak lebih penting dari orang lain. Di jalanan ada mobil yang lewat dengan polisi pemandu, mereka adalah orang penting, tapi bukan lebih penting dari yang lain. Di kantor kita juga ada Pimpinan, BOD, Kadiv dan lain-lain, yang karena jabatannya mereka merupakan orang-orang penting, atau bahkan sangat penting, namun tidak lebih penting dari yang lainnya.
Karyawan adalah elemen penting di perusahaan, dan berbagai fungsi di perusahaan itu penting, sehingga tidak pada tempatnya untuk mengatakan fungsi tertentu lebih penting dari lainnya, atau karyawan di bagian tertentu lebih penting dari yang lainnya. Pimpinan itu penting, tapi bukan berarti lebih penting dari karyawan bawahannya.
Karena itu tidak berlebihan kalau di salah satu event FISHFun saya mengundang bapak-bapak: Sukadi, Tabah dan Hani untuk tampil ke depan. Saya meminta seluruh tim untuk bertepuk tangan memberikan apresiasi kepada mereka yang sehari-hari dengan penuh perhatian menyajikan kopi atau teh untuk kita semua.
Seberapa Penting Karyawan di Mata Pimpinan?
Begitu pertanyaan tersebut disampaikan kepada para pimpinan, secara serempak mereka akan menjawab: Sangat penting!! Namun sering kali kita lupa, bahwa nilai penting itu adalah nilai dari kaca mata karyawan, bukan pimpinan.
Apakah mereka merasa dihargai?? Apakah mereka merasa diperlakukan PENTING seperti ucapan pimpinannya??
Begitu karyawan di Pekalongan mengetahui kehadiran saya sore itu untuk menyerahkan Penghargaan Masa Kerja, luapan perasaan mereka tidak bisa disembunyikan dan berkomentar:
“Baru sekali ini dalam sejarah Perusahaan di kota ini, seorang Direktur Perusahaan hadir dan memberikan Penghargaan masa kerja dan mengucapkan terima kasih langsung kepada karyawan di kantor cabang setingkat Pekalongan.”
Dan tentu saja yang beruntung dan sangat berterima kasih adalah mereka yang berkesempatan menerima penghargaan dari tangan saya malam itu.
Andaikan lebih banyak pimpinan yang mau turun ke bawah dan menyapa karyawan secara langsung… !! Dan sangat bisa dipahami, kalau luapan kegembiraan tersebut membuat karyawan di kantor Cabang Solo turun dan menari bersama, usai saya menyerahkan Penghargaan Masa Kerja kepada karyawan, dan menyampaikan terima kasih kepada mereka dan keluarganya. Mereka akan terus bersemangat untuk bekerja keras, namun mereka juga rindu momen seperti itu, di mana mereka merasa PENTING sebagai karyawan, merasa di-APRESIASI oleh pimpinan perusahaan.
Sebaliknya pun Terjadi!
Ngobrol santai dengan seorang keponakan yang bekerja di sebuah bank di luar Jakarta. Dia begitu bersemangat dalam bekerja, terutama ketika atasannya mulai banyak bicara tentang kebersamaan, kekeluargaan. Nilai-nilai seperti itu memang sejalan dengan yang diharapkan oleh keponakan tersebut. Prestasinya pun turut membuktikan.
Sampai saatnya dia melangsungkan pernikahan, saat yang menurutnya sangat penting dalam kehidupan ini. Dan saat itu dia menyadari, bahwa atasannya tidak bisa hadir dan hanya menitipkan amplop.
Amplop?? Saya tidak perlu amplop. Kemana atasanku??
Pasti sibuk sekali sehingga untuk memberitahu saya kalau dia berhalangan pun tidak sempat. Moment ini, adalah MOMENT OF TRUTH bagiku. Moment di mana saya mulai menyadari bahwa nilai Kebersamaan dan Kekeluargaan yang diucapkan oleh atasan saya itu hanya basa-basi, hanya di mulut dan bukan dari hatinya. Dan saat itu juga saya berpikir untuk minta pindah ke divisi lain. Prosesnya agak tersendat-sendat karena dihalangi oleh atasan saya, tapi akhirnya berhasil juga.
Demikian curhat keponakanku, yang sayangnya tidak terdeteksi oleh atasannya. Dalam konteks ini Mother Theresa juga mengingatkan kita:
There is more hunger for love and appreciation in this world than for bread. ~ (Mother Theresa)
josef:
Terima kasih untuk ucapan selamatnya Rosita. Apakah sudah pesan buku ke 5? Kalau belum bisa gunakan link ini,...
Rosita Wulandari:
Selamat Pak Josef atas terbitnya buku ke-5, semoga tidak terlambat ucapan selamatnya. otw memesan....
josef:
Hi Viciana Dewi, saya sudah email. Salam
Viciana dewi kristiani:
Kalau mau ikut gabung komunitasnya caranya bagaimana kak?
josef:
Terima kasih Kendrick, sesuai tujuan komunitas ini, kita semua ingin membangun konektivitas dan berkolaborasi...
Tulisan Pak Josef mengingatkan saya pada sebuah kalimat bijak tentang kepemimpinan “pemimpin terkemuka memikat hati anak buah, bukan pikirannya (John C. Maxwell)”.
Terima kasih Ardi, 200% setuju. Sewaktu kita menempatkan diri sebagai anak buah, kita banyak memahami makna statemen seperti itu, atau bisa merasakan penerapan statemen itu oleh atasan kepada kita. Tapi ketika kita menepatkan diri sebagai pimpinan, kita lupa kalau bawahan kita menghendaki perlakuan kita kepada mereka, sama seperti yang kita harapkan dari atasan kita: memperlakukan mereka sebagai pribadi yang perlu disentuh dengan hati. Terima kasih telah mengunjungi blog dan menyimak kisah ini
Pak Josef,
Terimakasih sharing true experience nya, hal-hal yang kecil dan sangat berarti bagi semua level. Pimpinan sekarang mulai jarang melakukan itu dan sangat sibuk dengan menjawab email email yang datang tiada henti.
Back to basic, social touch humanity much better than words…
Thanks pak!
Terima kasih Rully atas tanggapannya. Hal yang dianggap kecil itu yang seringkali merupakan hal mendasar dalam hubungan antar manusia, yang dalam konteks ini adalah hubungan atasan bawahan di tempat kerja. Mari kita saling mengingatkan dalam berbagai aspek kehidupan ini demi kebaikan kita bersama. Sekali lagi terima kasih telah mengunjungi blog dan menyimak cerita ini.
Pak Josef, ijin copy paste yaaaa tulisan artikel keren ini …. “Menampol saya”… Tetap semangat! Thank you Pak
Terima kasih Agnes, semoga kisah ini membawa manfaat. Silahkan copy paste dan share kepada mereka yang mau belajar. Salam
Membaca tulisan Bpk saya teringat kisah para orang orang yang dicintai oleh bawahannya, masyarakatnya, anggotanya dll. Masalahnya sekarang ini seberapa mau mereka berusaha meluangkan waktu untuk hal hal yang terkadang kita rasakan waktu kita banyak tersita pd acara acara rapat, laporan sehingga prime time bersama karyawan sering luput dari schedule seorang pemimpin. Saya merasa tersentuh atas tulisan bapak diatas, walaupun saya sdh meluangkan waktu tetapi rasanya jauh masih k
urang dibandingkan bapak sebagai seorang direktur di kantor pusat masih sempat mendatangi karyawan di cabang Solo. Apa yg bapak tulis ini akan saya lakukan lagi, karena dengan cara seperti ini kita bisa mengajak mereka untuk bisa bekerja lebih baik lagi. Terima kasih pak Josef.
Terima kasih Devi atas tanggapannya. Tulisan itu dan tanggapan kalian juga akan terus mengingatkan saya akan hal2 mendasar sekitar kita yang perlu mendapat perhatian. terima kasih untuk mengunjungi blog dan menyimak kisah2 disini
Terima kasih Veronika, ada lebih dari 150 artikel di blog ini, dan akan hadir juga artikel2 baru akan akan hadir setiap hari selasa dan jumat pagi jam 08:00
Membaca tulisan Bpk saya teringat kisah para orang orang yang dicintai oleh bawahannya, masyarakatnya, anggotanya dll. Masalahnya sekarang ini seberapa mau mereka berusaha meluangkan waktu untuk hal hal yang terkadang kita rasakan waktu kita banyak tersita pd acara acara rapat, laporan sehingga prime time bersama karyawan sering luput dari schedule seorang pemimpin. Saya merasa tersentuh atas tulisan bapak diatas, walaupun saya sdh meluangkan waktu tetapi rasanya jauh masih kurang dibandingkan bapak sebagai seorang direktur di kantor pusat masih sempat mendatangi karyawan di cabang Solo. Apa yg bapak tulis ini akan saya lakukan lagi, karena dengan cara seperti ini kita bisa mengajak mereka untuk bisa bekerja lebih baik lagi. Terima kasih pak Josef.