Josef Bataona

• Home
• Peta Situs
• Tentang Saya

Connecting the Dots

“The art of writing is the art of discovering what you believe.” – (Gustav Flaubert)

BELAJAR dan BERBAGI. Universe mempunyai cara untuk menghubungkan kita dengan orang-orang yang kita butuhkan, terutama untuk bisa memberikan kita pelajaran dalam hidup ini. Adalah Coach Sutjipto Budiman yang selama ini rajin memesan buku yang saya terbitkan, untuk dihadiahkan kepada peserta trainingnya. Tapi kali ini dia meminta saya untuk memberikan satu dua patah kata endorsement untuk penerbitan buku PAGAR. Berikut foto para penulis di momen peluncuran buku.

Kata Pengantar

Sayapun menyambut permintaan diatas dengan sukacita dan menuliskan ini:

Siapa orang-orang yang berada disekitarmu? Mereka adalah orang-orang yang mewarnai pribadi kita, dalam hal ini saya memilih warna positif. Tanpa disadari, mereka juga yang memagari kita dari pengaruh negatif. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita saling mempengaruhi dan melindungi. Karena itu, jadilah pribadi positif yang bisa turut memagari orang-orang sekitar kita, dan juga sebagai contoh bagi banyak orang. Temukan lebih jauh makna PAGAR dalam buku ini.

Saya sungguh kagum dengan ke-10 penulis di buku itu. Mereka diberikan keleluasaan untuk menulis tentang PAGAR dari perspektif masing-masing, sesuai pengalaman nyata mereka. Ini yang membuat buku ini menjadi kaya.

 

Momen Peluncuran Buku

Tidak berhenti disitu. Pa Sutjipto kembali meminta saya untuk memberikan sambutan di momen peluncuran buku tersebut, 4 Januari 2025.

Saya sangat antusias untuk itu, karena saya juga menyadari beberapa hal yang dirancang oleh universe, yang juga saya ceritakan di saat memberikan sambutan:

1. Moto hidupku yang sederhana, Be Yourself, but Better Everyday menggaris-bawahi, bahwa semua kita diciptakan unik, lengkap dengan talenta untuk sukses. Karena itu, kalau mau sukses, jangan berpikir untuk menjadi orang lain. Gali dan asah talenta yang dimiliki untuk menunjangmu agar sukses.
   Bila saya percaya semua orang diciptakan unik, artinya orang lain mempunyai sesuatu yang tidak saya punyai. Karena itu setiap hari saya harus membuka diri untuk belajar dari siapa saja, dari atasan, bawahan, rekan kerja atau bahkan dari peserta yang hadir di acara peluncuran ini. Tujuannya? Agar hari ini saya lebih baik dibandingkan dengan kemarin. Josef Bataona besok harus lebih baik dibanding dengan hari ini karena dia belajar.
2. Jadi sumber belajar, bisa dari mana saja yang disajikan universe dihadapan kita. Contohnya: PAGAR bisa dimaknai khusus oleh 10 penulis dan disajikan sebagai bahan pelajaran bagi yang membacanya.
3. Indahnya buku ini, karena masing-masing penulis diberi keleluasaan untuk memberikan MAKNA pada PAGAR dari perspektif masing-masing.
4. Tulisan di buku ini meneguhkan bahwa sekitar kita banyak tersedia pelajaran setiap hari. Tapi lebih sering kita abaikan

 

Acara peluncuran buku PAGAR yang dihadiri sekitar 200 orang di Gedung Perpustakaan Nasional, berjalan lancar dan meriah. Masing-masing penulis berkesempatan untuk memaparkan secara singkat apa yang mereka tuliskan. Berikut foto rekaman peristiwa.

 

Dunia Human Resources

Bila proses memberikan MAKNA itu kita bawah ke dunia Human Resources, maka para leader berada pada posisi yang menentukan untuk membantu timnya untuk menemukan MAKNA penting di balik apa yang mereka kerjakan. Kita sering lebih fokus pada menjelaskan job description mereka agar mereka bisa melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Itu memang harus dilakukan. Tapi, bila karyawan bisa menemukan MAKNA penting di balik job description mereka, maka mereka akan sangat termotivasi dalam bekerja. (selengkapnya simak buku LEADER as MEANING MAKER, oleh Josef Bataona)

Sayapun tidak lupa mengajak peserta yang hadir untuk terus menemukan MAKNA penting dari berbagai hal yang dihadirkan Universe setiap hari. Lebih utama lagi kalau sudah lebih menyadari kehadiran orang-orang sekitar kita yang disebut  MANUSIA, apapun pekerjaan dan jabatannya di tempat kerja, kita akan mampu mengangkat harkat karyawan tersebut sebagai MANUSIA. (simak lebih jauh di buku MEMANUSIAKAN MANUSIA, Seni Mengangkat Harkat karyawan Sebagai manusia). Berikut foto buku yang saya singgung di acara itu.

Listening Skill Yang Terus Diasah

Jelang acara peluncuran, saya sempat ngobrol dengan master Coach Mariani Ng, yang menjelaskan bahwa di program coaching mereka, dua hari penuh didedikasikan khusus untuk belajar mempertajam listening. Saya sangat setuju dengan pendekatan ini. Apalah arti coaching tanpa kemahiran mendengarkan.

Pada kesempatan mengajak followers twitter saya untuk berdiskusi dengan tagar #CURHATSTAF saya sengaja melemparkan pertanyaan sederhana: Bos Yang Asyik itu seperti apa? Diskusi ini berlangsung setiap hari Kamis, selama satu jam. Dan ternyata berlangsung hingga enam bulan lamanya. Materi diskusi ini saya hadirkan di buku berjudul #CURHATSTAF, Seni Mendengarkan Bagi Para Pemimpin. Buku ini mengajak para pemimpin untuk sesering mungkin turun dan berdialog dengan timnya, yang rindu untuk didengar, untuk diperhatikan, dipahami oleh atasannya. Ada banyak hal yang ingin disampaikan, bilamana mereka mendapatkan ruangan dan kesempatan untuk itu.

Mengapa saya mengangkat isi ketiga buku tersebut disini, saat peluncuran buku PAGAR? Ini merupakan jalinan yang dirangkai oleh Universe, menyatu dengan buku baru, PAGAR. Buku-buku ini sama-sama berbicara tentang MAKNA yang diberikan atau diciptakan untuk hal tertentu, untuk momen tertentu, atau bahkan MAKNA dari kehadiran MANUSIA di sekitar kita, entah di keluarga, di organisasi ataupun di masyarakat.

Sekali lagi, saya mengucapkan Selamat untuk peluncuran buku ini, yang boleh jadi menjadi pemantik untuk tulisan berikutnya lagi oleh kelompok yang lebih besar lagi.

“No one else sees the world the way you do, so no one else can tell the stories that you have to tell.” (Charles de Lint)