Inspirasi Saxophone yang Mendahului Zamannya

Posted on May 7th, 2013

“Each day learn something new, and just as important, re-learn something old.” (Robert Brault)

MENARIK untuk membaca berbagai kisah “My Best Mistakes” di LinkedIn. Kisah mereka sangat menginspirasi, karena pengalaman hidup pribadi yang awalnya mungkin mengecewakan, tetapi akhirnya justru membawa sesuatu perubahan besar dalam kehidupan ini. Karena itu, orang-orang bijak juga suka menasehati kita untuk selalu belajar dari sukses maupun kegagalan itu sendiri. Martin H. Fischer juga memberikan tips:

“It is not hard to learn more. What is hard is to unlearn when you discover yourself wrong.”

Dipecat dengan Masa Kerja Kurang dari 60 Menit!

Salah satu kisah yang dimuat di LinkedIn, yang dipaparkan oleh Nicholas Thompson, membuat kita terperangah. Lulus dari perguruan tinggi, dia ingin menjadi journalist. Dia melamar dan diterima sebagai associate producer di 60 Minutessebuah TV show yang terkenal.

Nick akhirnya memutuskan untuk pindah ke New York, membeli beberapa potong jas, dan tibalah dia di tempat kerja, menyapa beberapa rekan kerja baru. Phil Scheffler, executive editor dari TV Show tersebut, tidak tahu tentang kenapa Nick berada di sana, dan mulai bertanya, mengapa dia diterima kerja di sana.

Dia meminta CV yang lalu diperlihatkan oleh Nick. Hanya sebentar setelah meneliti CV tersebut, Phil mengatakan, “Pengalamanmu tidak menunjang pekerjaan yang anda lamar.” Dan saat itu juga Nicholas Thompson dipecat oleh 60 Minutes TV show dalam waktu kurang dari 60 menit bekerja.

Dalam kesempatan luang sesudah kejadian itu, dia diajak temannya untuk berkelana di Afrika, mulai dari Morocco. Ini merupakan kesempatan untuk bisa mengunjungi Ghana, Burkina Faso menggunakan bis dan dengan backpack. Dan dari Afrika dia mulai menulis rangkain cerita.

Dia mulai membuat riset untuk penulisan buku pertamanya. Kesempatan seperti ini yang membuat dia bisa belajar tentang belahan dunia lainnya. Langkahnya berlanjut  ke Thailand dan membuat riset dan menulis buku, yang membuat dia diterima di The Washington Monthly. Kini, ketika merefleksi pengalaman di “60 MinutesTV show, dia malah bersyukur bahwa dia tidak diterima bekerja di sana. Nicholas Thompson kini menjadi Editor Newyorker.com

Sharing dari Robin Sharma

Orang ini memang suka menulis, tapi tidak banyak yang yakin akan tulisannya. Sebagai single parent, dia harus membesarkan anaknya seorang diri.

Dalam sebuah trip dari Manchester ke London di 1990, keretanya ditunda. Muncul imaginasinya untuk menuliskan kisah seorang anak pria yang tidak mengetahui persis siapa dia sebenarnya.

Ada 12 penerbit buku yang menolak menerbitkan buku sang penulis tersebut. Hanya sebuah penerbit kecil, Bloomsbury Press setuju untuk menerbitkan buku itu, walau dengan pesan kecil kepada penulis, “Anda tidak akan pernah mendapatkan keuntungan finansial dari buku tentang anak-anak.

Namun mereka semua salah. Buku ini meledak, bahkan menginspirasi generasi muda untuk membacanya. Dan kita semua tahu, kalau penulisnya adalah JK Rowling. Bukunya terjual 400 juta buah, dan menghasilkan US$ 800 juta, dari ide tentang pesihir muda Harry Potter.

Apa rahasianya?? Menurut Robin Sharma:

“JK Rowling DIDN’T LISTEN TO THE DOUBTS OF HER CRITICS”

Ternyata banyak visioner yang mengalami hal yang sama. Banyak orang sukses ditolak, diremehkan, tapi pada akhirnya membuktikan sebaliknya. Dan Robin Sharma kemudian memberikan kita tips:

“And you really need to be so invested in your dream + abilities + passion that ABSOLUTELY NOTHING will knock you off your game.

So be strong. Go for world-class. And when you get knocked down, dust yourself off, and stay true to your loftiest visions. In the end, you’ll be grateful you did.”

Alunan Saxophone yang Menginspirasi

Untuk memahami cerita ini, simak juga posting terdahulu yang berjudul:

  1. Organ Tua di Tanah Sumba. (klik di sini)
  2. Beri Daku Sumba. (klik di sini)

Setelah kegemparan Natal di Waingapu Sumba Timur seperti cerita di link di atas, kesempatan baru muncul. Sebagai guru di Weetabula, saya juga bertugas untuk memimpin Koor (paduan suara di gereja).

Sumber: Google Image

Ada seorang peniup saxophone yang pension dan kembali ke Weetabula. Pertemuan saya dengannya, memberikan saya inspirasi untuk mencoba lagu-lagu gereja dengan menggunakan alat musik gitar dan saxophone. Persiapan sudah matang, anggota koor sangat bersemangat dan sudah tidak sabaran menunggu kesempatan tampil: Paskah Tahun 1972.

Hanya dalam 4 bulan kehadiran saya di sana, saya akan membuat kejutan besar kedua setelah Waingapu. Dan ketika tiupan saxophone mulai mengalun mengawali lagu pembukaan, semua yang hadir di gereja katedral seakan merasakan getaran energi baru. Dan dalam harmoni alunan alat musik dan  suara merdu anggota koor, umat seakan merasa sudah berada di dunia lain yang menghanyutkan. Dan berbulan-bulan, cerita tentang paduan suara diiringi alat musik waktu Paskah, menjadi cerita yang tiada habisnya, penuh sukacita bahwa ada suasana baru hadir di kota ini, di gereja ini.

Namun, ternyata para petinggi Gereja berpendapat lain. Mereka menganggap Pemimpin Koor itu (saya sendiri), melakukan kesalahan besar, menyimpang dari norma yang hanya mengiringi lagu dengan alat musik Organ. Saya sendiri punya pandangan berbeda.

Kami diajarkan, “Bene Cantare, bis orare, dalam Bahasa Latin yang artinya: bernyanyi secara baik dan benar bisa memberikan dampak dua kali dibanding berdoa. Jadi kalau diberikan musik yang pas, bisa-bisa nyanyian tersebut memberikan dampak berlipat ganda. Dan tidak ada aturan, baik tertulis atau lisan yang mengatakan bahwa alat musik lain selain Organ dilarang masuk ke dalam gereja.

Tapi sudah terlambat, pimpinan di sana sudah mengambil keputusan, bahwa keberanian saya untuk mendobrak seperti itu tidak bisa diterima. Karena itu, saya tidak diperkenankan untuk meneruskan pendidikan menjadi seorang Pastor. Kecewa, sedih dan berbagai perasaan campur aduk. Namun, kalau saat ini saya menengok ke belakang, saya sangat bersyukur bahwa keputusan itu telah membawa saya ke panggilan tugas lain yang juga tidak kalah pentingnya, sekaligus menyenangkan.

Dan dalam beberapa bulan terakhir ini, ketika saya melihat Pastor di gereja kami, sesekali bernyanyi dengan memainkan sendiri keyboard atau gitar, saya hanya tersenyum dan membatin, saya sudah memulainya 41 tahun yang lalu, tapi zaman belum mengapresiasinya. (*)

Bookmark and Share

20 Responses to Inspirasi Saxophone yang Mendahului Zamannya

  1. Agnes Murniati says:

    Wow…. Sharing yang kerennnn!! Sangat menguatkan dan menginspirasi saya. Apalagi bagian tips Robin Sharma. ….tetap semangat! God bless…

    • josef josef says:

      Terima kasih Agnes, saya banyak mendapat inspirasi dari buku2nya Robin Sharma, dan juga sering mendapat surat inspirasi dari dia. Gembira juga bahwa sharingnya Robin Sharma juga bermanfaat untuk Agnes

  2. nanang siswanto says:

    wahh, tulisannya sungguh menginspirasi pak. Jadi teringat masa2 dulu, ternyata kalau kembali ke masa lalu saya bersyukur dg kondisi saya sekarang. kadang apa yg menurut kita gagal dan kita kecewa,ternyaya Yang Diatas berkehendak lain. terimakasih atas tulisan2nya yg menginspirasi Pak Josef

    • josef josef says:

      Terima kasih Nanang, kita memang belajar dari sukses dan kegagalan. Kisah diatas sengaja saya angkat untuk mengingatkan saya dan teman2 tentang begitu banyak kesempatan untuk bersyukur, yang kita lewatkan begitu saja

  3. I’m impressed, I must say. Really seldom do I encounter a web page that’s both educative and enjoyable, and let me tell you, you have hit the nail on the head. Your idea is wondrous ; the issue is something that not enough people are speaking intelligently about. I am very happy that I came across this If you have a moment please check out my website Oregon Strategist.

    • josef josef says:

      Thank you Jordan for your very positif response. I just pick up simple issue around us, focusing on human interest. By the way, congratulation for your continuous effort to save the environment, especially water for our future generation. Hope more people take part in doing something around them, no matter how small it is. Thank you Jordan for visiting this blog. Hope you don’t have problem with language (although google can translate it for you)

  4. Wiwik Wahyuni says:

    Thank you for sharing a such inspirational personal experience pak Josef….. Maybe I haven’t said it enough, you have inspired me in many different aspects of life. What a blessed to have you in our community. Terus semangat pak Josef!

  5. Wiwik Wahyuni says:

    Thank you for sharing a such inspirational personal experience pak Josef….. Maybe I haven’t said it enough, you have inspired me in many different aspects of life. What a blessed to have you in our community. Terus semangat pak Josef!

    • josef josef says:

      Terima kasih Wiwik, kita saling belajar satu sama lain, dan kita ingin berbagi pengalaman ini untuk teman2 lain. Terima kasih telah meluangkan waktu mengunjungi blog ini

  6. Rita Revita says:

    dari membaca My Best Mistakes… adalah suatu inpirasi “bercermin” dan saya sangat faham bahwa kesalahan adalah keberhasilan yang tertunda, sesuatu yang ada berawal dr yg tidak ada, satu hal yang saya pelajari dr suatu keberhasilan saya harus “melewati masa-masa tersulit sekalipun” indah nya hidup ini jika kita mengerti arti “Seni Hidup” bagai Senandung Harapan, terima kasih atas Tulisan bapak yg bermanfaat…

    • josef josef says:

      Terima kasih Rita, yang penting kita bisa mengambil makna dan manfaat dari setiap pengalaman, baik yang sukses maupun yang belum sukses. Terima kasih Rita telah mengunjugi blog dan menyimak kisah ini.

  7. erlina says:

    Tetap semangat berkarya dalam panggilan hidup yang sekarang dijalani ya Pak… 🙂

  8. Herni Dian says:

    Terima kasih untuk sharing nya yang sungguh sangat memberi insprirasi.. Really impressed Bapak.. Thanks a lot and keep on rolling. GBU.

    • josef josef says:

      Terima kasih Herni. Simak juga lebih dari 150 kisah lainnya di blog ini, dan ikuti setiap kisah baru yang akan hadir setiap Selasa dan Jumat Pagi jam 08:00

  9. Herni Dian says:

    I will Bapak. I start to enjoy it already Bapak 🙂 faboluous…

  10. ratih says:

    Sharing Pak Josef mengingatkan apabila kita sedang kecewa atau sedih, kita tetap harus bangkit, semangat dan berpikiran positif !

    • josef josef says:

      Terima kasih Ratih, berpikiran positif akan membangun semangat untuk saling membantu, kalau ada kawan yang down kita bantu memberi semangat, karena kekuatan kita ada pada langkah yang seirama

Leave a Reply to Jordan Paszek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...

Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...


Recent Post

  • Mindset Sehat Penuh Syukur
  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu