Posted on September 20th, 2024
“The delicate balance of mentoring someone is not creating them in your own image, but giving them the opportunity to create themselves.” (Steven Spielberg)
SEMANGAT BELAJAR menjadi bagian dari semangat hidupku. Belajar menjadi lebih baik, agar terus bertumbuh, dan dengan demikian bisa terus bersemangat untuk berbagi. Semangat yang sama juga ingin ditularkan kepada mereka yang mendaftar untuk mengikuti Mentorship Program, yang diselenggarakan oleh: International Association of Business Communicators (IABC) Chapter Indonesia. Kami hadir sebagai salah satu mentor, yang mengawal program ini sejak diluncurkan 30 April 2024, melalui 7 sesi. Dalam panduannya dikedepankan:
The IABC Mentorship Program is part of IABC Indonesia’s signature program to help participants navigate their career and professional development with prominent mentors who have undertaken valuable experiences in institutions (private, public, entrepreneurship, or NGOs).
Berikut flier untuk acara penutup.
Kenali Dirimu
Dengan menggunakan beberapa assessment tools dan melalui berbagai sesi penilaian diri (self assessment), peserta diajak untuk lebih mendalami dan mengetahui siapa dirinya, apa kemampuannya yang perlu dikembangkan lebih lanjut dan apa kelemahannya yang perlu juga mendapat perhatian secara berimbang.
Dengan paham tentang diri sendiri, maka selanjutnya setiap individu akan mudah melakukan refleksi tentang apa yang pernah dilakukan dalam perjalanan profesi atau perjalanan hidup, dengan menampilkan kekuatan diri tersebut. Ini penting untuk lebih memberikan percaya diri akan kemampuan atau potensi diri yang bisa diberdayakan dalam perjalanan kedepan. Penting dalam usaha untuk menjajagi berbagai peluang untuk menentukan karier kedepan. Berikut foto bersama peserta dan mentors saat sesi penutup.
Anda Senantiasa Diatas Pentas
Paham tentang diri sendiri memang penting, namun kita memerlukan panggung untuk pentas, untuk menampilkan diri kita dengan karya nyata. Banyak kesempatan yang dihadirkan alam semesta setiap hari agar kita bisa tampilkan diri kita supaya diketahui oleh orang lain. Karena dalam perjalanan selanjutnya kita perlu rekomendasi atau kesaksian dari orang lain tentang kemampuan kita. Kalau kita mampu bekerjasama dalam tim, eviden apa yang bisa di kedepankan. Kalau kita sedang mempertimbangkan jalur karier seperti apa yang ingin dijajagi, pengenalan diri tersebut sangat membantu. Kalau ada yang mau mengajak kita untuk bekerjasama, kemampuan apa yang bisa kita tonjolkan untuk bisa meyakinkan mereka. Bahkan dalam momen networking, mereka yang kita ajak berkomunikasi, perlu mengetahui siapa diri kita. Ingat yang disebut ”elevator speech” ? Dalam waktu sekian menit yang tersedia, kalau mau bercerita tentang siapa diri anda, apa yang akan dikatakan? Foto berikut, saat membagi Tips untuk para mentees dalam meraih sukses.
Mengapa Harus Saya
Di sesi penutup ini, sengaja saya mengajak peserta untuk melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan: Mengapa Harus Saya (Why Me). Pertanyaan ini umumnya dikedepankan saat kita menghadapi kesulitan, musibah, pengalaman yang kurang menyenangkan. Tetapi hari ini saya mengajak mereka untuk mengajukan pertanyaan tersebut Why ME justru disaat mereka menghadapi situasi menyenangkan, saat sukses, karena dengan demikian kita bisa menemukan berbagai kemampuan diri yang mungkin saja tidak kita sadari. Tahap menyadari (know yourself) memang penting. Namun terpenting adalah membawa kemampuan itu ke atas pentas karier atau kehidupan kita dalam berkontribusi aktif (show yourself). Mudah-mudahan kita menemukan jawaban bahwa: “It should be ME”!! Bahwa peluang ini memang layak saya raih karena mempunyai keunggulan ini dan itu yang memang merupakan factor diferensiasi dibandingkan dengan yang lain.
Peluang Untuk Terus Berkembang
Kita tidak berjalan sendirian. Banyak orang yang menyertai kita, yang siap untuk membantu, baik dalam perjalanan hidup atau perjalanan karier. Kita perlu membuka diri untuk belajar dari mereka yang berada di sekitar kita. Tidak malu untuk bertanya. Carilah orang yang bisa menjadi mentor. Berikut foto para mentor: Vera Makki, Donna Priadi dan Ferro Ferizka serta moderator Rismadhani Chaniago.
Setelah tahu akan keunikan kita masing-masing, pertama-tama hendaknya kita melangkah sebagai diri kita sendiri. Sengaja saya kedepankan Moto hidupku:
Be Yourself, but Better Everyday.
Jangan berpikir untuk menjadi orang lain, kalau mau sukses. Namun demikian, karena setiap orang memiliki keunggulan yang tidak kita punya, kita perlu membuka diri untuk belajar dari orang lain, terinspirasi dari kisah sukses mereka, agar hari ini lebih baik dibandingkan hari kemarin. Dan saya tidak membandingkan diri saya dengan orang lain, tapi dengan diri saya dari waktu ke waktu. Besok Josef Bataona harus bisa lebih baik dari hari ini, karena dia belajar. Dan tujuan belajar tersebut bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi agar kita bisa memberikan nilai tambah dalam interaksi kita dengan orang lain, membuat mereka juga lebih baik dari waktu ke waktu.
Peluang sukses bisa muncul kapan saja, di usia 30 tahun, 50 tahun atau bahkan setelah pensiun di usia 60 tahun. Pertanyaannya adalah: Siapkah kita untuk meraih peluang sukses tersebut?
“A mentor is someone who allows you to see the hope inside yourself.” (Oprah Winfrey)
josef:
Terima kasih Elfi untuk turut menyimak tulisan ini. Buka diri untuk terus belajar, karena universe senantiasa...
Elfi:
Totally relate dengan tulisan di bungkus kue itu Pak.. thanks for sharing.. Having fun, bonding time and making...
josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...
Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...
josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...