Posted on September 19th, 2025
“Employees who feel valued and appreciated are more likely to go above and beyond for their organization.” (Liz Ryan)
DATA Engagement Global sesuai survey Gallup yang dilaporkan awal 2025: 21%, turun dari 23% tahun lalu. Sementara itu Southeastasia, 26% dan Indonesia 27%. Laporan itu juga menyimpulkan: We are at a tipping point – low engagement means low productivity, diminished innovation, and slower growth. (Gallup 2025).
Kesimpulan tersebut bukan untuk menakut-nakuti, tapi lebih untuk membuka mata kita semua bahwa organisasi yang mengabaikan Engagement Initiatives akan mengalami penurunan moral kerja karyawan, peningkatan jumlah karyawan yang keluar dan penurunan kinerja bisnis. Foto Steering Committee GNIK (atas) dan peserta IHCBS2025.

TRUST and RESPECT
Seringkali seorang leader terlalu mengandalkan POWER atau POSISInya untuk berhubungan dengan anak buahnya. Di level ini, anak buahnya memang akan nurut, tapi mereka harus atau terpaksa karena dia adalah atasannya, dan karyawan ini rela menerima tugas tanggung jawab dibawah pemimpin tersebut. Namun kondisi ini tidak memotivasi dan berdampak rendah.
Leader yang bijak dan terus bertumbuh akan melihat bahwa ada peluang yang lebih baik, bila dia menjalin hubungan yang lebih baik dengan timnya. Koneksi ini hanya bisa terjadi atas dasar saling percaya dan saling menghargai peran masing-masing. Pesan orang bijak ini perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh:
It takes years to build TRUST, seconds to break dan forever to repair.
Proses engament dengan timnya akan berjalan lebih mudah, karena mereka mengikuti leadernya bukan karena terpaksa, tetapi atas kemauan sendiri berdasarkan TRUST.

Leader as MEANING Maker
Sengaja saya menampilkan pemikiran yang ada dalam buku Leader as MEANING MAKER, Seni Mengajak Tim Menemukan MAKNA Dalam Pekerjaan. Karyawan kita tentu paham akan job description masing-masing. Dan sudah mengerjakannya dengan baik sejauh ini. Namun zaman terus berubah, tuntutan akan pekerjaan dan cara kerja juga terus berubah. Karyawan tentu menginginkan bisa mengalami suasana kerja yang lebih menyenangkan, termotivasi karena paham MAKNA apa yang ada dibalik pekerjaannya: Why I’m doing what I’m doing now!
Dan para leader berada pada posisi untuk bisa dan harus bisa memandu timnya untuk menemukan MAKNA penting tersebut. Bagi teman2 Human Resources yang berperan men-drive proses ini, pesan berikut ini penting untuk disimak:
“As HR professionals use technology to create Employee Connections and experiences with both people and sources of MEANING, they advance the next digital HR agenda.” (Dave Ulrich)
LEADER Yang Peduli
Data lainnya dari survey yang sama, kontribusi menurunnya engagement datang dari level manager, drop dari 30% tahun lalu menjadi 27%. Kenapa data ini penting saya kedepankan? Karena para manager atau leader memainkan peran penting dalam berbagai inisiatif untuk engagement. Dan boleh jadi ini juga yang menjelaskan kenapa issue Burnout dan quite quitting mengemuka belakangan ini.
Dalam konteks ini perlu dicermati juga, bahwa Burnout atau quite quitting itu bukan issue individu. Ini sudah harus dicermati sebagai Strategic issue dari organisasi. It’s a strategic risk to organizational performance. Apakah rigid work structure yang memberikan beban berlebih pada para manager, sebelum mereka sungguh siap untuk itu. Karena itu saya mengajak semua peserta yang hadir di sesiku di IHCBS 2025, terutama para leader, untuk luangkan waktu berharganya dan turun berdialog dengan timnya. Berapa sering? Sesering mungkin. Selain bisa mendengarkan aspirasi mereka, ide-ide brilian mereka, juga bisa mengenali situasi sulit karyawan seperti burn-out atau quite quitting. Karena issue sesungguhnya bukan pada berapa banyak inisiatif engagement yang dijalankan, tapi seberapa dalam pemahaman karyawan tentang MAKNA inisiatif engagement itu.
People don’t care how much you know until they know how much you care.
(John C. Maxwell)
Tentang peran AI, seorang sahabatku, Lisa Qonita, Senior VP People & Culture at Indosat berpesan: Sentuhan manusia dalam Employee Engagement tidak dapat digantikan AI. Tapi kita bisa naik level bareng AI.
Maxwell Leadership Indonesia
Bersama dengan pegiat Human Capital lainnya, hadir pula Maxwell Leadership Indonesia, dengan booth di depan main plenary room dan satu lagi di depan Power Track Concurrent Rooms di lantai 1.
Disana hadir teman-teman Maxwell Leadership Certified Team yang dengan sigap memberikan penjelasan tentang berbagai leadership program, baik untuk individu maupun untuk Corporate Solution, melalui 3 langkah terstruktur: We Do It (kami memfasilitasi dan memodelkan; You Lead We Support (Organisasi anda siap mandiri dan kami menemani perjalanannya); We Do It Together (Kami membangun Bersama tim anda)

Program2 tersebut bisa berupa Consulting Excellence, Executive & Leadership Coaching atau Training.
Salah satu program yang penting adalah Program The 5 Level of Leadership untuk Corporate Solution.

Mereka yang mampir ke booth Maxwell berkesempatan juga untuk mengisi profil leadershipnya, dan dijadualkan untuk mendapatkan penjelasan one on one dan/atau short coaching.
Momen Untuk Networking
Hadirnya ribuan peserta selama dua hari, merupakan kesempatan bagus untuk memperluas jejaring. Beberapa teman praktisi HC yang saya temui untuk ngobrol dan foto bersama.
Atau juga para mahasiswa/mahasiswi yang ingin belajar sebelum mereka masuk ke dunia kerja. Bahkan beberapa petinggi seperti Direktur HC BPJS Ketenagakerjaan juga berkenan mampir ke booth Maxwell dan foto bersama teamnya.

Program IHCBS 2025 telah berlalu dengan membawa ragam kesan positif. Tapi yang paling penting adalah: Simak kalender masing-masing, apa langkah kongkrit yang sudah dijadualkan untuk ditindak-lanjuti agar bisa terus tumbuh dan berkembang.
“The Law of Credibility says your most effective message is the one you live.” (John C. Maxwell)
josef:
Terima kasih pa Panjaitan, telah berkunjung dan menyimak tulisan ini. Masih banyak lagi tulisan di blog ini...
Pan panjaitan:
Saya senang baca blog Bapak
josef:
Terima kasih sama-sama pa Lay Nehemya. Saya senang membersamai rekan-rekan HR yang mau belajar seperti timmu....
Lay Nehemya:
Terima kasih pak Joseph sudah menjadi inspirasi buat kami. Tim kami sangat berkesan dengan sharing...
josef:
Terima kasih Tromol. Persahabatan perlu terus dirawat, walau kita berjauhan. Pertemuan pendek bertiga saat itu...