Posted on March 15th, 2013
“Do not train a child to learn by force or harshness; but direct them to it by what amuses their minds, so that you may be better able to discover with accuracy the peculiar bent of the genius of each” (Plato)
ATAS permintaan putriku Eka, saya memutuskan menemaninya menyaksikan kehebohan “Music Bank World Tour in Jakarta” yang sukses digelar pada Sabtu malam, 9 Maret 2013 di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Pentasnya tidak tanggung tanggung! Menghadirkan: Super Junior, 2PM, Shinee, B2st, Teen Top, Infinite, Sistar dan Eru. Melihat deretan group tersebut, bisa dibayangkan bagaimana bersemangatnya para remaja melakukan berbagai upaya untuk menabung agar bisa hadir menyaksikan idola mereka.
Dan tentu yang paling heboh adalah upaya untuk bisa berada di festival area agar bisa sedekat mungkin, melihat dan mengambil foto idola mereka. Foto berikut, berdua bersama Eka, jelang pentas dan suasana ketika acara sudah dimulai.
Upaya dan Peran Social Media
Saya sengaja mengikuti setiap step yang dilakukan oleh Eka, yang sebagian besar mengandalkan social media: bagaimana mengikuti perkembangan harian via Twitter agar bisa mengetahui berbagai pengumuman dari promotor maupun luapan hati dari penggemar.
Saya juga belajar darinya tentang bagaimana mengetahui berbagai rencana pentas musik sepanjang tahun, booking online dan pembayaran tiket setelah menganalisa stage plan untuk mencari tempat yang paling pas; bahwa pengumuman tentang apa yang boleh dibawa dan yang tidak boleh juga disampaikan via Twitter, dan yang tidak kalah mengagetkan adalah di hari-H, Sabtu jam 08:00 pagi, Eka bergegas memberitahu saya bahwa harus dilakukan registrasi ulang, karena Stage Plan berubah.
Saya pun sengaja menemaninya untuk datang ke GBK, terutama untuk menyaksikan bagaimana para penggemar K-Pop yang sudah sejak jam 06:00 pagi tiba di sana, antri paling depan (untuk pentas jam 20:00), agar bisa berada di festival area (area berdiri) dengan tujuan bisa sedekat mungkin, kalau perlu paling depan dekat panggung.
Antri: Disiplin dan Kreatif
Foto berikut ini sungguh membuat saya speechless. Saya kalah cepat untuk jepret, tapi beruntung Eka bisa mendapatkannya dari Twitter: seorang gadis nekat memanjat pagar……….
Secara bercanda Eka menunjuk ke pengumuman larangan di latar belakang, “Pa, lihat daftar larangan di belakangnya, khan tidak ada larangan memanjat pagar?” Saya tahu Eka bercanda, dan saya yakin yang memanjat pagar pun tahu tentang beberapa norma lain yang tidak perlu ditulis dan diumumkan.
Mereka memang punya keinginan luar biasa untuk bisa hadir menyaksikan pertunjukan malam itu, tapi tidak berarti boleh melanggar berbagai rambu yang ada. Dan dalam lingkup pekerjaan kita setiap hari, kita juga sering tergoda untuk mencapai tujuan dengan berbagai cara, namun tentu saja dengan memperhatikan rambu-rambu yang ada. Salah satunya adalah disiplin, disiplin ANTRI menunggu giliran.
Discipline is the bridge between goals and accomplishment (Jim Rohn)
Dan disiplin dalam konteks ini, termasuk untuk mengatakan TIDAK dan tidak melakukannya, entah ada yang lihat atau tidak.
Self-respect is the root of discipline: The sense of dignity grows with the ability to say NO to oneself” (Abraham Joshua Heschel)
Dan tidak berlebihan kalau saya tampilkan juga foto yang dikirim teman via BB beberapa waktu lalu, bagaimana orang tidak kehabisan akal untuk menyikapi antrian secara disipin: nyuruh sandal aja yang antri, jadi bisa nyantai sambil berkicau di Twitter dengan teman-teman. Sederhana, tapi kreatif bukan??
Disiplin dan Lagu Kemesraan
Rupanya diskusi saya dengan Eka tidak berhenti di sana. Di dalam GBK menjelang pertunjukan, masih saja saya disuguhkan pemandangan “memanjat pagar” untuk bisa nyeberang ke area Diamond, bahkan di depan petugas….. semoga ini merupakan contoh sedikit yang tidak perlu dicontoh, karena masih banyak yang rela antri secara disiplin.
Dentuman musik yang mengiringi penyanyi Korea sudah dimulai, penonton pun histeris… menyaksikan idola masing-masing. Ketika Eru dan Hyorin dari group Sistar, mengalunkan lagu Kemesraan, penonton pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bernyanyi bersama….. kemesraan ini janganlah cepat berlalu…..
Tidak berlebihan kalau seorang penggemar berkicau di Twitter mengomentari hadirnya warna Indonesia oleh penari-penari Indonesia di awal pertunjukan: “Satu yang paling bikin gue merinding sampe pengen nangis! Pas lagi perform tari tradisional, se-GBK teriak “Indonesia! Indonesia! Indonesia!”
Foto para penyanyi di panggung ini akan terus dikenang para penggemar K-Pop di Indonesia yang malam itu memadati GBK untuk menikmati pentas lebih dari 3 jam. Peristiwa ini sekaligus juga menyelipkan pelajaran berarti: 1) peran social media dan 2) disiplin mematuhi berbagai aturan, termasuk untuk hal yang nampak sepele, namun harus dipupuk dalam diri sendiri.
“It was character that got us out of bed, commitment that moved us into action, and discipline that enabled us to follow through” (Zig Ziglar)
josef:
Thank you coach Helda for your insightful comment. Setuju, let us become life long learner to become a better...
Helda Tan:
Love this article Pak Josef. Setuju sekali terhadap penekanan Coaching Mindset yg benar utk menjadi...
josef:
Thank you pa Heru for the opportunity to learn together. Appreciate also your time and effort to visit and...
Heru Hardoyo:
Thanks for your inspiring sharing Pak. Keep on inspiring and enlightening
josef:
Terima kasih pa Danang Arief sudah mengunjungi blog dan menyimak tulisan ini. Benar sekali perilaku anggota...
Pak Josef, Happy Friday. Thanks for the article. Have a great weekend.
Terima kasih Agnes, selamat meraih sukses dan have a wonderful weekend
Happy Weekend Pak 🙂
Terima kasih Erlina, happy weekend !
Salam kenal, Pak.
Artikel yang menarik. Ketika sebagian orang menganggap disiplin hal yang tidak signifikan dalam berproses. Saya suka kalimat Jim Rohn “Discipline is the bridge between goals and accomplishment”. Thanks 🙂
Terima kasih Ariendra, Disiplin akan tetap penting sepanjang waktu. Akan tiba saatnya kita harus menjadi role model, dalam role apa saja, baik di rumah, di tempat kerja ataupun di masyarakat.
sungguh article yang indah, mendidik,dan sesuai dengan realita,sukses selalu pak JOS.
Terima kasih Saiful, terima kasih menyimak artikel ini, kami doakan Saiful juga sukses.