Memimpin Dengan Hati

Posted on November 25th, 2022

“When people are led from the heart through a servant leadership approach, the individual performs at a higher level because the leader treats him or her with dignity and respect.” (Carol Malinski)

 

SERVANT LEADERSHIP sudah banyak dipelajari. Disana-sini kita juga bisa menyaksikan perusahaan yang dengan sungguh-sungguh (ingin) menerapkan konsep tersebut. Mereka percaya bahwa pendekatan tersebut akan membuat individu memiliki kinerja tinggi. Mengapa demikian? Karena dia termotivasi saat pemimpin memperlakukan dia dengan respect dan dignity. Leader juga terus luangkan waktu untuk membangun hubungan dengan karyawannya atas dasar saling percaya, serta tak hentinya bercerita tentang  MEANING dan PURPOSE dari apa yang dilakukan oleh organisasi.

Memanusiakan Manusia

Menarik juga untuk menyimak tulisan di buku yang baru diluncurkan, FUN AT WORK, Seni Memberdayakan Coaching untuk Engagement Karyawn. Tokoh yang diangkat di Bab 4.10 adalah Bill Campbell, yang dijuluki sebagai “Trillion Dollar Coach”. Melalui coaching Campbell telah membuat banyak orang sukses. Campbell benar-benar menempatkan KASIH dalam memperlakukan karyawan.

Dalam konsep Servant Leadership, yang utama dikedepankan adalah People First. Artinya: Employees are people first. They all deserve to be treated with dignity and respect no matter what title they have or job they perform in the organization. In every interchange, treat them as you’d like to be treated.

Demikian Carol Malinski dalam tulisannya berjudul Lead with Your Heart, A Practical Definition (“Lead With Your Heart”: A Practical Definition (servantleadershipinstitute.com)

Campbell yang menempatkan KASIH sebagai yang utama dalam memperlakukan karyawan, dan menggunakan Coaching sebagai sarana untuk itu, telah berhasil memanusiakan manusia melalui aksi nyata seorang leader as coach.

Hal ini nampaknya juga diperhatikan oleh Nanang Chalid, saat saya memintanya untuk memberikan satu dua patah kata endorsement, untuk penerbitan buku FUN AT WORK:

Catatan harian “Fun at Work” ini penuh kisah nyata dan proven use cases bagaimana HR bisa membuat perubahan melalui strategi menjadikan tempat bekerja menjadi more human sehingga semua karyawan bisa satu hati, satu sanubari, satu janji untuk bersama berkontribusi. Sebagai saksi hidup semua kisah inspiratif itu, saya juga sangat menganjurkan untuk meneladani cara kepemimpinan Pak JOS yang menyatukan agar tim selalu satu suara, satu gelora, satu semangat menjadi juara. (Nanang Chalid, Vice President, People and Culture Tokopedia)

Kata-kata tersebut bukan sekedar endorsement penerbitan buku, tapi merupakan testimoni dari apa yang kami alami saat bersama-sama merancang dan menerapkan berbagai aktivitas untuk menciptakan suasana kerja menyenangkan.

Memimpin Dengan Hati

Selanjutnya, Carol Malinski dalam tulisannya tersebut diatas lanjut memberikan tips untuk memimpin dengan hati:

  1. People first.

Semua karyawan tanpa peduli apa jabatan dan pangkatnya, ingin diperlakukan dengan dignity dan respect, seperti halnya anda juga ingin diperlakukan seperti itu. Ini akan meningkatkan motivasi demi kinerja lebih tinggi.

  1. Hire for character.

Karakter menjadi focus utama pada waktu mencari karyawan baru, bukan hanya kompetensi. Seberapapun briliannya calon karyawan, tapi kalau karakternya kurang bagus mereka tidak akan sesuai bekerja di perusahaan.

  1. Help others find fulfillment.

Semua orang mempunyai kebutuhan dasar untuk dipenuhi, tapi ada kebutuhan lain yang ingin dipenuhi juga oleh karyawan. Leader bertanggung jawab memberikan MAKNA pada pekerjaan mereka. Sering berbicara tentang PURPOSE dari organisasi dan bagaimana karyawan bisa menyesuaikan diri dengan itu. Bantu mereka untuk bisa merasa bangga bercerita pada teman-temannya dimana mereka bekerja dan apa pekerjaannya.

  1. Correct missteps.

Banyak yang berpendapat seakan-akan pendekatan servant leadership itu soft, dan cenderung mengabaikan kinerja tak bagus. Itu tidak benar. Bila anda peduli pada karyawan, anda akan membuat mereka sukses, bekerja secara benar dan bisa memberikan nilai tambah pada organisasi. Servant leader berani menghadapi masalah, tapi mereka menangani dengan melihat kebaikan yang ada dalam diri karyawan.

  1. Plant the seeds.

Melayani dan melatih karyawan untuk melakukan yang sama. Tanamkan benih Servant Leadership, namun jangan berharap segera meraih  berhasil. Ada juga kasus dimana ada karyawan yang mungkin baru menyadari dan menerapkannya lama setelah anda tidak ada lagi.

  1. Support goals.

Bantu karyawanmu untuk paham bahwa mereka tidak perlu takut untuk mengutarakan apa goal mereka. Ajak masing-masing anggota team menyusun Development Plannya.

Respect and Dignity

Kalau saya dibolehkan menambah satu butir lagi, maka butir 7 berbunyi: Respect and Dignity when asking people to go. Walau butir satu sudah menggaris bawahi ini, tapi saya ingin menempatkan secara khusus hingga hari terakhir karyawan. Banyak berita terkini tentang PHK. Karyawan yang terdampak juga banyak. Dalam menangani situasi sulit seperti itu, pendekatan melayani masih relevan, dengan fokus pada respect and dignity. Karyawan ingin diperlakukan sebagai manusia, yang juga siap pergi dengan kepala tegak.

Meramu semua elemen tersebut dalam satu kata: involvement. Anda hanya bisa  melayani orang lain dengan turun ke bawah. Turun dan temui anggota timmu, bangun dialog dan pimpinlah mereka dengan menggunakan hati. Dengan demikian saat mereka harus diminta pergi karena situasi seperti sekarang ini, mereka akan terus mengingat para leader, yang menyentuh hati mereka dalam keseharian, selama mereka bekerja di perusahaan itu.

“The ear of the leader must ring with the voices of the people.” (Woodrow Wilson)

Note: Buku FUN AT WORK dapat diperoleh lengkap dengan tanda-tangan penulis melalui link ini: https://bit.ly/3STN6mz

Bookmark and Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Thank you coach Helda for your insightful comment. Setuju, let us become life long learner to become a better...

Helda Tan:
Love this article Pak Josef. Setuju sekali terhadap penekanan Coaching Mindset yg benar utk menjadi...

josef:
Thank you pa Heru for the opportunity to learn together. Appreciate also your time and effort to visit and...

Heru Hardoyo:
Thanks for your inspiring sharing Pak. Keep on inspiring and enlightening

josef:
Terima kasih pa Danang Arief sudah mengunjungi blog dan menyimak tulisan ini. Benar sekali perilaku anggota...


Recent Post

  • Gaya Hidup Saat Purna Bakti
  • Menggali Potensi Tim
  • Bercerita Melalui Buku
  • Buka Diri Untuk Mendengarkan
  • Memberdayakan Generasi Yang Berbeda
  • Personal Growth
  • Berbagi Tips Menuju Puncak Karier
  • Menuju Coaching Maturity
  • Tumbuhkan Gairah Kerja
  • Pilihan Penuh Tanggung-Jawab