Merekat Kebersamaan

Posted on April 11th, 2025

“Listen earnestly to anything your children want to tell you, no matter what. If you don’t listen eagerly to the little stuff when they are little, they won’t tell you the big stuff when they are big, because to them all of it has always been big stuff.” (Catherine M. Wallace)

Banyak momen yang tersedia untuk kita tanggapi secara positif serta memberdayakannya secara maksimal. Momen Lebaran bukan sekedar sesuatu yang rutin berulang setiap tahun. Ini merupakan momen untuk terus mempererat kebersamaan keluarga. Keluarga kami memang berasal dari ragam suku dan daerah: Lamalera NTT, Manado, Balikpapan, Betawi, Lampung, Jawa, Palembang, Sunda, Padang. Juga ragam agama: Muslim, Katolik, Protestan. Tahun ini keluarga yang jauh diperantauan juga datang dari Seattle Amerika juga Vietnam. Terasa dunia ini tak lagi bersekat. Semua terlibat dalam canda dan tawa, saling berbagi cerita, asyik menikmati hidangan Lebaran, dan tentu saja tidak lupa merekamnya dalam foto bersama, walau sebagian belum tiba.

 

Khas Lebaran di Keluarga Kami

Karena kekhasan ragam suku juga mempunyai kekhasan makanan, maka di rumah kali ini disajikan Ayam Tuturuga khas Manado untuk menemani lontong atau ketupat. Juga ayam merah khas Lampung untuk menemani skubal yang juga khas Lampung. Membuat skubal dan ayam merah membutuhkan usaha lumayan dan waktu yang lama, maka jarang diketemukan dalam keseharian. Hanya untuk acara khusus.

Bukan hanya menikmati hidangan. Kami semua percaya bahwa dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, friksi, beda pendapat dan sebagainya, ada minyak pelumasnya yang disebut KASIH, seperti kata kutipan berikut ini.

“In family life, love is the oil that eases friction.”  (Jacques Necker)

Ini merupakan momen saling memaafkan atas dasar KASIH.

Dua momen terakhir, sengaja saya tampilkan disini untuk menggambarkan keberlangsungan dalam terus merekat kebersamaan: foto bawah, arisan akhir Maret di Jakarta di rumah Rizwandi/Lisa dan foto atas, buka puasa bersama kelompok arisan cabang Lampung.

 

Arisan Sekaligus Perayaan Ulang Tahun

Pertemuan kali ini sekaligus menjadi acara arisan bulan April. Pada kesempatan seperti itu, kami juga merayakan ulang tahun mereka yang berulang tahun di bulan April.

Kutipan berikut senantiasa mengingatkan kami akan keberlangsungan kebersamaan dalam keluarga, dan bagaimana kami bisa saling membantu atau meneguhkan satu sama lain agar bisa melangkah secara tegap di hari mendatang.

Generations pass like leaves fall from our family tree. Each season new life blossoms and grows benefiting from the strength and experience of those who went before. (Heidi Swapp)

Family is the compass that guides us; they are our inspiration to reach great heights. (Brad Henry)

 

Tata Boga dan Disiplin Waktu

Untuk menjamu keluarga dan tetangga sekitar limapuluh saat itu, istriku sudah merancang jauh hari apa yang mau disajikan, dan kapan mulai memasaknya, menyiapkannya dan menatanya di meja. Kali ini kami batasi, karena acara kebersamaan hari itu harus selesai jam 15:00, karena kami harus berangkat ke bandara untuk perjalanan liburan keluarga. Saat kami menikmati kopi sore itu di bandara, rumah kami sudah rapih kembali, berkat gerak cepat anggota keluarga yang juga sudah terbiasa bekerja cepat dan disiplin bersama istriku untuk momen seperti itu.

Silaturahmi menjadi kebutuhan keluarga kami. Luangkan waktu untuk bisa saling bertemu, salaman, saling meminta maaf, serta berbagi cerita sejak pertemuan terakhir. Hanya dengan cara seperti ini, kita dapat mengikuti perkembangan setiap anggota keluarga serta kondisi masing-masing. Upaya untuk terus meramu kebersamaan bukan merupakan sekali melangkah. Harus dilakukan terus menerus. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana masing-masing kami memaknai kebersamaan seperti itu, memberikan contoh kepada generasi muda keluarga kami akan pentingnya kebersamaan keluarga. Semoga ini bisa menjadi warisan penting yang kami tinggalkan buat mereka.

Kemanakah perjalanan kami bertiga sore itu? Nantikan lanjutannya di postingan Jumat minggu mendatang.

“Family: like branches on a tree, we all grow in different directions yet our roots remain as one.” (Unknown)

Bookmark and Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Terima kasih Elfi untuk turut menyimak tulisan ini. Buka diri untuk terus belajar, karena universe senantiasa...

Elfi:
Totally relate dengan tulisan di bungkus kue itu Pak.. thanks for sharing.. Having fun, bonding time and making...

josef:
Terima kasih coach Helda, senang berbagi cerita untuk saling belajar diantara sesama coach. Salam sehat dan...

Helda Tan:
Nah,Pak Josef sdh jadi role model dari seorg good Coach nih. Saking melekatnya mindset coach di jiwa Pak...

josef:
Terima kasih sama2 Santi, yang terpenting adalah setelah menyadari ini, apa langkah nyata yg mau diterapkan...


Recent Post

  • Merangkul Keluarga Dengan Hati
  • Merekat Kebersamaan
  • Person of Influence Creates More Leaders
  • Niatkan Untuk Menjadi Coach
  • Bersyukur Saya Dipilih
  • Komitmen itu Pilihan
  • Pemimpin HARAPAN Masa Depan
  • Menyentuh Hati: Belajar Dalam Keseharian
  • Seni Memanusiakan Manusia
  • Keputusan Penting di Awal Tahun