Meraih Trust dan Respect

Posted on October 7th, 2020

“In order to establish trust, it is first important that you be trustworthy. This means you should be forthright with all your dealings.” (Paul Melendez)

MILENIAL selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. Berbagai sudut pandang digunakan untuk memotret kehadiran mereka di tengah industri. Banyak survey juga sudah dilakukan untuk menganalisa perilaku mereka ditengah komunitas dengan berbagai generasi yang hadir.  Berikut foto flier webinar yang mengambil judul Creating Millennial Leaders in the Challenging World.

Memahami Milenial

Memahami milenial hendaknya juga memahami ecosystem secara menyeluruh, Mereka hadir bersama mereka yang berbeda generasi dengan karakteristik dan pengalaman yang berbeda-beda.

Namun satu hal yang saya amati, sering sekali kita mempertentangkan perbedaan antar mereka dan generasi lainnya. Kalau saja kita bisa menyimak persamaan serta optimize perbedaan itu, maka kita akan mendapatkan hasil yang lebih baik dalam kita berinteraksi.

Lalu mengapa milenial sering disalahkan? Karena kita memandang mereka dengan parameter kita yang berbeda generasi. Kita hendaknya bisa menerima  bahwa semua orang, terlepas apa generasinya, diperlukan di perusahaan. Karena itu kita harus bisa saling menerima, saling memahami dan saling menghargai satu sama lain.

Dan untuk lebih bisa memahami mereka, saya menyarankan agar para leader perbanyak dialog dengan team, termasuk milenial. Bangun trust dan jadilah Role Model yang menginspirasi dalam menghidupi nilai-nilai perusahaan.

Trust dan Respect Perlu Diraih

Dalam sebuah webinar baru-baru ini bersama DigiHR, ada yang menanyakan, untuk bisa mendapatkan trust dan respect harus mulai ditumbuhkan dari mana? Jawabku

  1. Sebelum kita menjadi seorang leader, kita hendaknya siap dan sudah menjadi Trustworthy Person, demikian kata Stephen Covey.
  2. Mulai dari dirimu sendiri (penanya), karena itu akan lebih baik untuk focus pada diri sendiri, daripada melihat kekurangan orang lain.
  3. Anda sebagai leader karena ada team, dan bersama team kalian harus mencapai suatu hasil. Tunjukan pada team bahwa anda punya komitmen penuh dalam pencapaian hasil tersebut.
  4. Demonstrasikan kepada team bahwa anda siap membantu mereka untuk bisa melangkah bersama atau bahkan lari bersama dalam mencapai tujuan.
  5. Perlihatkan bahwa anda sebagai leader capable dalam memimpin dan mempunyai pengetahuan dan pengalaman memadai untuk dibagikan kepada team.

Jadi anda akan pelan-pelan meraih trust dan respect melalui siapa anda sebenarnya (kepribadianmu) dan melalui performance. Tunjukan dirimu sebagai leader yang genuine.

Memimpin Ragam Generasi

Sementara itu, penanya lain fokus pada team yang beda generasi dengan pola kerja yang berbeda. Bagaimana menyikapinya?

Mulailah dengan pendekatan individu untuk memahami masing-masing anggota team. Manfaatkan kemampuan masing-masing mereka untuk menggandeng mereka bersama team untuk meraih performance yang disepakati bersama. Terus turun dan dialog dengan mereka untuk memahami motivasi masing-masingnya, dan yang paling utama adalah bantu mereka untuk menemukan apa makna penting dari apa yang dikerjakan. Itu akan menjadi motivasi utama yang mendorong mereka untuk giat bekerja.

Terlepas apa generasinya, mereka adalah manusia, yang ingin diperhatikan, dihargai, diberi peran penting. Singkatnya, memanusiakan manusia, memanusiakan semua anggota team.

Berani Berpendapat

Tantangan lainnya menurut seorang penanya, di sebuah perusahaan Start-up, dimana banyak hadir milenial. Ketika mereka ditantang untuk mengajukan usulan atau pertanyaan atau berani berbeda pendapat, hanya 5% yang berani dan selebihnya hanya sekedar nurut.

Yang saya belum sepenuhnya paham dengan pertanyaan ini, adalah mengapa mereka ditantang? Mengajak diskusi team ada seninya. Mendorong mereka untuk mengeluarkan ide, dibutuhkan trust, suasana keterbukaan dimana mereka merasakan keleluasaan untuk menyampaikan pendapat tanpa takut dianggap sepeleh. Jadi bukan mereka yang bermasalah, tapi saya sebagai Leader harus paham bagaimana seni mendapatkan input dari anggota team.

Pertanyaan lain yang sengaja saya pilih untuk disajikan disini adalah:

Adakah saran terbaik yang perlu dilakukan oleh millennial leaders yang sedang memimpin team yang milenial juga? Terkadang, mereka memiliki ekspektasi yang sama-sama tinggi, tapi terkadang sama-sama clueless untuk memecahkan goals bersama karena mereka sama-sama ingin mempertahankan pendapatnya yang somehow tidak semua ide/pendapat selalu bisa fit untuk diaplikasikan.

Millennial leader hendaknya tahu dan bisa menempatkan diri sebagai leader. Tanggung jawab dia sebagai leader adalah antara lain mendevelop anak buahnya, apapun generasinya, untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Tanggung jawab lainnya adalah mampu membawa mereka sebagai team yang kompak untuk mencapai kinerja team, dengan mengesampingkan kepentingan ego masing-masing.

Mengapa Milenial Bertanya

Beda dengan kebiasaan kita di generasi yang lebih senior, milenial memang didorong untuk berani bertanya. Tapi untuk generasi seniorpun mungkin bukan alasan, karena ada pesan nenek moyang kita yang berbunyi: Malu Bertanya Sesat di Jalan. Dan ini pesan yang sangat powerful untuk mendorong kita untuk tidak takut atau malu untuk bertanya. Lalu mengapa Milenial dianggap bertanya melulu?

  1. Mereka bertanya agar lebih paham, mengapa mereka melakukan pekerjaan ini
  2. Mempertanyakan status quo, walau sering dijawab seniornya dengan: sudahlah dari dulu sudah seperti ini, jadi kerjakan saja. Milenial tentu tidak bisa menerima jawaban seperti ini
  3. Agar bisa memahami, bagaimana pekerjaan ini bisa dilakukan dengan cara yang lebih baik, atau demi hasil yang lebih baik.
  4. Mereka di-empower untuk bertanya, jadi mereka merasa berhak untuk mendapatkan jawaban.

Seorang pemimpin yang bijak, akan memperlakukan semua teamnya sebagai manusia tanpa membuat sekat-sekat generasi yang tidak perlu. Dia akan luangkan waktu berharganya untuk berdialog dengan teamnya, baik secara kelompok ataupun secara individu, agar bisa lebih memahami mereka. Langkah ini akan membuat dirinya mendapat trust dan respect dari teamnya, dan sebaliknya dia juga secara tulus memberikan trust dan respect kepada teamnya,

“Building a foundation of trust has lasting benefit, long beyond the team building experience. Trust leads to cohesion, cohesion leads to an environment where team members are willing to take a chance with their ideas and suggestions.” (Eriq Powers)

Bookmark and Share

4 Responses to Meraih Trust dan Respect

  1. Nurita Magdalena says:

    Terima kasih banyak Pak Josef atas tulisannya yang sangat menginspirasi.

    Saya ingin bertanya, situasi saat ini dimana komunikasi langsung dengan tim sangat terbatas karena WFH/WFO membuat saya mau tidak mau harus bljr untuk upgrade diri agar komunikasi ttp 2 arah.

    Sudah bbrapa bulan dilewati dengan video confrence, mmg terjadi penurunan kualitas komunikasi ini sehingga hasil yang diharapkan tidak maksimal (inputan dari tim).

    Apakah ada hal lain yang bisa dilakukan Pak, supaya kualitas komunikasi ttp terjaga bgtu juga produktivitas tim.

    Terima kasih banyak Pak Josef

    Rgds,
    Lena

    • josef josef says:

      Dear Lena, terima kasih berkesempatan mengunjungi blog dan menyimak isinya. Pertanyaanmu perlu saya pahami lebih jauh, karena itu saya akan hubungimu via email. Salam

  2. Nurita Magdalena says:

    Terima kasih banyak Pak Joseph atas responnyaa

Leave a Reply to Nurita Magdalena Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with Facebook

Kisah Rp 10.000,00 yang Mengubah Hidupku

Recent Comments

josef:
Semangat pagi Santi, terima kasih untuk terus menyimak tulisan di blog ini. Semoga bermanfaat, terutama dalam...

Santi Sumiyati:
Selamat pagi Pak Josef. Membaca tulisan Bapak seperti “me-recharge daya” pikiran dan...

josef:
Terima kasih Reinaldo. Saran sederhana sudah dicantumkan dalam komenmu: leader yang mau paham situasi, minta...

Vicario Reinaldo:
Terima kasih untuk sharingnya Pak Josef. Resonate sekali dengan saya yang sering membantu para...

josef:
Terima kasih catatannya mas Anton, setuju harus pandai membawa diri, dalam membangun trust dan respect dari...


Recent Post

  • Mindset Sehat Penuh Syukur
  • Memasuki Lingkungan Baru
  • Menyikapi Teknologi Secara Bijak
  • Sejuta Senyum PEACE HR Society
  • Saling Menyemangati
  • Generosity of Spirit
  • Ciptakan Pengalaman Bermakna
  • Apa Yang Engkau Cari?
  • Asyiknya Belajar Bersama
  • Komitmen Perusahaan akan Peran Ibu