Tag Archives: Tweet Series
Ragam Program Engagement
Program pendekatan oleh para Leader atas stafnya menjadi topik penting karena kedekatan mereka dengan stafnya akan membantu mereka membangun tim yang solid demi mencapai tujuan bersama. Dalam diskusi #CurhatSTAFF Kamis pagi ini saya sengaja mengangkat tema “Ragam Program Engagement.” Seperti apa diskusinya? Continue reading
Boss yang Sukses Membangun Tim
Diskusi pagi ini masih merupakan kelanjutan diskusi tentang “Boss yang asyik.” Topik ini seakan tiada habisnya selama peran Leader itu masih ada. Namun apapun teori di balik peran seorang Leader, ada saja kesenjangan yang ditemukan dalam praktek. Dan itu manusiawi. Continue reading
Boss yang Bisa Mengajak Staf untuk Menjadi Agen Perubahan
Diskusi dengan tema “Boss yang Asyik”, telah mengantar kita ke diskusi yang ke-11. Dan perlu kami garis-bawahi, bahwa diskusi ini bukannya kumpulan complain atau tuntutan, tapi merupakan ungkapan hati staf yang perlu disalurkan melalui sarana yang juga asyik. Sajian ini diharapkan bisa menjadi bahan refleksi kita semua, termasuk saya. Continue reading
Boss yang Berani Mengambil Keputusan
Setiap hari Kamis pagi, sejak Januari 2012, kami ciptakan forum sharing dengan hastag #CurhatSTAFF. Untuk memahami asal muasal forum ini, sebaiknya simak rangkaian Tweet Series tentang Engagement dan #CurhatSTAFF di Blog ini, Dan diskusi hari Kamis 4 Oktober ini pun mencoba memotret figur seorang boss yang asyik, dari kaca mata karyawan bawahan, boss yang ingin ditemui dalam keseharian di tempat kerja. Boss yang dianggap asyik adalah juga boss yang berani mengambil keputusan. Continue reading
Boss yang Memberi Ruang Gerak untuk Bereksperimen
DISKUSI setiap Kamis pagi jam 08:00 selalu memberikan saya energy khusus untuk memulai bekerja. Betapa tidak, sambutan teman-teman di Twitter dengan beragam pandangan, sungguh memperkaya pengetahuan kita semua akan pemikiran teman-teman yang juga dari beragam latar belakang dan pengalaman. Kali ini kita membahas: “Boss yang asyik adalah juga boss yang memberi ruang gerak untuk bereksperimen.” Continue reading